9. KEPERGIAN

2.4K 200 9
                                    

Warning!

Jangan terlalu halu pada tokoh di sini!
Jadikan setiap tokoh untuk pacuan kita berubah lebih baik dari yang lalu.

°°°°°

“Semua yang ada di dunia ini milik Allah dan akan kembali pada Allah.”

°°°°°

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Sekar mengerutkan keningnya saat melihat kedua orang tua Zayyan ada di dalam kamar bapaknya. Gadis itu tersenyum tipis lalu menyalami tangan mertuanya itu.

"Kok pada kumpul di sini?" tanyanya yang masih tak paham.

"Yu," panggil Aji lirih hingga membuat Sekar menoleh. "Sini! Bapak mau ngomong sama kamu."

Sekar menatap Zayyan sekilas lalu berjalan ke arah bapaknya yang sedang terbaring lemah di kasur. Sepertinya tadi pagi Aji masih sehat dan berkata ingin berangkat ke sawah, namun mengapa sekarang pria ini begitu lemah tak berdaya?

"Bapak kenapa? Bapak sakit lagi?" tanya Sekar khawatir.

Aji tersenyum kecil, tangannya bergerak membenarkan kerudung Sekar. "Kamu masih ingat pesan Bapak waktu itu ‘kan?" tanyanya dan dijawab anggukan oleh Sekar.

"Bapak nyusul Ibu ya, Yu. Kamu di sini sama Zayyan."

Tes...

Satu butir air mata lolos begitu saja dari sudut mata Sekar, ia menggelengkan kepalanya kuat. Sebenarnya apa yang sedang Aji katakan? Ia sungguh tak menyukai itu.

"Bapak jangan bercanda, Ibu udah tenang di sana. Bapak di sini aja sama Ayu." Sekar merasakan sebuah tangan kekar yang mengelusnya lembut. "Mas, ini sebenernya ada apa? Jangan bercanda deh, nggak lucu banget," kata Sekar yang menatap Zayyan dalam.

Pria itu berjongkok di hadapan Sekar. Tangannya bergerak menghapus jejak air mata yang terus-menerus keluar dari sudut matanya. "Ikhlasin Bapak ya, Dek."

Sekar menggeleng cepat, ia menatap Aji kembali. "Pak, Bapak nggak boleh ninggalin Ayu. Katanya bapak pengen lihat Ayu pakai baju dokter? Bapak harus kuat, kita ke rumah sakit sekarang!"

"Ayo Mas, kita ke rumah sakit! Bapak— "

"Ayu," panggil Aji dengan suara yang semakin melemah. "Bapak tidur dulu ya. Jangan nangis, Bapak nggak suka lihatnya... "

Laras yang melihat itu juga tak kuasa menahan air matanya. Ia merasa kasihan melihat Sekar yang sepertinya sangat rapuh. Begitupun dengan Panji, ia merasa sesak melihat sahabatnya yang seperti ini, dirinya tak menyangka bahwa ajal akan menjemput pria ini.

"Zay... "

Mendengar itu Zayyan mengangguk, ia beranjak dari posisi jongkoknya dan mengambil buku Yasin yang ada di atas meja. Ia berjalan ke arah kedua orang tuanya dan menyuruh mereka untuk duduk sembari membaca surat Yasin.

Langkahnya kini tertuju pada istrinya yang menangis histeris sembari memeluk tubuh Aji. Dengan sangat lembut Zayyan menjauhkan tubuh Sekar dari tubuh Aji. Ia memberikan buku Yasin itu pada istrinya.

"Jangan memberatkan kepergian Bapak dengan air matamu. Baca pelan-pelan, bantu Bapak ya?" katanya lembut.

Setelah itu ia naik ke kasur dan duduk di samping tubuh Aji, ia menundukkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya di telinga mertuanya ini. Namun, sebelum itu ia menghirup udara yang sebanyak-banyaknya, menahan supaya tidak menangis melihat ini.

Promise Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang