“Itt, tenanglah.” Belle dengan cepat menenangkan Itt karena kini para pedagang dan beberapa pengunjung pasar sedang melihat kearah meraka.
"Apa-apaan itu?" Day berkata kembali dengan nada rendah.
"Itu kamu..." bantah Itt, tapi melihat mata tajam Day membuat Itt berhenti berkata.
"JIKA kamu tidak ingin membantu, tunggulah di dalam mobil," kata Day dengan suara yang dalam, sebelum mengambil kantong plastik dari tangan Itt dan berjalan meninggalkan mereka untuk terus membeli barang-barang lain.
Itt memandang Day tidak percaya.
"Itt, tenanglah. Kamu harus menahan diri. Apa yang dia katakan adalah karena Day tidak ingat. Jika Itt terus berpikir terlalu banyak tentang semua yang dikatakan oleh Day. Itt akan merasa tidak nyaman sendiri,” saran Belle.
“Apa yang harus aku lakukan, P'Belle. Setiap kata berdampak besar pada suasana hati ku.” Itt berkata dengan lemah.
"Cobalah untuk tidak terlalu memikirkan setiap perkataan Day. Jika Day sudah bisa mengingat lagi, Day tidak akan mengatakan apa pun yang menyakiti hati Itt seperti itu” kata Belle, sedikit menenangkan.
"Saat seperti ini. Jangan bertengkar," kata Belle lagi.
Itt menghembuskan nafas panjang.
"Ya, aku akan mencobanya," jawab Itt. Sepertinya dia harus menahan diri lebih lama lagi.
"Kurasa sebaiknya kita menyusul Day sekarang. Masih ada yang perlu kita beli," kata Belle lagi.
Itt mengangguk menyetujui. Mereka lalu berjalan mencari keberadaan Day.
Day terlihat sedang memilih sayuran.
“Biarkan aku membantu membawanya.” Itt mendekat dan berbicara pelan kepada Day.
Itt ingin mengambil beberapa kantong plastik ditangan Day. Tapi Day menolaknya.
"Tidak,'' kata Day dengan suara rendah.
Itt terdiam saat mengetahui bahwa Day masih marah.
"Maafkan aku, aku hanya tidak ingin kamu berkata seperti itu," ucapnya pelan.
Day melirik sedikit ke arah Itt.
"Meributkan hal-hal kecil seperti itu. Apa kamu seorang wanita," kata Day.
Itt diam tidak menjawab.
“Pilih kubis putih,” kata Day kemudian..
Perkataan Day membuat Itt melihat Day dengan bingung.