17

271 47 4
                                    


🐣: bagi yang belum membaca part sebelumnya, silahkan dibaca dulu ya guys, biar pembaca bisa nyambung dengan jalan cerita ini sampai ke part selanjutnya.

Silahkan di VOTE dulu readers..
Selamat membaca.. ^^
























Dita pov.

"Maaf ya jin.. Aku nya lama,"

Aku menghampiri Jinny yang sedari tadi sudah menunggu. Jinny terlihat baru saja mengakhiri panggilan dengan seseorang.

"It's okey dit, santai saja." Jawabnya usai menutup telfon.

"Tadi menghubungi siapa?"

"Eoh, itu ... "

Belum sempat lagi Jinny menjawab tiba-tiba terdengar suara seseorang yang kami kenali memanggil dengan sapaan akrab.

"Oppa! "

Aku dan Jinny otomatis menoleh.

Soodam?

Gadisku itu, eh maksudku, soodam terlihat berlari kecil menuju kami.

"ku kira kau meninggalkan aku!" Rengeknya melempar keluhan pada Jinny.

"Maaf, hampir saja. Untungnya kau menelfon.." Kekeh Jinny. "Tadi tuan putri kita harus ke toilet dulu.. " Jelasnya lagi seraya melirik padaku.

Aku sendiri masih diam bersama otakku yang berusaha mencerna.

"Baiklah, kita jadi pergi?" Tanya soodam lagi.

Tunggu dulu, kita?

Aku lalu menarik kecil ujung baju Jinny sebagai kode.

"Psstt....! Kau tidak bilang kalau soodam juga ikut?" Bisikku padanya.

"Oh iya.. Sebenarnya tadi aku mau bilang tapi aku lupa, maaf ya.. Hehe" Jawabnya dengan bisikan yang sama, membuat diriku mendengus pelan.

"Ekhem! apa ada masalah?" soodam berdehem menyadari tingkah kami barusan.

"Eoh, tidak ada.. " Jinny segera mengakhiri kecanggungan ini. "Kita pergi sekarang, dit?" Jinny menoleh padaku, menampilkan smiling eyes andalannya yang lagi-lagi membuatku hanya bisa mengangguk pasrah.

Baiklah, hangout bertiga? Boleh saja. mungkin tadi aku hanya heran sebab Jinny yang lambat memberitahuku.

Kami lalu berjalan bertiga menuju halte. seperti biasa aku dan Jinny hanya akan mengendarai bis jika sedang jalan berdua, dan karena sekarang soodam juga turut serta maka ia pun merasa tidak masalah dengan itu.

Lima menit menunggu, bis akhirnya datang. Jinny reflek memegangi tanganku untuk dibimbing nya memasuki bis, aku menurut saja, namun aku tidak lupa pada soodam, maka kutengokkan kepala untuk memastikan dirinya juga naik dengan aman.

Kebetulan suasana bis sedang padat di jam ini, di dekat pintu kulihat ada satu kursi yang kosong, lalu kupinta soodam untuk duduk disana. Sementara aku dan Jinny terus masuk lebih ketengah untuk mencari tempat.

"Pegangan padaku dit,"

Aku melihat Jinny yang menawarkan lengan kirinya padaku. aku menurut lagi memeluk lengannya sambil tetap berpegangan pada handle penumpang. Kami terpaksa berdiri sebab tidak kebagian tempat.

Jinny tersenyum saat aku melakukannya. Posisi ini juga membuat ku cukup nyaman, yah meskipun agak canggung, kurasa. Harusnya ini sudah menjadi hal yang biasa, namun entah kenapa sejak pernyataan cinta nya padaku, semua perlakuan kecil darinya menjadi terasa begitu sangat istimewa.

RASA INI (didamxdijin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang