☰36.Alasan Rea☰

92 3 1
                                    


Part ini akan sangat panjang, terima kasih.

HAPPY READING! ><

Pukul sudah menunjukkan pukul 14.50 WIB, tetapi guru yang mengajar mata pelajaran Sosiologi belum menyelesaikan materi pembelajaran nya dengan alasan "Belum bel pulang, kok."

Siswa atau siswi sudah banyak yang mengeluh ingin segera pulang ke rumah nya, energi mereka sudah terkuras habis, bahkan hanya untuk mengangkat tegak kepala saja, seperti nya mereka tidak kuat.

KRINGGG!!! KRINGG!! KRING!!

Bel pertanda bahwa semua mata pelajaran hari ini telah usai sudah berbunyi, semua murid bersorak gembira, yang tadi nya lemas langsung menjadi semangat saat mendengar bunyi bel itu.

"Baik, pembelajaran nya cukup sampai sini saja, sampai bertemu di minggu depan, permisi." Guru bermata pelajaran Sosiologi itu meninggalkan kelas XI-IPS 3 yang sedang bersiap-siap untuk pulang.

"Sagara!" Panggil seseorang ketika Sagara sudah berada di depan pintu kelas nya, Sagara menoleh ke belakang, melihat siapa yang memanggil nya barusan.

Tubuh kecil dengan seragam yang terlihat besar ketika di pakai oleh nya itu membuat perempun bernama Shani Arshena Renjana sangat lucu ketika berlari ke arah Sagara.

"Sagara, aku boleh pulang bareng kamu lagi, gak? Duit aku sisa 5 ribu, padahal tadi aku udah minta uang lebih ke Ayah, tapi kayak nya Ayah aku lupa, deh," Ucap Shani setelah berada di hadapan lelaki itu.

"Boleh, dong! Ayo." Kini kedua nya berjalan beriringan di koridor sekolah "Makasih, ya!" Ucap Shani dengan wajah cerah, "Sama-sama."

"Cie~ ada yang mau pulang bareng, nih," Goda Erina saat melihat Shani dan Sagara turun dari tangga secara beriringan, "Heleh, lo juga pulang bareng, kan, sama Riki? Di ajak nge dat-" Belum juga Shani menyelesaikan kalimat nya, mulut nya sudah di bungkam oleh telapak tangan Erina.

"Berisik sekali mulut netizen satu ini." Erina masih setia menaruh tangan nya di depan bibir sahabat nya itu, kedua nya sudah berada di depan gerbang sekolah untuk menunggu dua tumpangan nya itu, Sagara dan Riki.

Tin!

Suara klakson motor mampu membuat Erina menjauhkan tangan nya dari depan bibir Shani, "Gua duluan, ya, Shan. Dadah!" Erina melambaikan tangan nya setelah menyaman kan duduk di atas jok motor Riki.

Motor warna merah gelap itu melaju meninggalkan pekarangan sekolah. Tak lama setelah itu, motor matic warna hitam berhenti tepat di depan gadis berambug panjang warna hitam.

Ia mulai melangkah mendekat ke arah motor itu dan duduk di atas jok hitam motor tersebut.

"Udah?"

"Dah." Setelah ia rasa sudah nyaman, motor itu mulai melaju menjauhi sekolah.

Motor hitam itu melaju dengan kecepatan rata-rata di atas jalanan Ibu Kota.

Langit biru dengan gumpalan awan putih membuat langit Kota Jakarta terlihat indah di mata Shani si pecinta langit.

Motor hitam itu berhenti di depan pagar rumah warna hitam, Shani turun dari atas jok motor.

"Gara, makasih banget, ya. Maaf kalo aku ngerepotin," Ujar Shani dengan muka memelas, Sagara tertawa kecil melihat ekspresi wajah Shani "Sama-sama, gapapa, kok. Kalo lu mau pulang bareng lagi, boleh, Sagara akan siap mengantar." Sagara tersenyum sampai mata nya menghilang.

Kedua nya tertawa, "Aku pulang, ya." Shani mengangguk "Hati-hati di jalan." Shani melambaikan tangan nya, motor Sagara sudah tidak terlihat dari pandangan nya.

Sagara Dan Luka nya [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang