46. WISH LIST KE DEPALAN

553 54 4
                                    

Pagi ini seperti pagi biasanya, Sekar yang selalu setoran hafalan pada Zayyan. Namun akhir-akhir ini dirinya sedikit frustasi karena hafalannya sedikit berantakan dan tidak secepat saat pertama ia mulai menghafal.

"Mas... " Sekar menatap Zayyan.

Zayyan tersenyum tipis, tangannya mengelus puncak kepala Sekar lembut. "Pelan-pelan aja, nggak usah buru-buru. Mas ajari sampai kamu bisa."

Tadi setelah Shalat Tahajjud Sekar memutuskan setoran ayat hingga adzan Subuh berkumamdang. Waktu sudah memasuki subuh, mereka bergegas untuk salat Subuh berjamaah.

Di kehamilan Sekar yang sudah menginjak delapan bulaan membuat Zayyan kerap melaksanakan shalat subuh di rumah karena menemani Sekar yang hamil tua. Ia takut istrinya merasakan kontraksi atau membutuhkan sesuatu jadi sebisa mungkin Zayyan tetap berada di samping istrinya.

Pekerjaan lelaki itu juga banyak yang ia kerjakan di rumah, mungkin jika dalam keadaan mendesak saja dirinya pergi ke kantor. Itupun tidak akan lama, karena Zayyan tak akan tenang jika meninggalkan Sekar sendirian.

Setelah shalat Subuh keduanya memutuskan untuk jalan-jalan pagi. Dokter Hana berpesan untuk Sekar menjaga kondisinya, istirahat yang cukup dan juga berolahraga tentunya yang tidak terlalu berat untuk ibu hamil.

"Mas- "

"Wist list ke delapan kamu apa? Hari ini mas wujudkan," ujar Zayyan yang memotong perkataan Sekar.

Sekar masih menatap jalanan di depan. Langit pagi ini belum terlalu cerah, dan juga kabutnya masih terlihat tebal. Ia menghentikan langkahnya, membuat Zayyan mau tak mau juga menghentikan langkahnya.

"Hari ini kita ke makamnya Bapak sama Ibuk ya, Mas?" Sekar menatap Zayyan yang berdiri di depannya.

Lelaki itu mengangguk kecil. "Sepulang jalan-jalan kita siap-siap buat pulang ke Purworejo. Nanti biar Mas ngabarin Bunda sama Ayah ya?"

Sekar tersenyum lalu mengangguk, ia menggandeng kembali tangan Zayyan dan mulai melangkahkan kakinya lagi. "Makasih," ucapnya dan diangguki Zayyan.

"Jadi wist listnya itu aja?" tanya Zayyan.

"Iya. Emangnya apa lagi?"

"Ya kali aja kamu pengen apa gitu biar Mas beliin. Masa selama hamil kamu nggak pernah ngidam aneh-aneh padahal kan Mas pengen direpotin kamu," ujar Zayyan jujur.

Semasa hamil Sekar tidak pernah mengidam aneh-aneh. Mungkin ada beberapa yang Sekar inginkan seperti mangga muda, dan beberapa buah lainnya. Dan itupun Zayyan mendapatkannya dengan mudah.

"Seharusnya Mas bersyukur aku nggak ngidam aneh-aneh," jawab Sekar santai.

"Iya, tapi sekali-kali coba kamu repotin Mas gitu, atau kamu pengen beli sesuatu yang mahal enggak apa-apa, biar uang yang di ATM Mas berkurang," kata Zayyan.

Sekar terkekeh mendengar perkataan Zayyan. "Uangnya di simpan dulu buat jaga-jaga kalo Mas enggak bisa mewujudkan wist list terakhir aku."

Mendengar itu membuat Zayyan mengerutkan keningnya. "Emang wist list terakhir kamu susah? Kok sampai bilang Mas enggak bisa mejuwudkannya."

Sekar menatap Zayyan sejenak. Tangannya perlahan merapikan rambut Zayyan yang sedikit berantakan.

"Justru wist list terakhir aku mudah banget. Tapi belum tentu Mas bisa mewujudkannya," ujar Sekar yang membuat Zayyan semakin penasaran.

"Emang wist listnya apa?" tanya lelaki itu yaang sudah sangat penasaran.

"Yang ke delapan aja belum kewujud udah minta yang terakhir. Yo nggak boleh to," ujar Sekar dengan logat Jawa-nya.

Promise Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang