❍12.Makan Malam❍

107 8 0
                                    

Happy reading

"GILA, TERNYATA LO YANG AMBIL?!" Suara kelas milik Jinan membuat satu kelas terkejut, termasuk Bu Gracia.

"Kok... Sialan." Batin Riki, "Gak mungkin, Sagara dari tadi sama gua dan Samudra, gak ada waktu buat dia ngambil hp nya si Jinan." Bela Riki penuh penekanan, Sagara menarik tangan Riki agar dia meredakan emosi nya.

"Heh, udah jelas jelas hp gue ada di dalem tas nya si Saga, gue tau kalo lu emang sesayang itu sama sahabat lo, Rik, tapi seharus nya lo tau, dia salah, dan gak seharus nya lo bela dia." Balas Jinan tak kalah emosi, "Rik, lo yakin dari tadi Sagara bareng lo? Gua liat dia ninggalin lo berdua di kantin, siapa tau saat itu dia mulai beraksi ngambil hp nya Jinan." Kini Deo ikut bersuara.

"Wah, jangan jangan lo yang ngambil ya? Gua tadi gak ngeliat lo di kantin." Samudra ikut bersuara, Samudra bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah tempat Deo "Jangan jangan lo sengaja bales dendam biar di kira Sagara pelaku nya, lo bales dendam karena tadi Sagara ngelaporin lo ke Bu Rini soal lo ngerokok di rooftop kan?" Ucap Samudra dengan nada rendah namun mampu membuat Deo diam seribu bahasa.

Riki berdecih "Sekarang kicep lo, jangan jangan bener Kata Samudra, kalo aja CCTV gak lagi rusak, mungkin kejahatan lo bakalan ke bongkar, Deo." Ucap Riki "Rik, udahlah." Sagara bersuara.

"Heh, sudah sudah, jangan ribut, sekarang kalian selesaikan tugas kalian. Jinan, Chelsie, Samudra, silahkan kembali ke tempat duduk kalian." Bu Gracia bersuara "Bu, Sagara harus di kasih hukuman dong, kan dia udah ngambil hp nya si Jinan." Alvin ikut bersuara.

"Tapi sekarang Hp nya Jinan sudah kembali kan? Yang penting Jinan sudah menemukan hp nya, kecuali Sagara benar benar mencuri nya dan membawa  pulang hp Jinan." Jawab Bu Gracia, kini kelas kembali hening, murid murid mulai kembali mengerjakan tugas nya.

Sagara menghela nafas lega, ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika tadi ia di suruh ke ruang BK dan mendapatkan hukuman, sudah ia pastikan saat sampai rumah, ia akan di pukuli oleh ayah nya dan di kurung di dalam ruangan yang ia benci.

❍❍❍❍

Sagara memarkirkan motor nya di garasi rumah nya, ia turun dari atas jok motor nya dan mulai berjalan menuju pintu rumah nya.

Sagara mendorong pintu putih tersebut "Loh, gak di kunci? Jevan tadi lagi ekskul kan?" gumam Sagara, Sagara mulai melangkah kan kaki nya memasuki rumah nya.

"Eh, Sagara udah pulang." Wanita berumur sekitar 25 tahun itu muncul dari dapur denfan senyuman nya "Hah? Kok bisa ada dia?'' batin Sagara "E-eh, iya tante, Sagara udah pulang." Jawab Sagara dengan senyum tipis nya.

"Mau makan dulu? Tante masak opor ayam." Ucap Rea "Nanti aja, Sagara nunggu yang lain." Jawab Sagara, Rea mengaangguk mengerti "Saga ke kamar dulu.'' Sagara melenggang dari sana menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamar nya yang berada di sebelah tangga.

Rea menghembuskan nafas nya "Maaf, harus nya aku gak ada di antara kalian." Gumam Rea, Rea kembali ke dapur dan rumah itu krmbali hening.

.

.

.

.

Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian nya, ia mendudukan tubuh nya di atas kursi yang berada di depan meja belajar nya.

"Kenapa dia harus ada di sini? Dia yang udah bikin mama pergi." Gumam Sagara, tanpa sadar air mata nya mengalir, dengan cepar Sagara langsung mengusap nya.

"Jangan lemah, papa gak suka anak yang lemah." Gumam Sagara kepada diri nya sendiri, Sagara menatap pantulan wajah nya di cermin.

Sagara lantas langsung mengembangkan senyuman nya sampi mata nya sampai maya menyipit.

Tanpa Sagara sadari, ternyata Jevan sedang menhintip di celah pintu kamar yang sedikit terbuka dan melihat senyuman Sagara yanh indah "Gua tau lu kuat Saga, tolong pertahanin senyuman lo ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa Sagara sadari, ternyata Jevan sedang menhintip di celah pintu kamar yang sedikit terbuka dan melihat senyuman Sagara yanh indah "Gua tau lu kuat Saga, tolong pertahanin senyuman lo ya." Batin Jevan sembari tersenyum tipis.

❍❍❍❍

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.30, "Saga, di panggil Papa buat makan malam." Jefran memanggil Sagara yang masih mengerjakan tugas dari sekolah nya "Nanti, gak nafsu makan." Jawab Sagara tanpa menoleh sedikit pun kepada Jefran.

"Turun, Gara!" Suara tegas milik Jefran kembali terdengar.

Sagara menaruh pena nya dan keluar kamar nya, Sagara dan Jefran menuruni anak tangga satu persatu dan berjalan menuju ruang makan.

"Jefran, Saga, ayo duduk, kita makan malam bareng ya." Ucap Rea sembari tersenyum manis "Iya, Tante." Jefran dan Sagara menduduki kursi yang tersedia.

Mereka mulai mengambil nasi dan lauk pauk, obrolan demi obrolan mengisi makan malam itu, namun Sagara hanya menyimak saja, tidak ada niatan untuk menimbrung, tapi jika di tanya ia akan menjawab.

Setelah selesai acara makan malam tersebut, Sagara langsung pamit undur diri dari sana.

Sagara merebahkan diri nya di kasur milik nya, ia menarik selimut tebal berwarna biru langit itu menutupi hampir seluruh tubuh nya, tersisa kepala nya saja.

Sagara menangis tanpa mengeluarkan suara, sedari acara makan malam itu di mulai, ia sudah menahan mati matian air mata nya agar tidak turun membasahi pipi nya.

Ia menangis sampai akhir nya ia terlelap begitu saja.















































































































































































































































-To Be Continued-

Jangan lupa vote-!!

Sagara Dan Luka nya [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang