01

2.4K 62 9
                                    

Suara pintu kantor ditutup terdengar nyaring. Ayah Itt masuk dengan ekspresi bingung di wajahnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa Itt terus mengerutkan kening seperti itu," ayah Itt bertanya kepada menantu laki-lakinya yang sedang duduk di meja kerjanya.

"Tidak ada Ayah. Itt kesal karena aku tidak menepati janjiku." jawab Day dengan tenang.

"Janji apa?" Lanjut ayah Itt.

"Kemarin aku berjanji membawanya ke toko kue milik Nam. Itt bilang dia ingin mencoba rasa kue yang baru. Tapi ayah lihat sekarang, pekerjaanku masih menumpuk" ucap Day dengan nada normal.

"Ah..., Hanya karena itu saja," kata ayah Itt saat mengetahui alasannya.

Day mengangguk.

Itt mengeluh pada Day karena tidak menepati janjinya. Padahal Day sudah mengatakan bahwa itu tidak batal. Hanya menunda sampai malam. Day ingin menyelesaikan pekerjaannya dulu.

Itt dan Day telah bersama selama lebih dari dua tahun. Terkadang mereka bertengkar, terkadang mereka baik-baik saja, seperti sepasang kekasih pada umumnya. Day tetap konsisten dengan keseriusan, ketenangan, dan keganasannya. Namun mungkin tidak sebanyak sebelumnya. Dan Itt, dia tidak banyak berubah dari sebelumnya, tapi dia menjadi lebih nakal dan bodoh, yang selalu membuat Day pusing.

"Itu dia," jawab Day sambil mendesah frustrasi.

"Kamu tidak boleh terlalu memanjakannya," kata ayah Itt bercanda.

"Ayah tahu seperti apa putramu," kata Day kembali.

Ayah Itt tidak berkata apa-apa lagi. Dia lalu meminta dokumen kerja sama dengan seorang teman.

Day bahkan tidak berpikir untuk berdamai dengan kekasihnya sekarang. Karena dia tau, Itt akan menyadari nanti.

Tok tok tok

Ada ketukan di pintu kantor. Sebelum ibu Itt membuka pintu sambil menyeret lengan putranya. Day mendongak sedikit sebelum mengangkat alisnya karena heran.

"Oh, apa yang terjadi?" Ayah Itt bertanya.

"Membawa si idiot ini kembali ke Day," kata ibu Itt sambil tersenyum.

Wajah Itt semakin berkerut.

Ayah Itt menggeleng, karena tingkah putranya itu.

"Bisakah kamu mengendalikan sikap bodoh dan keras kepala itu? Day sedang sibuk, jika kamu ingin punya waktu luang, belajarlah untuk membantu," kata ayah Itt memarahinya

"Aku sudah bilang padamu ayah, aku tidak pandai mengurus administrasi, aku tidak pandai dalam hal itu. Lebih baik aku membantu pekerja bengkel," kata Itt.

"Lalu kenapa kamu tidak belajar mekanik dari awal? Hei, aku belum pernah melihatmu melakukan apa pun di bidang studimu" gerutu Ayahnya. Wajahnya berkerut sebelum dia duduk di sofa.

"Yaaa... Itu karena Gear... aku belajar di sana," kata Itt dengan suara rendah.

Ayah Itt tahu bahwa Itt memilih belajar mengikuti teman-temannya. Namun karena itu yang diinginkan putranya, ayah Itt membiarkannya. Alhasil Itt bisa lulus meskipun ia tidak mempunyai nilai terbaik. Bagi ayah Itt hal itu tidak menjadi masalah asal Itt tetap bisa membatu di toko. Terlebih sekarang ada anak mantu yang ikut membantu mengurus bisnis keluarga.

"Nak, hati-hatilah, kalau kamu terus terusan bodoh suatu hari nanti Day akan lelah. Dia bisa meninggalkanmu." kata ayah Itt sambil bercanda.

"Ayah, kenapa berbicara seperti itu? Day tidak akan berani meninggalkanku," kata Itt dengan nada kasar karena marah.

Day Itt 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang