5. SALAH TINGKAH

2.4K 199 1
                                    

“Pada dasarnya sifat manusia memang selalu berubah-ubah. Maka dari itu kita hanya boleh berharap pada Tuhan, bukan manusia.”

♪♪♪

"Bapak dari mana aja? Kok pergi nggak bilang-bilang, Ayu," tanya gadis itu sembari memakan sarapannya.

"Maaf, Yu. Kemarin Bapak di ajak Pak Panji ngecek gedung buat pernikahan kamu sama Zayyan."

"Kok lama banget sampai semalaman nggak pulang?" tanyanya lagi.

Aji hanya diam tanpa berniat membalas pertanyaan anaknya. Ia menghabiskan sarapannya lalu meminum air putih yang sudah Sekar siapkan tadi.

"Yu, tadi Zayyan ke sini ngasih barang buat kamu. Bapak kasih di meja depan, katanya hari ini harus dipakai," ujar Aji yang berdiri dari posisi duduknya.

"Barang apa, Pak?"

Pria paruh baya itu menggeleng kecil. "Bapak ndak tahu, ada di dalam tas. Ya udah, Bapak ke sawah dulu ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam," balasnya sembari mencium tangan Aji.

Gadis itu dengan cepat menghabiskan sarapannya lalu mencuci piring dan gelas yang sempat ia dan Aji gunakan untuk sarapan tadi. Setelah semuanya selesai Sekar bergegas ke ruang tamu, untuk mengecek barang apa yang Zayyan berikan.

Di sana terlihat paper bag berwarna hitam. Sekar mengerutkan keningnya, kenapa pria itu tidak memberikan langsung padanya? Kenapa harus diberikan pada Aji? Tapi ya sudahlah, itu tidak penting.

"Ciput?" tangan Sekar mengeluarkan benda yang ada di dalam paper bag itu. Di sana ada lima dalaman kerudung dengan warna yang berbeda-beda.

Ia memang menggunakan kerudung tapi ia tak menggunakan dalaman kerudung, maka dari itu anak rambutnya terkadang suka keluar sendiri. Gadis itu tersenyum kecil, di detik selanjutnya senyumnya pudar saat melihat sebuah kertas yang terjatuh dari sana. Tangan kanan Sekar bergerak mengambil secarik kertas itu lalu membacanya.

"Dipakai supaya rambut kamu tidak terlihat sama laki-laki. Dan turunkan kerudungmu sampai menutupi dada, saya tidak suka melihat gaya kamu berkerudung seperti itu."

Dengan cepat Sekar menurunkan kedua sisi kerudung itu dari bahu hingga membuat dadanya tertutup. Gadis itu meraih paper bag yang ada di atas meja lalu berlari menuju kamarnya untuk memakai ciput yang Zayyan berikan.

"Bapak! Mas Zayyan buat Ayu salting!"

♪♪♪

Sekarang Sekar dan Lina sedang berada di kantin sekolah. Keduanya telah selesai berolahraga, dan kini waktunya untuk beristirahat. Kelas Sekar dan kelas Lina memang jadwal olahraga bersamaan, entah itu kebetulan atau memang takdir, mereka juga tak tahu.

"Kar, lu hari ini pakai ciput?" tanya Lina yang melihat cara berpakaian Sekar sedikit berbeda.

Gadis itu yang sedang memakan siomay mengangguk kecil. "Iya. Mas Zayyan yang suruh aku buat pakai ciput, supaya rambutnya nggak keluar-keluar."

Lina menggelengkan kepalanya sembari berdecak kagum. Ia bertepuk tangan mendengar perkataan sahabatnya. "Kar, aku iri sama kamu. Kalo gitu aku minta dijodohin aja sama Babe, supaya dapet suami kaya Mas Zayyan. Jadi kepo aku sama Mas Zayyan, pasti ganteng ya."

Sekar menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya ini. "Ya nggak gitu juga konsepnya, Lin."

"Ya gimana— "

Promise Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang