-Prolog-
Sagara sedang berusaha untuk memasuki alam mimpi nya dengan nyaman, namun nyantanya dia tidak bisa tertidur.
Sagara menduduki diri nya di atas kasur nya, Sagara turun dari kasur nya yang berada di atas karena kasur nya tingkat.
Sagara menuruni anak tangga yang ada di sebelah kasur nya itu dengan perlahan, takut jika adik nya itu terbangun dari tidur nya.
Setelah sudah selesai turun dari atas kasur nya, Sagara dengan perlahan membuka pintu kamar nya.
Setelah berhasil membuka pintu kamar nya, Sagara keluar dari kamar nya itu berniat mengambil air minum di dapur, namun langkah nya terhenti ketika mendengar seperti suara ibu nya dari dalam kamar.
Sagara berjalan perlahan ke arah kamar orang tua nya, kini Sagara sudah berjarak 1 meter dengan kamar orang tua nya.
"Terus dia siapa, Arga?!" Suara ibu nya terdengar. Sagara mengerutkan dahi nya, tidak biasa nya ibu nya memanggil ayah nya hanya dengan nama.
"Udah aku bilang kan kalo dia itu cuma rekan kerja aku, Dita! Kenapa kamu gak pernah mau dengerin aku sih, Dit?!" Suara ayah nya yang menggelegar di dalam kamar sampai terdengar ke luar kamar. Sagara tangannya gemetar, kaki nya lemas, dia tidak terbiasa mendengar suara ayah nya yang seperti itu, Sagara takut ibu nya kenapa napa.
"Kalo cuma rekan kerja, kenapa dia sampe meluk kamu kaya gitu?!" Emosi Dita (ibu nya) memuncak hingga tidak sengaja membalas suara tinggi suami nya.
"Aku udah bilang kan, kalo itu gak sengaja!" Arga (ayah nya) meninggikan suara nya, Sagara memundurkan langkah nya.
"Masalah nya ini udah bukan satu ataupun dua kali nya kamu kaya gini, Ar! Kamu udah lima kali lebih ketauan lagi sama perempuan lain! Dan itu perempuan yang sama, Arga!" Dita meninggikan suara nya, meluapkan emosi nya yang mungkin sudah di pendam beberapa hari ini "Aku udah sabar nanggepin kamu ya, dan sekarang aku bener bener udah muak dengan ribuan alibi kamu yang memanfaatkan kata 'Rekan kerja'." Dita menekan kata 'Rekan Kerja'.
Sagara yang niat nya ingin mengambil minum jadi berdiam diri menatap kosong pintu kamar orang tua nya, Sagara sudah dua kali mendengar kedua orang tuanya ini bertengkar, namun saat pertama kali tidak sebesar ini.
"Aku udah cape dan udah muak sama kamu, lebih baik kita cerai aja." Ucap Dita membuat Sagara yang masih berdiam diri terkejut bukan main.
"Yaudah kalo itu mau kamu, tapi anak anak ikut sama aku." Ucap Arga yang membuat Sagara sekali lagi terkejut "Bunda sama Papa mau cerai?" Tanya Sagara dengan suara lirih, dia tidak menyangka jika orang tua nya akan berpisah.
"Gak bisa gitu dong, anak anak itu butuh ibu nya, jadi anak anak bakal ikut sama aku." Ucap Dita "Kamu mau kasih anak anak makan apaan?! Kamu aja gak punya pekerjaan, sama aku anak anak sudah terjamin ekonomi nya, jadi anak anak ikut sama aku." Ucap Arga.
"Yaudah, tapi Sagara dan Jevan ikut sama aku." Dita berusaha untuk membawa anak nya pergi, namun "GAK! JEFRAN, SAGARA, DAN JEVAN IKUT SAMA AKU! BISA GAK SIH NURUT SAMA AKU?!" Arga juga bersikeras membawa ke tiga anak nya ikut bersama nya.
Sagara menutup kuping nya dengan kedua tangan nya, dia benar benar sedang ketakutan sekarang, Sagara berlari ke kamar nya dan menaik ke kasur nya.
Sagara menangis di balik selimutnya yang menutupi seluruh tubuh nya "Aku gak mau Bunda sama Papa pisah, kalau pun beneran pisah, aku mau sama Bunda." Ucap Sagara sembari menangis.
__________________________________
Kasian Sagara 😢
Tapi ini baru awal belum ke part di mana Sagara seperti tidak mendapatkan kebahagiaan.
Pokok nya tungguim aja lah ngawoakaoakaokaoakwoakwoskJANGAN LUPA VOTE!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara Dan Luka nya [Ending]
RandomSagara, lelaki yang harus menyembunyikan luka nya di depan orang lain dengan senyumannya yang manis, memendam luka dan rasa sakit itu sendirian. Rank: 🥇#1 Sunoo (10/9/24) 🥇#1 Friendship (10/9/24) 🥇#1 Friendship (16/11/24) #4 wonyoung (19/9/24) #5...