═29.Kabar dari Jevan═

180 6 0
                                        

Happy reading

"Gamau, ntar Papa malah pukulin Saga lagi," Batin Sagara tanpa menyahuti ucapan Riki, "Luka nya gua obatin dulu ya." Riki bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju kotak P3k yang berada di sana untu mengambil perban, kasa, dan betadine.

Riki mulai mengobati luka cambukan yang berada di lengan kiri Sagara dengan perlahan, ia juga sesekali meniup luka Sagara "Kalo sakit bilang ya," Ucap Riki "Kalo bisa di pendem kenapa harus bilang?" Sahut Sagara dengan suara pelan seperti gumaman namun masih dapat di dengar oleh Riki.

"Lu istirahat dulu aja di sini, ya." Riki baru saja selesai mengobati luka Sagara, hanya luka fisik yang di obati, itupun belum semua nya, luka batin Sagara juga butuh di obati bukan?

Sagara menggeleng lemah "Gausah, gua gapapa." Setelah mengucapkan 3 kata itu, Sagara turun dari brankar UKS dan berjalan menuju pintu keluar UKS, Riki yang melihat itu hanya menghela nafas lelah, keras kepala sekali.

════

Di kantin, terlihat 2 lelaki yang sedang menikmati makanan nya dan sesekali mengobrol, contoh nya saat ini mereka sedang membicarakan 1 teman nya lagi.

"Gua tadi ngeliat luka di lengan nya Saga," Lapor Riki kepada Samudra yang sedang menikmati bakso nya "Serius?!" Samudra terkejut mendengar pernyataan dari teman yang ada di depan nya.

Riki mengangguk "Tapi luka nya gak terlalu parah kan?" Tanya Samudra dengan khawatir "Parah, Sam. Luka nya bukan cuma satu, tapi lima, mana panjang-panjang lagi luka nya," Adu Riki.

"Dia gak nge barcode, kan?" Tanya Samudra dengan suara pelan agar tidak di dengar oleh orang lain selain diri nya dan Riki, Riki menggeleng "Enggak, luka barcode gak kaya gitu, kalo biasa nya luka barcode itu lurus, ini miring, " Jawab Riki.

"Tapi bisa aja, Rik, kalo dia sengaja nge barcode nya miring biar gak ketahuan." Samudra menyeruput es teh manis nya.

Riki menghela nafas "Pasti ada alasan buat dia self harm," Gumam nya yang dapat di dengar oleh Samudra "Tuntutan nilai?" Pikir Samudra "Bisa jadi."

Riki terdiam, ia teringat dengan apa yang terjadi dengan Sagara saat ia dan sahabat nya itu pergi menuju UKS, apakah ia harus menceritakan ini kepada Samudra?

"Sam."

"Hm?"

"Tadi pas gua sama Saga ke UKS..." Riki menggantung kalimat nya.

"Kenapa?"

"Saga... Tangan nya gemeter, tremor, dia tiba-tiba keringetan, dia juga tiba-tiba nangis, tangan nya keringet dingin... Saga kenapa?" Lanjut Riki.

Samudra mengerutkan dahi nya,  "Dia gelisah?" Tanya Samudra kepada Riki, Riki mengangguk.

"Entah kenapa gua langsung kepikiran panick attack?" Samudra menopang dagu nya dengan tangannya yang ia taruh di atas meja.

"Bisa jadi, sih," Sahut Riki, kedua nya berfikir keras.

Samudra berdecak pelan, "Tapi, kenapa dia bisa kena panick attack, ya?" Tanya nya bingung, "Depresi? Karena di tuntut? Masalah gua dan dia sama-sama di nilai kalo lu lupa," Jawab Riki.

Setelah menyelesaikan makan dan berfikir atas apa yang terjadi dengan sahabat nya, mereka kembali ke kelas untuk bertemu dengan satu sahabat nya lagi.

Sagara Dan Luka nya [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang