35. TEMPAT CERITA

1.1K 77 2
                                    

Sekar membuka matanya secara perlahan saat sinar matahari masuk ke dalam celah-celah jendela kamarnya. Tadi setelah shalat subuh ia tidak sengaja tertidur, terbukti mukena yang masih perempuan itu pakai.

"Astagfirullah jam tujuh," gumam Sekar yang melihat jam di dinding kamarnya.

Ia melihat sekeliling kamarnya untuk mencari keberadaan Zayyaan, namun nihil ia tak menemukan siapapun di kamar ini. Sekar begegas turun ke bawah untuk membuatkan sarapan Zayyan.

"Duh Mas Zayyan kenapa nggak bangunin aku sih," gumam Sekar yang merutuki dirinya sendiri.

"Mas Zayyan kenapa nggak bangunin Sekar? Kan Sekar belum masak buat— "

Ucapan Sekar terhenti ketika melihat seorang lelaki yang tengah memindahkan makanan ke meja makan.

"Jalannya hati-hati, Sayang. Mas udah masak kok, jadi kamu nggak perlu repot-repot masak buat sarapan. Hari ini Mas lagi nggak kerja," ujar Zayyan yang berjalan mendekati Sekar lalu mencium kening istrinya singkat.

"Loh, kenapa nggak ke kantor?" tanya perempuan itu.

"Enggak apa-apa. Lagi pengen di rumah nemenin istri Mas," kata Zayyan yang membuat Sekar tersenyum kecil.

"Harusnya Mas tadi bangunin Sekar, biar Sekar aja yang masak buat sarapan kita," ujar Sekar yang tak enak hati pada Zayyan.

Lelaki itu menuntun Sekar untuk duduk. "Sekali-kali Mas juga pengen masak buat kamu."

Sekar menatap makanan yang ada di atas meja, mengapa Zayyan memasak makanan dengan jumlah yang banyak?

"Mas kok masak— "

"Assalammualaikum," ujar seorang wanita dan pria yang memasuki rumah.

"Waalaikummussalam."

Sekar sedikit terkejut dengan kehadiran Laras dan Panji yang tiba-tiba. Ia menatap Zayyan untuk meminta penjelasan mengapa dirinya tak tahu jika kedua mertuanya akan berkunjung ke rumah.

"Lama nggak lihat, sekarang tambah cantik aja deh," ucap Laras yang mencium pipi kiri dan kanan menantunya.

Sekar tersenyum kecil, ia menyalami tangan Laras dan juga Panji. "Gimana kabar kamu, Kar? Bayi kamu baik-baik aja kan?"

"Allhamdullah baik, Yah."

Zayyan terkekeh kecil melihat wajah istrinya yang kebingungan. Tadi malam dirinya diberi tahu oleh Panji bahwa pria itu dan Laras akan berkunjung ke rumahnya untuk melihat keadaan Sekar dan bayinya. Namun Zayyan sengaja tidak memberi tahu istrinya, karena ia melihat Sekar yang kelelahan.

"Ya udah sekarang makan dulu yuk! Sekar udah masakin ini semua buat Bunda sama Ayah," ujar Zayyan yang membuat Sekar lagi-lagi terkejut.

"Aduh, harusnya nggak usah repot-repot, Sayang. Pasti kamu capek banget ya? Zayyan nggak bantuin kamu masak, hm?" ujar Laras.

"Zayyan emang beruntung banget dapat istri Sekar. Udah cantik, pinter masak lagi," sambung Panji.

"Em- sebenernya yang masak— "

"Jelas dong. Tadi Zayyan bangun-bangun masakan udah siap semua di meja. Yuk dimakan, Bun, Yah!" ujar Zayyan yang memotong perkataan Sekar.

Keduanya mengangguk lalu mulai memakan sarapan yang Zayyan masak. Terlihat Laras dan Panji sanhat menikmati makanan itu. Berbeda dengan Sekar yang semakin tak enak hati pada Zayyan.

"Mas kok ngomong gitu sama Bunda, Ayah?" bisik Sekar.

"Udah, enggak apa-apa. Kalo kamu yang masak Mas takut kamu kecapekan, jadi Mas sengaja nggak ngasih tahu kamu kalo Bunda sama Ayah datang," jelas Zayyan.

Promise Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang