"Ti... Tidak..., aku bisa melakukannya sendiri." kata Itt cepat. Dia memunggungi Day karena malu dilihat Day dalam keadaan seperti tadi.
Tapi Day, tetap berjalan mendekati Itt.
Day menggunakan satu tangannya untuk melingkari pinggang Itt.
"Day, celanamu nanti basah," Kata Itt masih tidak berani menghadap kearah Day.
“Kalau basah, aku hanya perlu menggantinya,” kata Day dengan suara serak. Hidung mancung sekarang berada di belakang telinga Itt, lalu turun ke bahu mulusnya. Membuat Itt tidak berani banyak bergerak.
Itt lalu mendengar suara resleting dibuka. Memberitahunya bahwa Day akan melepas celananya. Dan benar saja, Itt merasakan sesuatu yang keras dan panjang menusuk bokongnya
"Apa aku melakukan ini dengan mu setiap hari?" Day bertanya dengan suara serak.
Gigi tajam Day menggoda bahu Itt. Kaki Itt terasa bergetar karena nya.
Itt masih berdiri di bawah shower membelakangi Day. Salah satu tangan Day bertumpu di dinding di sisi Itt. Tangan satunya masih melingkari pinggang Itt, membuatnya tidak bisa bergerak kemana-mana.
“Jawab,” kata Day lagi dengan suara rendah. Dekat dengan telinga Itt.
"Tidak setiap hari," jawab Itt dengan pelan dan sambil menundukkan kepala.
“Berapa kali dalam seminggu? Berapa kali sehari?” Day bertanya lagi.
Itt tidak mengerti kenapa kekasihnya bertanya
"Jawab aku," kata Day sambil mengubur wajahnya di leher Itt dan menggigiti leher putih Itt.
"Ter... tergantung moodmu. Bisa tiga kali seminggu. Empat kali dalam seminggu juga sering," jawab Itt pelan.
"Dan berapa kali sehari, berapa kali? jawab semuanya, kenapa aku harus bertanya lagi?" Ucap Day dengan suara serak.
"Bisa dua, bisa tiga," Jawab Itt
"Jadi aku sering melakukan ini?" Day bergumam pelan.
“Jadi mulai sekarang, aku harus melakukan ini padamu setiap hari agar aku bisa mengingatnya dengan cepat, kan? lanjut Day, membuat Itt segera berbalik menatap wajah kekasihnya itu.
"Bajingan, Day. Aku bisa mati kalau seperti itu." kata Itt dengan wajah panas.
"Dokter menyuruhku untuk melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan bersama-sama. Supaya ingatanku bisa cepat pulih. Dan aku rasa ini adalah aktivitas yang paling sering aku dan kamu lakukan bersama-sama," kata Day dengan suara pelan.
Itt segera berbalik ke arah kekasihnya. Dia lalu mendorong dada Day untuk membuatnya Day menjauh dari dirinya, tapi Day tidak bergerak.
"Apakah kamu ingin mengingatnya atau kamu hanya ingin melepas nafsumu?" Itt bertanya dengan tidak percaya. Matanya menyipit pada Day. Namun masih ada rasa ketakutan di matanya.
Day berdiri diam, menatap Itt.
Day tiba-tiba menyalakan shower. Membuat aliran air turun ke kepala Itt yang berada tepat di bawahnya. Itt menggelengkan wajahnya ke kanan dan kekiri karena terkejut saat air mengenai wajahnya. Tapi dia bahkan tidak sempat membuka mulut untuk memarahi kekasihnya karena bermain air seperti itu, Bibir dingin Day dengan cepat menabrak bibir Itt.
"Eeemmm...!"
Erangan terdengar saat Day menciumnya dengan kasar. Dan mencoba memasukkan lidahnya kedalam mulut Itt. Tapi Itt tidak mau membuka mulutnya.
Dengan penolakan Day untuk menjawab pertanyaan tersebut, Itt akhirnya berpikir dalam hati bahwa Day hanya ingin melampiaskan nafsunya.
Day terus menciumnya dan mencoba memasukkan lidahnya yang panas. Tapi Itt tetap menutup rapat mulutnya.