Happy reading-!!
Pintu rumah terbuka, terlihat Jevan yang baru saja memasuki rumah nya itu, "Kok sepi? Tumben bang Saga gak nonton upin ipin," heran Jevan. Laki-laki itu pun berjalan menuju kamar nya dan berpikir bahwa ada Kakak nya di kamar.
Krieett
Kamar nya terlihat gelap karena lampu nya tidak di nyalakan, tangan nya menekan saklar lampu untuk menyalakan lampu kamar nya.
Lampu kamar kembali menyala, mata Jevan menelusuri setiap sudut kamar untuk mencari sang Kakak, dan hasil nya nihil ia tidak bisa menemukan kembaran nya.
Dahi nya mengerut heran, tampak berpikir dimana Sagara berada. Kaki nya menjauh dari ruang kamar nya, berkeliling ke seluruh sudut rumah mencari keberadaan Sagara, dari kamar mandi, kamar Jefran, dapur, ruang tamu, dan terakhir halaman belakang.
Telapak kaki nya menyentuh rumput halaman belakang rumah nya, langit sudah gelap, hanya di terangi oleh satu buah lampu taman yang sudah mulai sedikit meredup.
Mata nya tertuju pada satu pintu kayu yang sudah sedikit rusak, hati nya menyuruh diri nya untuk membuka pintu lapuk itu, namun di lain sisi ia tak yakin bahwa Sagara berada di dalam sana, karena ia tahu bahwa Sagara tidak menyukai tempat itu sejak lama.
Tapi, karena rasa penasaran nya ia pun mulai melangkah kan kaki nya menuju ruangan itu. Jevan mencoba untuk membuka pintu tersebut, namun pintu nya tidak bisa terbuka sama sekali.
Brak!
Brak!
Brak!Jevan mencoba untuk mendobrak pintu ruangan tersebut, setelah 3 kali ia dobrak akhirnya pintu tersebut terbuka lebar.
Tangan nya menutupi hidung saat mencium bau darah, ruangan itu gelap dan lampu pun tidak di nyalakan sehingga ia tidak dapat melihat ada apa di dalam sana.
Sakelar lampu di tekan dan membuat lampu yang redup itu hidup, betapa terkejutnya ia saat melihat seseorang yang sudah terbaring lemas di atas lantai yang sudah banyak darah. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba saja hujan turun dengan deras, jangan lupakan petir dengan suara nya yang menggelegar.
Jevan segera berlari menghampiri tubuh sang Kakak yang sudah melemah, kepala nya ia angkat dan ia tumpu di paha nya tak peduli jika celana nya terkena noda darah. "B-bang... k-kenapa lu bisa gini?" tanya Jevan dengan air mata yang sudah turun, mata Sagara sedikit terbuka yang artinya Sagara masih ada sedikit kesadaran.
Mata Jevan menangkap sebuah benda yang ia tebak itu adalah benda yang membuat Sagara menjadi seperti ini, stik golf dan juga pecahan kaca. "Lu bertahan ya, gua bakal bawa lu ke rumah sakit, t-tunggu y-ya." Dengan perlahan Jevan mengangkat tubuh ringkih Sagara ke atas punggung nya.
Dengan sedikit berlari kecil, Jevan segera keluar dari gudang dan mencari kunci mobil Jefran di dalam kamar sang Kakak sulung. Setelah mendapat kan benda yang ia cari, debgan cepat ia pun segera ke garasi dimana mobil Jefran terparkir dengan sempurna.
Dengan hati-hati, Jevan menaruh Sagara di kursi sebelah pengemudi, ia pun dengan cepat juga duduk di kursi supir. Mesin mobil ia nyalakan dan roda mobil pun mulai berputar membawa benda berat itu melaju meninggalkan pekarangan rumah.
![](https://img.wattpad.com/cover/353088312-288-k696231.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara Dan Luka nya [Ending]
AcakSagara, lelaki yang harus menyembunyikan luka nya di depan orang lain dengan senyumannya yang manis, memendam luka dan rasa sakit itu sendirian. Rank: 🥇#1 Sunoo (10/9/24) 🥇#1 Friendship (10/9/24) 🥇#1 Friendship (16/11/24) #4 wonyoung (19/9/24) #5...