XXV : I Love You! [Ending]

181 15 7
                                    

Pesta pernikahan Putra Mahkota dan Putri Mia digelar begitu meriah. Bahkan, akan dirayakan selama tiga hari tiga malam dengan banyak rangkaian prosesi yang akan dilaksanakan. Selain para tamu undangan yang begitu antusias, semua rakyat malah lebih antusias dengan pernikahan Putra Mahkota. Terlebih, kesan baik Putri Mia sebagai calon Ratu masa depan membekas di hati.
 
Semua orang memberikan doa terbaik untuk kehidupan sang mempelai yang telah mengucapkan janji suci yang begitu sakral di Gereja Imanuel National Tora dan ditayangkan di seluruh siaran televisi nasional, hingga bisa disaksikan dengan perasaan suka cita.
 
Lantas, setelah acara pengucapan ikrar telah usai dilakukan. Selanjutnya, Putra Mahkota dan Putri Mia akan diarak dengan kereta kuda yang telah dipermak bak cerita dongeng. Mereka mengelilingi pusat kota dan menyapa para rakyat yang sudah menantikan hal ini jauh-jauh hari setelah deklarasi tentang pernikahan keduanya, lalu kembali menuju Istana Kerajaan.
 
Tidak sampai di sana, pihak Kerajaan menggelar acara pesta dansa saat malam tiba—terkesan seperti resepsi. Akan tetapi, hanya orang-orang tertentu yang bisa ikut dan membawa pasangan mereka.

Oleh karenanya, menjadi alasan kenapa Swan bisa berada di antara para orang-orang penting berkat Ocean Livingston, pujaan hatinya yang begitu tampan dan berkarisma dengan setelan jas berwarna hitam. Lalu, ia sendiri yang menggunakan gaun berwarna perak yang menjuntai hingga tumit dengan bagian atas berbentuk v neck. Gaun itupun atas rekomendasi Ocean sendiri. Mengingat, Swan tidak memiliki waktu banyak untuk mengurus soal kostum di pesta dansa.
 
Keduanya berjalan dengan anggun. Swan mengapit jemarinya ke lengan Ocean. Seraya ia juga memerhatikan langkah agar tidak jatuh--malu rasanya jika itu akan terjadi.
 
“Huh, aku tidak bisa bohong. Menyebalkan sekali menggunakan high heels,” ucap Swan yang mengeluh.
 
Ocean yang mendengar langsung terkekeh. “Tahan sebentar, Sayang. Akan tetapi, sepertinya harus belajar terbiasa. Aku ke depannya jelas akan mendapatkan banyak undangan seperti ini. Aku ingin terus mengajakmu. Mengenalkan pada dunia jika kaulah gadisku, masa depanku,” jawab Ocean begitu enteng. Tidak memedulikan jika Swan kini bersemu merah.
 
“Gombal sekali. Dari mana kau belajar?” tanya Swan dengan sebelah alis terangkat.
 
Ocean tampak berpikir. “Hm, Gerry mungkin? Dia begitu mahir dalam hal ini. Terbukti temanmu saja langsung jatuh akan pesonanya.” Dalam hal ini, Swan tidak bisa menolak. Qia bahkan lebih gila darinya soal cinta kala bersama dengan Gerry. Akan tetapi, Swan belum melihat Qia maupun Gerry.
 
“Kuharap dia tidak mempermainkan, Qia! Dan juga, awas jika kau menggombal gadis selain aku!” kata Swan dengan nada yang begitu tajam.
 
Ocean jelas senang mendengar kalimat akhir sang pujaan hati untuk dirinya. Lekas, ia mencium punggung tangan Swan dengan wajah berseri-seri. “Kita bisa memberikan kepercayaan pada Gerry dan tentu saja Sayangku, aku hanya akan mengombalmu.”
 
Keduanya terus berbicara banyak hal, hingga tanpa mereka sadari, Putra Mahkota dengan Raja Andreas kini berada di sekitar mereka. Langsung saja Swan dan Ocean menunduk--memberikan hormat.
 
“Semoga kebaikan terus bersama, Yang Mulia Raja dan Putra Mahkota,” ucap Swan dan Ocean serempak.
 
Putra Mahkota dan Raja Andreas membalas dengan senyum sederhana. Lalu, Putra Mahkota tersenyum mengejek pada Ocean yang kini memeluk pinggang Swan dengan posesif. “Aku tidak menyangka jika kalian berdua benar-benar sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Bahkan, kau membawanya ke acara-acara seperti ini.”
 
Dengan wajah berseri-seri, Ocean mengangguk. “Tentu saja, Putra Mahkota. Selamat atas pernikahanmu. Semoga selalu bahagia,” ucap Ocean. Swan memilih diam saja. Ia membiarkan Ocean yang lebih banyak bersuara.
 
“Sungguh, Ocean. Aku sebenarnya sempat berharap jika rumor itu hanyalah bualan saja. Mengingat, aku sempat ingin menjodohkanmu dengan Putri Selena.” Raja Andreas berkata dengan diiringi dengan kekehan. Putra Mahkota dan Ocean ikut tertawa sederhana, tetapi berbeda dengan Swan yang setelah mendengar itu, suasana hatinya mendadak sangat buruk--hancur berantakan.
 
***
 
Bagian utama Aula Universe sudah disulap sedemikian rupa untuk menjadi lantai dansa bagi para tamu undangan ketika pesta dansa dimulai dengan diawali dansa pertama antara Putra Mahkota dan Putri Mia. Setelah itu, lantai dansa lalu diisi dengan beberapa orang beserta pasangan mereka yang mencoba untuk melakukan dansa.
 
Tidak terkecuali Ocean yang menuntun Swan untuk melakukan dansa. Swan sendiri tidak menolak. Ia menurut dan menuntun kedua jemarinya untuk bertengger di kedua pundak Ocean. Sementara Ocean berada di pinggang Swan.
 
Hanya saja, suasana hati Swan begitu buruk setelah perkataan Raja Andreas. Ocean pun bisa membaca itu ketika Swan memilih memalingkan wajah. Ia tersenyum tipis. “Lupakan perkataan, Raja Andreas. Dia hanya bercanda.”
 
Ucapan Ocean berhasil membuat Swan menoleh. Ia tersenyum miris. “Tetapi kalian memang cocok jika disandingkan. Lagi pula, kalian’kan berada dalam ikatan dan keturunan yang sama.” Jika mengingat ini, Swan langsung merasa ketakutan dan gelisah. Walau Ocean tidak pernah mengungkit soal keturunan, tetap saja ia merasa tidak percaya diri. Terlebih, bagaimana rekam jejak Ayahnya yang begitu buruk.
 
Ocean belum membalas. Sebelah jemarinya ia biarkan menggenggam jemari Swan. Mengikuti irama lagu dansa yang sering mengiringi, lalu membuat Swan melakukan putaran kala Ocean menaikkan jemari. Kedua tangan mereka tergenggam dan keduanya mendekat kemudian menjauh. Lantas, Ocean kembali menaikkan jemarinya hingga Swan melakukan putaran begitu indah.
 
Walau dengan suasana hati yang buruk, Swan tetap bisa melakukannya dengan baik. Ia bisa mengimbangi Ocean.
 
“Dengar aku! Tidak ada yang bisa mengubah apapun. Di masa kini atau di masa depan nanti, aku hanya ingin kau, Swan yang mendampingiku hingga akhir hayat nanti. Aku ingin mengajakmu menua bersamaku. Tidak ada selain Swan,” ucap Ocean yang bisa didengar Swan begitu jelas.
 
Swan terenyuh. Jika orang mungkin menganggap itu sebagai ungkapan biasa, Swan mendengarnya lebih dari luar biasa. Ocean begitu tulus mengatakannya, belum lagi tatapan Ocean yang terus menoleh ke arahnya begitu lembut. Swan tersentuh. Ia bahkan tidak bisa kembali fokus berdansa dan menghentikan dansa secara sepihak. Swan saja tidak menyadari jika air matanya yang satu persatu jatuh membasahi pipi.
 
Ocean pun dibuat begitu panik. “Apa aku salah bicara? Bagian mana yang membuatku bahkan menangis, Sayang? Aku--“
 
Ocean tidak lagi berkata kala Swan memeluknya dengan erat. Keduanya masih berada di lantai dansa, tetapi mereka ada di bagian pinggir. Ocean yang sebenarnya tidak paham, memilih untuk menenangkan Swan dengan perasaan campur aduk.
 
“Sayang, katakan masalahmu apa—“
 
“Ocean, aku ... aku mencintaimu. Maaf jika memiliki begitu banyak kekurangan. ” Bisikan halus itu terdengar mengalun di telinga Ocean yang sebelumnya begitu khawatir. Ocean tersenyum lebar. Ia bisa merasakan Swan yang memeluknya semakin erat, hal itu karena menyembunyikan semburat merah di wajahnya setelah mengatakan hal itu.
 
Ocean langsung mengangguk. Perlahan, melepaskan pelukan di antara mereka. Ia mengamati dengan lekat wajah Swan yang sedang malu-malu--sangat menggemaskan. “Apa yang kau lihat?” tanya Swan sewot di sela tangisnya.
 
Lucu sekali. Ocean begitu gemas, hingga tidak menyadari ia mencium kening Swan cukup lama. Ia bahkan tidak peduli jika menjadi sorotan publik karena pesona pujaan hatinya mengalihkan seluruh dunianya. Bahkan, tidak ada yang bisa menghentikan Ocean untuk berkata, “aku juga mencintaimu, Sayangku. Sangat mencintaimu dan aku tidak peduli soal kekurangan yang kau anggap ada dalam dirimu. Karena bagiku, kau begitu sempurna."

Lekas, Ocean kembali merengkuh tubuh Swan untuk masuk ke dalam pelukannya. Baik ia dan Swan menikmati kenyamanan dan momen yang tercipta saat ini.

 Baik ia dan Swan menikmati kenyamanan dan momen yang tercipta saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceritanya udah tamat sampai sini yah, manteman. Huah, nggak nyangka bisa tamat, yahh!

Menurut kalian, bagaimana sih cerita ini? Coba komen👉👈😃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut kalian, bagaimana sih cerita ini? Coba komen👉👈😃

Jujur, aku pernah stuck dan merasa nggak bisa tamatin ini, tetapi karena merasa ada tanggung jawab, akhirnya aku bertekad buat namatin The Prince and The Swan dan Alhamdulillah, bisa tamat juga😭aku senang banget pokoknya. Makasih udah dukung aku😍sayang kalian💜

Luv, buat kalian semua pokoknya.

Dan, terima kasih banget buat Storamedia
yang telah memberikan aku kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam tantangan, sehingga aku bisa belajar konsisten dengan cerita yang ku tulis ini.

Tetap ikutin dan menanti cerita dari Jnurpriyanti18, yah teman-teman 🦋

The Prince and The SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang