~ 7.Tempat yang di benci~

269 25 0
                                    

Terdapat kekerasan!!⚠

Happy reading

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid mulai berhamburan ke luar sekolah.

Sagara terdiam smbil menatap coretan angka yang berada di selembar kertas ulangan bahasa Indonesia nya.

80 nilai nya, Sagara benar benar takut untuk pulang sekarang, namun apalah daya, ia harus pulang ke rumah nya.

Saat ia keluar dari kelas nya, ia berpas-pas an dengan Jevan "Jev, lu pulang gak?" Tanya Sagara kepada Jevan "Pulang lah, tapi ntar dulu, soal nya tiba tiba pak Juned bilang kalo sore ini ada latihan buat tanding bulan depan." Jawab Jevan.

Jevan adalah atlet Taekwondo, Jevan mengikuti Taekwondo saat masih berumur 7 tahun dan ia juga sudah sabuk hitam. Jevan juga sering mengikuti pertandingan-pertandingan yang membuat ia mempunyai banyak medali di kamar nya.

Hal itu membuat Sagara menjadi sering si bandingkan oleh sang ayah, Sagara keluar dari perkarangan sekolah menggunakan motor nya.

.

.

.

.

Sagara sampai di rumah, ia melihat mobil ayah nya yang ter-parkir dengan sempurna di garasi, firasat nya mulai tidak enak, ia yakin sebentar lagi ia akan beristirahat di ruangan yang kotor, kumuh, dan gelap, bukan di kamar nya.

Sagara dengan perlahan melanjutkan perjalanan nya menuju kedalam rumah dengan keadaan jantung yang berdetak dengan cepat.

Sekarang Sagara menatap pintu berwarna putih itu, ia ragu untuk membuka, setelah sekitar 30 detik ia terdiam, Sagara mendorong pintu putih tersebut dengan perlahan, ia melihat ruang tamu yabg kosong.

Sagara menghela nafas lega, ia melanjutkan langkah nya sembari menutup kembali pintu nya, namun ke-legaan nya terputus karena mendengar suara berat dari sang ayah.

"Sudah pulang kamu?" Arga yang baru saja turun dari tangga langsung melihat Sagara yang baru pulang dari sekolah nya, "I-iya pa." Jawab Sagara sedikit terbata bata dengan kepala sedikit tertunduk.

Arga semakin mendekat kepada Sagara "Mana Jevan? Biasa nya dia pulang lebih dulu daripada kamu." Arga kembali bertanya kepada Sagara "Jevan ada latihan buat tanding bulan depan." Jawab Sagara, Arga menatap Sagara.

"Berapa nilai kamu? Apa sudah di beri tau oleh guru mu?" Benar dugaan Sagara, pasti ayah nya akan langsung menanyakan soal nilai nya, ia benar benar benci pertanyaan itu.

Sagara mengeluarkan selembar kertas jawaban ulangan Bahasa Indonesia dari tas nya, ia memberi kertas jawaban nya kepada sang ayah.

Kening Arga berkerut, ia marah karena Sagara mendapatkan nilai 80, bukan kah ia sudah berpesan jika Sagara harus mendapatkan nilai 100?

"APA APAAN INI SAGARA? NILAI JELEK SEPERTI INI MAU KAMU BANGGAKAN?!" Suara Arga menggelegar membuat Sagara gemetar takut, ia benar benar tidak tau harus apa,  biasa nya jika seperti ini Dita akan langsung menyamperi Sagara dan memeluk nya, namun kali ini tidak ada yang membela nya.

"SUDAH BERAPA KALI PAPA BILANG KEPADA KAMU UNTUK MENDAPATKAN NILAI 100?! APA YANG BISA PAPA BANGGAKAN SAGA DARI KAMU?!" Arga semakin marah, ia melayangkan satu tamparan kepada Sagara, membuat Sagara tertoleh kesamping.

PLAK

Tak sampai situ, Arga langsung menarik Sagara menuju satu ruangan yang benar benar Sagara benci, yaitu gudang di belakang rumah.

Jantung Sagara semakin berdetak dengan kencang, ia sudah tau apa yang akan terjadi sehabis ini.

BUGG!!

Sagara Dan Luka nya [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang