~ Part 10, Nightmares? ( Bonus Angst ) ~

163 12 0
                                    


{ Third Person }

"...." Indo terdiam di tepi kasur saat sudah senja hari.. Dia baru melihat chat dari grup ASEAN team di laptop, bahwa Malaysia kemarin baru saja tertembak 4 peluru di kepala, paru-paru dan kaki.. Ditambah lagi dengan Thai yang kemarin juga baru tertembak di kepala, sehingga tak lama kemudian sudah tidak bernyawa,, tinggal jasadnya saja.. Malaysia sedang dioperasi, kondisinya kritis, apalagi pelurunya sebenarnya ada racun yang terkandung di dalamnya.. Dipastikan Malay akan meninggal 2 sampai 3 hari lagi jika kondisinya terus-terusan kritis seperti ini.

"Ka.. Aku salah apa ya kak..? Tolong kasih tau adikmu ini..." Tanya Indo dengan nada yang lembut, namun benar-benar menyedihkan. Indo sudah tahu kakaknya yang komunis itu sedang duduk di sampingnya, namun dia hanya tak mau memperlihatkan dirinya. "Kakak, kakak masih sayang Nusa g? Masih sayang kan..? Iya kan......?" Gumam Indo dengan nada yang rendah, nafas sudah tak terkontrol. Lama-kelamaan, Indo mulai terisak, lalu.. air matanya itu jatuh.

"Kakak..*isakan*, jawab pertanyaan Nusa.. *isakan*, kumohon.. *isakan*.." Ucap Indo dengan terbata-bata, dia segera mengambil bantalnya, lalu memeluk bantal empuk itu. PK! pun mulai merasa kasihan, Ia hanya merangkul Sang Adik yang tengah menangis itu menggunakan lengan kirinya. "Shh, diamlah.." Gumam PK! dengan nada yang begitu lembutnya. PK! pun secara tiba-tiba menghilang, ternyata oh ternyata, dia mengambil tubuhnya itu. PK! lalu muncul di depan wajah Indo yang imoet dan tak berdosa itu ( Beneran nih mang? ), memandang matanya sebentar.

{ Republik Indonesia's POV }

Ka PK! muncul tepat di depan wajahku, wajahnya sejajar denganku.. Ah? Dia mengambil tubuhnya yang sebenarnya kembali.. Mata zamrud hijau ka PK! selalu saja membuatku tenang, seperti ada suatu mantra yang memaksakan ku untuk damai dan diam sejenak. Ka PK! bibirnya merah muda, sepertiku, semua bentuk wajahnya mirip denganku, bahkan rambut sampai kaki saja mirip sekali denganku. Hanya,, mata kuning-keemasan dengan cairan itu membedakan kita.. Padahal, kita bukan kembaran sama sekali.. Kakak PK! lebih tua 18 tahun dariku.

Tangan kanan ka PK! lalu menyentuh pipiku yang sudah merona merah muda itu, mengelap setiap air mata yang mengalir dan berjatuhan di wajahku yang pipi dan hidungnya sudah merona merah muda lembut itu.. "Maafkanku, kakak masih sayang Nusa ko.." Bisik ka PK! sambil memandang kedua mataku yang berwarna zamrud hijau lembut yang sama persis sepertinya. Aku hanya bisa menangis saja, tak mampu berkata-kata...Tak tahu mengapa, aku merasa sedikit malu, rasanya pipiku makin merah saja..

Ka PK! pun naik ke kasur lalu mendorong ku ke tengah namun di ujung kasur queen-sized milikku itu, lalu berganti posisi duduk dan memelukku. Sekarang, ka PK! wajahnya masih benar-benar dekat dengan wajahku, ujung hidung kita pun bersentuhan. Lalu ka PK! menarikku untuk jatah pelukku, rasanya seperti sudah 3 minggu tidak merasakan hangatnya pelukan ka PK!.. ( Sebentarr, disini kalau si PK! merasuki tubuh seseorang maupun punya dia sendiri, otomatis organ-organnya masih berjalan dengan normal, bahkan jika tubuh itu sudah menjadi jasad. Maka, masih ada rasa hangat yang di tubuh yang dirasuki. )

{ Third Person }

Sang Kakak pun memeluk Sang Adik yang sedang benar-benar memerlukan penghiburan dan kehangatan dari Sang Kakak yang begitu mencintainya. Mereka berdua berpelukan di kasur, kira-kira begini posisi mereka..

( Credits to the owner )( G bisa cari yg dua-duanya laki 😭, eh tapi kalau kek begitu kok jadi agak laen yah )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Credits to the owner )
( G bisa cari yg dua-duanya laki 😭, eh tapi kalau kek begitu kok jadi agak laen yah )

Seketika, suasana di ruangan itu pun menjadi hangat. Sang Adik tak mau melepaskan pelukan Sang Kakak, Sang Kakak pun juga tak mau melepaskan pelukan hangat itu. Mereka berdua pun berlama-lama berpelukan, tak terasa, sudah 30 menit mereka berpelukan.. Dan,, Indo juga masih terisak di bahu PK!. "Sudahlah dengan tangisanmu itu, aku sudah memenuhi perintahmu.." Ucap PK! dengan nada yang lembut. Indo pun mencengkeram dengan lebih keras bagian belakang alias punggung PK!.

PK! tetap belum menyerah menenangi adiknya itu, Ia membelai adiknya tersebut dengan begitu halus.. PK! pun membelai rambut sehalus sutra dari adiknya yang begitu memerlukan kasih sayang itu. "Hei, Nusa.. Aku berjanji akan tetap menyayangimu apapun yang terjadi, jadi tolonglah hentikan tangisan menyedihkan itu." Janji PK! pada adiknya yang tercinta itu. "A-Apapun yang terjadi..?" Gumam Indo dengan nada yang begitu lembut dan terbata-bata. "Apapun yang terjadi." PK! memastikan dengan senyuman indahnya itu, senyuman tulus yang membuat dirinya disukai Indo sejak dahulu kala saat mereka masih masa kanak-kanak.

Sang Adik lalu tersenyum lembut mendengar perkataan Sang Kakak, lega rasanya mendengar kata-kata itu saat suasana hati sedang kacau dan begitu cemas. Sang Kakak menyayangi Sang Adik, bukankah persaudaraan yang begitu hangat? Hanya satu kalimat yang dapat diucapkan oleh keduanya itu.

"Apapun yang terjadi, aku tetap menyayangimu.."

[ To Be Continued ]

Astagah, perlu banget motivasi yang banyak sekalih buat bikin part yang satu ini! Tetapi, kuharap kalian menyukai ceritanya. Literally, bonus part ini isinya angst semua. Yaa, yang lain juga sihhh. Yasudah, terima kasih buat yang udh setia baca ceritanya sampai part 10, padahal bikin ini gara-gara gabut sekalih sampe bikin part 1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan 10! Sekian untuk cerita kali ini! Bye~

817 Words

~ Apapun yang terjadi.. ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang