49. WISH LIST TERAKHIR

794 41 1
                                    

"Setelah istri saya meninggal, saya yang merawat anak saya sampai sebesar ini. Dan sekarang tugas saya akan digantikan kamu sebagai suami, Ayu." Aji menatap lelaki yang duduk di hadapannya.

"Pesan saya, apapun yang terjadi jangan sampai kamu melukai Ayu, entah itu secara fisik atau bukan. Dan kalo seandainya kamu sudah tidak ingin bersama Ayu lagi, kamu datang ke rumah saya dan kembalikan Ayu secara baik-baik pada saya. Maka saya akan menjaga Ayu kembali layaknya seorang Ayah."

Zayyan mengangguk cepat. "In Syaa Allah, saya akan selalu mengingat pesan, Bapak."

Aji tersenyum tipis, tangan kanannya memegang pudak Zayyan. "Ingat pesan saya, tolong kembalikan Ayu, jika kamu sudah tidak bisa menjaganya lagi. Saya sangat mencintai Ayu, jangan pernah sekali-kali lukai dia."

Lelaki itu mengangguk. "Saya tidak akan melukai Sekar, Pak. Saya juga tidak akan mengembalikan Sekar pada Bapak. Saya menghormati Bapak sebagi orang tua Sekar, kapan pun Bapak mau bertemu dengan Sekar pasti akan saya pertemukan. Tapi saya tidak akan mengembalikan Sekar pada Bapak."

Lagi-lagi Aji tersenyum. "Sudah lama saya tidak tinggal bersama Ayu. Saya sangat rindu, mungkin dengan ijin dari Tuhan kamu bisa mengembalikan Ayu pada saya. Namun, jika Tuhan masih mengijinkan kamu untuk menjaga Ayu, saya ikhlas."

Zayyan membuka matanya dengan keringat yang bercucurann di keningnya. Ia melihat Sekar yang duduk di depannya sembari menatap dirinya dengan tatapan bingung.

"Mas Zayyan kenapa? Mimpi buruk?" tanya Sekar.

Sedangkan lelaki itu masih mengatur napasnya yang memburu. Setelah stabil ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Enggak. Sini tiduran, Mas lagi pengen peluk kamu."

◇◇◇◇

"Kenapa belum tidur?" tanya Aisyah pada putrinya yang masih menatap ponsel.

Reva menoleh ke arah Aisyah. "Di Jakarta sebentar lagi berganti hari yang artinya Sekar ulang tahun. Bunda mau bantu Reva buat videoin?"

Keduanya sedang berada di pesawat. Ayah Reva yang masih berada di Jerman karena urusan pekerjaannya belum selesai, jadi Reva dan Aisyah memutuskan untuk pulang ke Indonesia berdua.

"Boleh, kasih ponsel kamu sini," ujar Aisyah yang menerima ponsel dari Reva.

"Udah siap?" tanya wanita itu dan diangguki Reva.

Ia berdehem sedikit. "Hai, Kar! Hari ini mungkin hari yang biasa aja buat lu, tapi buat gue sahabat lu, ini adalah hari di mana lu bertambah usia. Semua doa baik semoga segera terwujud buat lu, dan keluarga lu. Gue masih nunggu anak lu kira-kira cewek apa cowok ya? Nggak sabar gue pingin lihatnya. So, wist you all the best Sekar."

"Gimana Bun, bagus nggak?" tanya Reva yang ingin melihat video tadi.

Namun saat ia ingin mengambil ponselnya di tangan Aisyah, dengan tidak sengaja Reva menjatuhkan ponselnya hingga menyebabkan layar benda pipih itu retak.

"Astagfirullah." Reva mengambil ponselnya yang terjatuh.

"Nggak apa-apa. Nanti Bunda beliin yang baru," ujar Aisyah yang mengelus puncak kepala Reva.

Gadis itu menghela napas pelan lalu mengangguk. "Iya, Bun."

◇◇◇◇◇

Promise Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang