🐣: bagi yang belum membaca part sebelumnya, silahkan dibaca dulu ya guys, biar pembaca bisa nyambung dengan jalan cerita ini sampai ke part selanjutnya.
Silahkan di VOTE dulu readers..
Selamat membaca.. ^^Lea pov.
Hatsyiiih.......!
"Eonni, apa tidak sebaiknya kita kembali saja?"
"Tidak perlu, Aku baik-baik saja kok. Aku sudah sembuh"
"Tapi sepertinya tidak begitu,"
"Dokter bilang aku harus lebih banyak bergerak untuk mendapatkan staminaku kembali. Lagipula aku sudah tidak perlu minum obat lagi. Vitamin saja cukup."
Dita hanya mendengus pelan mendengarku yang terus nyerocos disebelahnya sambil tetap mengemudi.
Kami sedang dalam perjalanan menuju studio dance untuk melakukan persiapan akhir sebelum syuting dance cover kami selanjutnya.
cuaca sore ini serasa cukup bersahabat, mungkin karena musim dingin yang sebentar lagi akan berganti ke musim semi, jadi aku bisa keluar rumah lagi setelah beberapa hari kemarin harus terkurung
di rumah karena flu. meski sebenarnya baik musim dingin atau musim semi sekalipun tidak ada bedanya bagiku, masih sama-sama dingin.Dita juga baik sekali sudah mau setia menjaga ku. Berbeda dengan sakit ku yang sebelumnya, kali ini aku hanya terkena flu ringan biasa namun rasa khawatir sahabat ku itu sudah seperti bahwa seolah aku akan mati besok.
Dita bilang dia hanya tidak ingin sakitku bertambah parah maka ia memutuskan untuk menginap di apartemenku agar bisa tetap merawatku.
Yah begitu lah dita, selalu baik dan penuh perhatian, meski pada keadaannya dibandingkan aku, anak itu lah yang sebenarnya lebih butuh diperhatikan.
Hhh.. Bagaimana aku merunut nya kembali?
Mungkin 3 hari yang lalu, Gadis polos itu datang diliputi wajah kesedihan yang entah sejak berapa lama ia berusaha menahannya sampai aku membukakan pintu apartemen untuknya dan pada gilirannya tangis itu pun tumpah membasahi bajuku.
Dita terus menangis tanpa aku menyela sedikitpun. hanya membiarkan nya saja sampai ia puas sendiri.
Selama itu pula tentu aku dibuat terkejut sekaligus heran. Dalam hati bertanya drama apa lagi yang habis ditonton anak ini sehingga membuatnya sesegukan begitu? Baiklah, itu hanya tebakan random yang biasa muncul pertama kali di otakku. Meski dari awal aku sudah punya dugaan sendiri, bahwa gadis Indonesia itu tengah menangis karena cinta.
Oh.. Dan demi dewa, ternyata benar.
Dita akhirnya menceritakan semuanya. Tentang perasaannya, tentang soodam, dan tidak ketinggalan juga tentang Jinny.
dengan sabar aku mendengarkannya dengan wajahnya yang masih basah oleh air mata. Satu box tissue bahkan tidak cukup untuk kami gunakan berdua, hidung kami jadi sama-sama merah. Bedanya Dita menyeka karena tangis, sedangkan aku karena flu.
Jauh-jauh hari aku sendiri sudah punya feeling bahwa hal buruk mungkin akan terjadi. Sebagai kakak tertua sebisa mungkin menasehati dan mewanti-wanti mereka agar tak salah jalan dan tetap fokus pada impian masing-masing. Tapi apa mau dikata, hidup bukan cuma sekadar makan, tidur dan bekerja. Ada kalanya setan juga datang menggoda dan menghancurkan semua.
Pada akhirnya aku hanya bisa menggeleng pasrah sebagai reaksi ku atas kegalauan yang menimpa sahabatku ini. Dia terlalu cupu untuk di pusingi urusan asmara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA INI (didamxdijin)
De TodoAwal pertemuan yang canggung tak membuat dua anak manusia ini enggan memulai jalinan persahabatan yang manis.. meski tidak mudah bagi keduanya karna kendala bahasa dan budaya yang berbeda tp tdk menutupi ketulusan hati untuk saling memberi dan mener...