23.Sagara dan Luka nya

190 6 0
                                    

Happy reading


Tak terasa 5 hari berlalu, penilaian tengah semester 1 telah berakhir, banyak rencana liburan yang mungkin sedikit mustahil karena tidak ada waktu yang tepat untuk pergi berlibur, hanya hari sabtu dan minggu yang mungkin akan di pakai oleh murid-murid beristirahat dan menenangkan otak mereka yang sempat panas 5 hari belakangan ini.

Sama hal nya denga kedua anak kembar ini yang sedang menonton televisi di ruang tengah dengan santai.

Mereka sedang menonton film menggunakan aplikasi netflix yang dapat di sambungkan ke televisi, mereka sedang menonton film berjudul '#Alive' bergenre horror dengan tema zombie dari Korea Selatan.

Jantung mereka ikut berdetak kencang ketika melihat pemeran film tersebut sedang di kejar-kejar oleh banyak Zombie, berusaha untuk menyelamatkan diri nya sendiri.

Setelah aksi kejar-kejaran itu selesai, dan kedua pemeran utama itu di selamatkan oleh seorang bapak-bapak, "Kok muka bapak nya mencurigakan sih?" Gumam Sagara yang dapat di dengar oleh Jevan "Iya, ya, takut nya, mereka berdua malah di jadiin tumbal," Jawab Jevan.

"Nah, kan bener si bapak nya jahat," Ucap Sagara ketika melihat kedua pemeran utama nya itu pingsan setelah di berikan makanan dan minuman oleh bapak asing itu "Gila, sih." Jevan menggekengkan kepala nya.

Tepat saat scene dimana pemeran wanita itu berhadapan dengan 1 zombie perempuan di dalam kamar yang seperti nya adalah kamar anak kecil, jantung kedua saudara itu kembali berdetak dengan kencang karena takut.

"Ih, jahat banget, gila." Sagara sudah meremat bantal sofa yang ia peluk dengan kencang, pemeran utama pria yang di suruh untuk memegang tali tambang yang menyambung ke arah zombie tersebut tiba tiba terlepas.

Ia benar benar panik karena takut jika teman seperjuangan nya mati karena ulah nya, "Je.." Lirih Sagara sembari mendekatkan diri kepada Jevan "Lo kenape?" tanya Jevan, bukannya menjawab Sagara malah semakin mendekatkan diri nya kepada Jevan.

Pintu kamar anak kecil itu terbuka, bapak asing yang membuat kedua pemeran utama pingsan itu kebingungan karena tidak mendapatkan siapa siapa di sana, tiba tiba Zombie perempuam yng berada di dalam sana menerjang tubuh nya dan langsung menggigit leher nya

Dor!

Pemeran wanita itu berhasil selamat dan langsung menembakkan 1 peluru agar Zombie tersebut mati, Jevan dan Sagara bernafas lega, setidak nya pemeran utama tersebut masih selamat.

Sampai akhir nya terdengar suara helikopter di luar sana membuat kedua pemeran di film tersebut menyusun rencana untuk sampai di rooftop agar bisa menyelamatkan diri dari apartemen itu menggunakan helikopter yang lewat.

Setelah mereka berdua siap untuk kembali melawan ratusan atau bahkan ribuan Zombie di luar sana, mereka langsung menendang pintu Apartemen tersebut dan keluar dari sana, benar saja jika banyak sekali Zombie di luar sana yang sedang mencari mangsa, dengan sigap mereka melawan Zombie-Zombie itu.

Keadaan di ruang tengah kembali menegang ketika adegan kejar-kejaran antara Zombie dan manusia kembali di tayangkan, namun kedua pemeran itu berhasil sampai di rooftop walaupun masih di kejar oleh banyak Zombie.

Pemeran utama pria yang sedari dulu memang suka bermain video game bertema tembak-tembakan membuat diri nya dengan lihai menembakkan peluru dari pistol ke arah para Zombie yang tengah mengejar mereka berdua.

Namun siapa sangka jika peluru dari pistol tersebut sudah habis membuat Jevan memukul bantal sofa yang sedang ia pangku "Ah elah, pake segala abis lagi peluru, nya," Kesal Jevan.

Tak lama suara peluru dan baling-baling helikopter terdengar mendekat ke arah mereka, para tentara yang berada di dalam helikopter itu menembakan peluru nya ke arah zombie-zombie tersebut, sedangkan petugas lain nya menyelamatkan kedua pemeran tersebut dan membantu nya menaiki helikopter.

Kedua saudara itu menghela nafas lega karena film tersebut happy ending, "Wah." Sagara menurunkan kedua bahu nya dan menyenderkan bahu nya ke senderan sofa.

"Mau nonton apa lagi?" Tanya Jevan "Youtube aja, deh, puter lagu." Sagara memberi solusi kepada Jevan, Jevan mengangguk dan memindahkan aplikasi dari netflix ke youtube.

"Lagu apa?" Tanya Jevan "Galau aja, terserah lu, music taste kita sama," Jawab Sagara, Jevan mulai mengetikan 1 judul lagu melalui remot khusus.

Intro lagu terputar, dan dengan perlahan suara wanita terdengar "Ku terbangun lagi, di antara sepi hanya pikiran yang ramai" Suara lembut dari lagu berjudul Runtuh itu membuat Sagara temenung, mengapa lagu nya sangat relate dengan kehidupan nya.

Ia tidak kesepian, hanya saja ada lirik yang sangat menggambarkan kehidupan nya, dimana penyanyi tersebut menyanyikan lirik yang berbunyi "Tak perlu khawatir ku hanya  terluka, terbiasa 'tuk pura pura tertawa, namun boleh kah sekali saja ku menangis? Sebelum kembali membohongi diri."

Lirik yang sangat menggambar kondisi Sagara, lelaki yang selalu tersenyum namun terhyata menyimpan luka, luka fisik dan luka mental, mempunyai trauma yang ia simpan sedari kecil dan tidak di ketahui oleh siapapun, bahkan diri nya sendiri.

Tidak pernah menceritakan luka nya kepada siapapun itu termasuk Dita sang ibunda, ia hanya memendam luka itu sendirian karena ancaman dari sang ayah, "Jangan pernah menceritakan kejadian ini kepada siapa pun, ingat! Kalau kamu sampai menceritakan ini, mau itu ke Jevan, Jefran, Bunda atau teman kamu, Papa bakal pukulin kamu lebih dari ini!" Itu adalah ancaman dari Arga kepada anak tengah nya.

Ancaman dari Arha membuat ia tak berani bercerita kepada siapa pun, dan ia juga harus menyembunyikan luka yang berada di tubuh nya agar tidak ada yang mengetahui luka tersebut, entah itu luka cambukan, atau luka pukulan dan tendangan yang Arga berikan.

Karena ia tidak pernah bisa untuk mengeluarkan unek-unek nya yang selama ini ia pendam, ia menjadi mempunyai panick attack yang akan terjadi ketika ia teringat dengan apa yang Arga lakukan kepada nya.

Ketika ia terserang oleh panick attack nya, ia akan merasakan sesak nafas, tangan tremor, jantung yang berdetak sangat cepat, dan kesusahan untuk mengatur nafas nya agar kembali normal.

Lelaki itu mempunyai panick attack sedari ia sekolah menengah pertama, awal nya ia tidak meyadari apa yang ia alami dan akhir nya hanya ia diamkan saja, bahkan sampai saat ini.

Sagara bahkan tidak mengetahui bahwa ia mempunyai trauma dan itu membuat mental nya terguncang dan menimbulkan suatu penyakit mental yang bernama panick attack.

Jika ia saja tidak bisa untuk menyampaikan unek-unek nya, atau melampiaskan amarah yang selalu ia pendam, ia mungkin harus di bawa ke Psikiater atau Psikolog.

Tidak, Sagara tidak gila, sampai harus di bawa ke Psikolog, tetapi, jika penyakit mental nya tidak di sembuhkan, itu sangat berbahaya bagi diri nya.

Tapi, bagaimana cara nya membawa lelaki berumur 17 tahun yang bahkan tidak menyadari bahwa mental nya sudah rusak itu di bawa ke psikolog untuk terapi, ia pasti akan menolak dan marah.




-To be Continued-

Yap, jadi itu adalah luka yang Sagara dapatkan, mau itu luka mental, atau pun luka fisik.

Bahkan karena mental nya sudah rusak pun, Sagara tidak sadar akan itu, karena ia selalu di suruh tutup mulut oleh pelaku agar nama baik pelaku tidak hancur, karena jika Sagara menceritakan apa yang terjadi kepada nya, pasti seseorang yang ia ajak cerita itu akan melapotkan ke pihak kepolisian.

By the way, untuk yang bagian Panick attack, aku minta maaf kalo ada yang salah 🙏🙏🙏

Seperti biasa, jangan lupa vote!!

Sagara Dan Luka nya [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang