Setelah makan malam, Day kembali menyendiri di kamar, mencoba mencari tahu ke mana perginya Itt.
"Kemana kamu pergi?" Day bergumam sendirian.
Day mencoba melihat berkeliling ke setiap sudut kamar. Mencari sesuatu yang mungkin bisa merangsang ingatannya. Tapi, setelah beberapa lama dia masih tidak mendapat apa-apa.
Day pergi kebalkon kamarnya. Mencoba meredakan stress dengan merokok.
Day sudah puluhan kali mencoba menghubungi Itt, tapi tidak pernah tersambung.
Day menatap ke arah langit dan harus menghela nafas. Karena bagaimanapun dia melihat, Day tetap tidak bisa melihat bintang. Langit di Bangkok tertutupi cahaya lampu.
•
•
•
Sementara Itt yang berada di depan tenda melihat bintang yang tak terhitung jumlahnya. Tapi Itt tetap merasa kesepian karena berbaring dan melihat bintang sendirian.
Saat hari sudah larut malam, angin semakin kencang, membuat tenda sedikit berguncang, namun Itt tetap berada di dalam tenda. Dia sudah menyiapkan segalanya. termasuk kasur, bantal, selimut. Itt sudah biasa datang bersama Day sehingga dia tahu apa yang perlu dibawanya. Hanya saja, Itt tidak berpikir untuk menyiapkan peralatan dapur apapun karena dia tidak bisa berbuat apa-apa dengan itu. Lagi pula masih ada tenda penjual makanan jadi Itt tidak terlalu khawatir tentang makanan.
Itt mengambil ponselnya dan menatapnya bimbang. Dalam hatinya, ingin sekali dia menghubungi Night dan bertanya tentang Day. Tapi Itt mencoba untuk tetap bertahan. Jadi dia kembali meletakkan ponselnya.
"Aku harus bertahan. Ini masih hari pertama." Itt bergumam dalam hati,
Itt lalu memaksa dirinya untuk tidur. Sambil mendengarkan suara air terjun bercampur suara permainan gitar rombongan turis lain. Sampai akhirnya dia pun tertidur.
......
Itt terbangun saat dia mendengar orang berbicara. Dia lalu bangkit dan membuka tenda. Ternyata hari sudah pagi. Itt melihat beberapa wisatawan bergerombol untuk melihat matahari terbit. Angin masih bertiup walau tidak sekuat malam sebelumnya. Meskipun begitu, tetap membuat Itt merasa kedinginan.
Itt memutuskan untuk meninggalkan tenda untuk ikut melihat matahari terbit.
"Aku bangun tanpa alarm," kata Itt pada dirinya sendiri, tidak terlalu keras.
Ini pertama kalinya Itt bangun sepagi ini tanpa harus menggunakan alarm atau membiarkan Day membangunkannya.
Itt mengenakan atasan lengan panjang dan duduk di batang kayu besar yang terbelah menjadi dua bagian.
"Anak muda, bisakah kamu mengambil foto untukku?"
Sebuah suara terdengar dari arah belakang. Itt menoleh dan melihat seorang pria berusia sekitar lima puluh tahunan berdiri bersama seorang wanita seusianya. Dan mereka berdua memandangnya sambil tersenyum.
"Tentu," jawab Itt segera, sebelum mengambil kamera dari tangan paman itu.
"Bu, cepatlah datang dan berdiri di sampingku,"
Paman itu memanggil istrinya. Sang istrinya berhenti segera berdiri di sampingnya keduanya berdiri berdampingan sambil saling berpelukan di pinggang. Itt tersenyum melihat pemandangan didepannya itu. Sebelum mengambil beberapa foto untuk mereka. Itt lalu menyerahkan hasil fotonya untuk dicek terlebih dahulu. Apakah memuaskan atau tidak.
"Terima kasih banyak," kata bibi sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa," Jawab Itt.
Akhirnya Itt bisa berbicara dengan orang lain setelah dari kemarin dia berbicara dengan dirinya sendiri.