⺌35. 6 Bokem (Bocah Kematian)⺌

93 3 0
                                    

Happy reading!


Saat istirahat ke dua, kantin tidak terlalu penuh oleh siswa-siswi, banyak dari mereka yang memilih untuk berada di kelas atau di taman belakang sekolah.

Di meja kantin yang terisi 6 orang itu penuh dengan obrolan.

"Eh, tadi kalian pilih siapa?" Tanya Erina membuat tawa ketiga cowok yang ada di depan nya terhenti "Pilih apaan?" Dahi Samudra berkerut pertanda bahwa ia bingung dengan pertanyaan yang keluar dari bibir Erina.

"Yang tadi, Samudra Pasifik!" Jawab Windy dengan sedikit emosi, Samudra berusaha mengingat agar tahu apa yang di maksud oleh Erina dan Windy.

"Allahu!" Windy menepok dahi nya "Gua pilih Tulus," Jawab Sagara "NAH! INI YANG GUA MAKSUD!" Seru Erina dengan suara lantang sambil menggebrak meja kantin nya. Semua mata murid yang ada di sana langsung mengarah ke meja mereka ber 6, tetapi Erina tidak pedulikan hal itu.

Tak!

Dahi Erina di jitak oleh Riki yang duduk di depan nya, Erina mengaduh kesakitan "Aw! Sakit tau!" Kesal Erina sambil mengusap dahi nya, "Utututu, sakit, ya? Lebih sakitan ini, atau ngeliat dia sama yang lain?" Shani yang berada di sebelah Erina ikut mengusap dahi sahabat nya itu.

"Lebih sakitan deket tapi gak jadian, sih." Erina kembali melahap pempek nya, gelak tawa terdengar dari mulut Samudra "Untung udah offical," Ujar nya di sela-sela tawa nya.

Riki yang duduk di sebelah kiri nya langsung menoyor kepala Samudra, tak peduli jika Samudra 1 tahun lebih tua dari nya.

"Iya deh si paling official!" Shani juga ikut terbawa emosi sampai menekan kata 'Si paling official', "Waduh, emosi amat, neng. Bang Saga nya bertele-tele, ya?" Ejek Riki sambil sesekali melirik Sagara yang ada di sebelah kiri nya, Riki duduk di tengah-tengah antara Sagara dan Samudra.

"Dih, itu mah lo kali yang bertele-tele, kasian nih temen gua lo gantung, dia bukan baju yang di gantung." Shani merangkul bahu Erina yang masih asik memakan pempek nya.

"Organ dalam tubuh yang berdetak untuk memomoa darah apa nama nya? Gantung ya?" Sindir Sagara setelah menyeruput es teh manis nya.

"Kalo yang kertas putih lebar yang ada ukuran A4, A3 dan yang lain-lain nama nya apa? HTS, ya?" Sindir Samudra, Riki menutup kedua daun telinga nya "Gak denger, suara lo berdua gak semerdu suara Heeseung."

"Sekolah nya upin-ipin nama nya apa sih? Tadinya mesra ya?" Sindir Windy sambil melirik Shani yang sedang memakan baslok nya, "Gua diem aja, ya, dari tadi," Sewot Shani sambil mengunyah bakso colok itu.

"Eh, bales dong buat kapal dua ini." Erina menunjuk Windy dan Samudra bergantian. Riki, Sagara, dan Shani berfikir keras, apa kalimat yang pas untuk menyindir dua sejoli itu?

"Gak ada kan? YAHAHAHA-" Tawa Samudra yang awal nga menggelegar langsung terhenti ketika satu potong bakpao tersumpal di mulut nya, "Makan, tuh, bakpao." Riki adalah pelaku yang sudah menyumpal mulut Samudra dengan satu potong bakpao.

"Eh, bukan nya tadi kita lagi bahas tentang voting penyanyi ya?" Tanya Windy memecah keributan yang terjadi di depan nya itu, "Oh, iya," Jawab Samudra.

"Tadi gua gatau mau milih siapa, kalo ada hindia kaya nya bakal gua pilih, deh. Gua tadi milih ngasal sih, kalo gak salah JKT48," Jawab Samudra, "Kalo gua pilih Feby Putri, kalo aja bisa milih dua, gua bakal pilih Feby sama Nadin!" Jawab Riki sambil memukul meja pelan di akhir kalimat.

Sagara Dan Luka nya [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang