Part 25

84 8 2
                                    

Hari senin kembali tiba, seperti sekolah pada umumnya. Saat ini SMA Angkasa Jaya akan mengadakan upacara rutin hari senin.

"kal, lo jadi pemimpin upacaranya ya" ucap Heli kepada Haikal yang hendak menjadi pemimpin pasukan kelas 12.

"Loh kok gue? Bukannya Mahesa ya?" tanya Haikal pada Heli. Pasalnya untuk tugas upacara hari ini sudah di bagi minggu lalu.

"Mahesa engga berangkat, sakit katanya"

"Terus kenapa engga lo?"

"Gue udah tugas bawa bendera bareng Sam sama Shenina. Mereka engga mau gue diganti dan engga ada yang mau gantiin tugas gue. Jadi mau engga mau gue minta tolong lo"

"Renjana atau Yasha kek"

"Engga mau mereka, si Renjana udah betah di kelas 10 keknya dia lagi ngincer seseorang, ngebet banget minta kelas 10"

"Terus Yasha kenapa engga mau?"

"Yasha males berurusan sama kepsek"

"Lah.. kebiasaan emang Yesha. Terus kelas 12 siapa yang gantiin?"

"Si Juna udah mau, tapi dia engga mau kalau suruh jadi pemimpin upacara. Entar Juna juga tukeran sama Yasha" jelas Heli yang mengetahui apa yang akan dipertanyakan Haikal "lo aja ya? Dulu juga lo sering jadi pemimpin kan kalau kelas lo tugas"

"Ya udah deh, gue mau. Kali ini doang ya"

"Iya. Makasih ya kal. Kalau gitu ayok lo siap-siap" ajak Heli agar Haikal segera bersiap di tempatnya.

Setelah itu upacara dimulai dan berjalan dengan khidmat selama kurang lebih 45 menit. Mengapa bisa begitu lama? Tentu saja karena pak kepala sekolah yang memberikan pidato bak membacakan dongeng sebelum tidur.

"Gila Pak Surya kalau pidato lama banget" ucap Sana pada kedua sahabatnya Reyna dan Nia. Saat ini ketiganya tengah berjalan menuju kelas 10.

"Iya bener banget, mana pelan gitu kan gue ngantuk parah tadi" jawab Nia ikut antusias.

"Hey, jangan keras-keras bicaranya nanti ada yang denger dihukum kalian" ucap Reyna mengingatkan kedua sahabatnya yang mulai berghibah.

"Kenapa sih gue engga sekelas sama kalian, males banget huft" ucap Sana kesal.

"Iya ya, kenapa gitu kelasnya diacak. Padahal kalau sekelas seru tiap ada tugas kelompok bisa bareng" jawab Nia ikut kesal

"Bener banget, semoga aja kelas sebelas kita barengan ya" ucap Sana

"Harus dong, btw kalau di kelas lo sama siapa san?"

"Di kelas gue ada temen juga cukup deket, namanya Lily"

"Untung deh lo masih ada temen, kalau gitu kita masuk kelas dulu ya San" ucap Nia lalu masuk bersama Reyna. Sedangkan Sana harus berjalan sedikit lagi untuk menuju kelasnya.

•••

"REYNAAA" seperti biasa ketika jam istirahat tiba suara Haikal akan menggema mengisi seluruh ruang kantin memanggil nama sang adik.

"Kebiasaan deh abang, biasa aja gitu manggilnya" ucap Reyna kesal lantaran Haikal membuatnya malu, bahkan tak jarang banyak orang kini membicarakannya. Mengira bahwa keduanya berpacaran.

"Iya engga apa-apa dong" ucap Haikal lalu duduk di sebelah Reyna dan mencomot sempol ayam milik Reyna.

"Abang ih main comot aja itu kan punya Rey yang terakhir" ucap Reyna karena Haikal menghabiskan tiga sempol terakhirnya.

Sadewa || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang