20

865 52 18
                                        

Dita pov.

Nafas tak beraturan membawa langkah lelahku menuju audio disudut ruangan, dan mataku ini seketika membulat saat melihat sosok lain yang baru muncul disana. Hantu? No, tidak ada hantu secantik ini.

"K-kau? Kenapa disini?"

"Kau juga kenapa masih disini?"

"Aku sedang menari, kau tidak lihat?"
Ujarku begitu saja, lanjut mendekat ke arah audio yang berada tepat disebelah nya.

Aku sedikit kesal, Bisa-bisa nya ada seseorang dengan seenak jidat mematikan musik sementara aku masih belum selesai dengan tarianku.

"Tapi kamu sudah menari sejak tadi,"

"Apa peduli mu? Kau bisa pergi dan tinggalkan aku." Balas ku lagi tanpa melihat kearahnya.

Dan mendapat jawaban kurang menyenangkan dariku, gadis itu pun tanpa aba-aba sontak meraih lenganku untuk berhadapan langsung dengannya.

"Jangan seperti ini, apa aku ada salah padamu? Kenapa sejak tadi berwajah ketus begitu?"

"Soodami, tidak kah kau sadar? Kau sedang mengganggu ku.. Kau diam-diam muncul dan mematikan musik, apa itu sopan? Sebenarnya apa maumu?" Aku melepas diri darinya lalu berjalan untuk mengambil minuman ku. Aku tidak jadi menyalakan musik.

"Baiklah.. Aku mengaku salah. maafkan aku. Tapi setidaknya kau bisa beristirahat sekarang."

Aku menghela nafas, tidak mengerti kenapa soodam bersikap kekanakan seperti ini.

Aku benar-benar sedang tidak ingin diganggu, dan bertemu dengannya adalah satu dari yang paling ingin ku hindari saat ini.

"Kenapa kau kembali soodami? kau ketinggalan sesuatu?" Aku bertanya lagi. Kali ini dengan nada yang lebih serius.

"Dirimu,"

Huh?

"Aku ingin mengajakmu pulang bersama."

Aku yang sementara masih menenggak minuman ku, hampir tersedak. Maka kubiarkan air melewati tenggorokan ku lebih dulu, lalu berucap,

"Terimakasih. Tapi tidak perlu repot-repot, aku bisa pulang sendiri. Lagipula aku masih ingin latihan sebentar lagi." Aku memasukkan kembali botol minumku ke dalam tas, lalu melewati nya untuk menyalakan musikku lagi.

"Zuu bilang baru-baru ini kau gagal audisi, apa itu benar?"

Uh ya ampun.. Ada apa dengannya? aku sudah jelas mengomel dan dia tidak peduli. bisakah dia langsung pergi saja? Maka kujawab sejelas mungkin agar dia berhenti dari bertanya terus.

"Ya, itu benar. Makanya itu aku harus lebih giat berlatih agar bisa lolos untuk audisi selanjutnya." Sahutku malas tanpa melihat nya.

Sejak tadi aku memang tak hirau padanya. Rasa kecewa ku mengharuskan aku untuk membatasi interaksi diantara kami. Tidak peduli  apa yang ada difikirkannya tentang aku.

Namun, bukan soodam namanya jika mengalah begitu saja. Tanpa izin ia lantas meraih tasku lalu dengan entengnya menarik tanganku secara paksa untuk dibawanya keluar ruangan. ia juga masih sempat mematikan lampu saat melewati pintu, tanpa mempedulikan aku yang  sudah jelas terkejut dan setengah berteriak akan perlakuannya.

"Hey..! Aku mau dibawa kemana?? Soodaaaam.......?!"

_________

Dita kini tengah berada didalam sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan sedang, melewati jalan-jalan kota Seoul yang didominasi oleh kerlap-kerlip lampu-lampu khas pemandangan malam.

RASA INI (didamxdijin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang