“Lalu sekarang? Apa dia mencintaimu?” Gear bertanya balik, menyebabkan Itt langsung membeku.
"Dia mencintaiku... Dia hanya tidak bisa mengingatnya," katanya dengan suara rendah.
"Bagaimana perasaanmu? Dia mencintaimu, tapi dia tidak ingat." Gear bergumam.
"Oh, sungguh kacau." Itt berkata dengan sedih karena dia sendiri tidak tahu bagaimana harus menanggapi temannya.
"Aku ke atas untuk ganti baju dulu," kata Gear menepuk pundak temannya untuk memberi semangat. Dia lalu bangkit dan meninggalkan dapur.
Itt berdiri diam sejenak dan pergi mencari Day juga.
“P' Itt, P' Neil baru saja menelepon. Katanya dia akan datang ke sini untuk merayakan P' Day melepas gipsnya." Kata Night saat melihat Itt keluar dari dapur.
“Hanya melepas gips, apa mereka harus merayakannya?” Itt mengangkat alisnya saat heran.
“Hihihi, mungkin mereka hanya mencari alasan untuk minum,” kata Night sambil tersenyum.
“Siapa yang datang? Hanya dua idiot itu?” Itt bertanya lagi.
"Aku tidak yakin. Karena itu, Night berencana mengajak P'Itt keluar untuk mencari bahan masakan," kata Night.
“Jadi Night tidak akan mengajak Gear?” Itt bertanya dengan heran. Karena biasanya Night selalu mengajak pacarnya jika ingin keluar.
“Night ingin membawa P'Itt keluar. Selama Phi Day sakit, phi Itt hanya tinggal di rumah untuk menjaga P'Day. Ayo keluar dan bertemu banyak orang." Night berkata kembali dengan nada khawatir
Itt tersenyum kecil.
“Aku keluar hari ini,” jawabnya.
“Itu berbeda dengan apa yang night maksud. Pokoknya Night ingin phi Itt mengantarku keluar sekarang.” Kata Night dengan nada serius.
“Dan siapa yang akan mengurus Day?” Itt masih mengkhawatirkan kekasihnya.
“P'Day sudah melepas gips nya. Phi Itt tidak perlu khawatir," lanjut Night.
Bukan berarti Night tidak peduli dan tidak menyayangi kakaknya. Tapi Night ingin Itt beristirahat dan membuka matanya. Terlebih lagi, Night tahu kalau kakaknya dalam keadaan sehat.
"Kamu harus memberi tahu mereka terlebih dahulu," kata Itt dengan suara rendah.
“Jadi, P'Itt, beritahu P'Day dulu. Nihht akan naik ke atas dan berganti baju sebentar." Kata Night sambil tersenyum lalu berjalan ke kamar tidurnya.
Itt berjalan mendekati Day..
"Kemana kamu pergi?" tanya sebuah suara, membuat Itt mengangkat alisnya karena terkejut.
Day tahu dia and Night akan pergi?
“Yah, Night mengajakku pergi berbelanja. Aku akan pergi bersamanya.” Itt menjelaskan. Sudah menjadi kebiasaannya, jika dia pergi, dia selalu memberitahu kekasihnya itu.
“Jadi kenapa Gear tidak ikut dengan adikku?” Day bertanya dengan suara tegas.
"Night ingin aku yang mengantarnya." Dia menjawab.
Day mengerutkan kening.
“Tapi jika kamu tidak melepaskanku…” Itt berbicara ketika dia melihat ekspresi marah kekasihnya.
"Apa aku bilang aku tidak akan membiarkanmu pergi?" Kata Day cepat.
Itt terdiam. Takut dimarahi lagi.