🎶Setia Band - Stasiun Cinta🎶
Senin, 22 Juli
Hari ini adalah hari terakhir gue sebagai anak kelas tujuh. Semester baru udah dimulai seminggu yang lalu, tapi karena lagi di bulan puasa minggu kemarin kita cuma belajar tentang apapun terkait agama, belum memulai pelajaran sekolah yang lain.
Sama seperti kebiasaan sebelumnya di sekolah gue, setiap tahun berganti, kelas yang kita duduki dan siswa-siswi dari kelas tersebut juga akan berganti. Misalnya kaya gini, tahun ini gue di kelas A, tahun besok saat gue naik ke kelas delapan gue di kelas B, tahun besoknya lagi di kelas yang lain. Dan hari ini pembagian kelas tersebut akan dilaksanakan.
Sebelumnya gue ngadain terakhiran dulu sama anak-anak di kelas gue, gue duduk di kelas tujuh A by the way. Kita ngobrolin kaya, "kira-kira kita bakal sekelas lagi gak ya di kelas delapan," sama "jangan lupain masing masing ya kalau beda kelas," dan obrolan perpisahan lainnya.
Bel pelajaran pertama pun berbunyi. Karena ini hari Senin bel yang satu ini dibunyikan agar semua siswa datang ke lapangan untuk upacara. Gue sama temen-temen 7A yang lain langsung bersiap dan pergi ke lapangan.
Sebelum lanjut, gue mau jelasin denah sekolah kita dulu biar gak bingung.
Diawali dari gerbang. Pas masuk gerbang kita otomatis langsung masuk juga ke wilayah kelas tujuh. Bukan cuma ruang kelas, di wilayah ini juga ada parkiran, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang bk, dan ruang administrasi lain, di ujung kanannya ada warung atau kantin buat jajan. Kita biasa menyebut tempat ini dengan wilayah atas.
Turun ke bawah, ada lapangan, dipinggir lapangan ada tangga buat naik ke wilayah atas tadi, ada tiga ruang kelas juga, kelas sembilan A sampai C biasanya ditempatkan di sini, di sebrang ruang kelas ada ruangan lab (bisanya dipake buat ruang keperluan ekskul), lalu ada ruang lab IPA yang diapit dua tangga buat turun ke bawah.
Di wilayah bawah, ruang kelasnya lebih banyak lagi, biasanya ditempatin sama kelas sembilan dan delapan, yang kiri kelas sembilan, yang kanan kelas delapan. Ada perpustakaan juga di sini, diujung bawah sana ada kelas-kelas kosong yang gak dipake, diantaranya ada lab komputer juga. Sementara di belakang kelas-kelas ini, di samping kiri dan kanannya ada warung.
Oh iya, kelas gue ada di bawah, di deket kelas-kelas kosong tadi. Pisah sendiri kita tuh.
Oke, that's enough buat denahnya. Pusing? Iya, sama gue juga, wkwk.
Kita lanjut cerita saja!
Di lapangan saat semua orang sedang berbaris, gue malah celingukan sendiri nyari seseorang, crush baru gue, yang baru gue temuin dua bulan lalu saat lagi ujian akhir semester. Gue nyebut dia dengan panggilan DIA. Si DIA gak gue temukan, mungkin dia gak masuk sekolah hari ini, gue ngerasa galau gara-gara gak lihat dia.
Upacara pun dilaksanakan.
Setelah upacara selesai, salah satu guru mengumumkan bahwa hari ini pembagian kelas akan dilakukan (tentu saja kita semua udah tahu). Setelah menyuruh anak-anak kelas tujuh yang baru direkrut kemarin buat balik ke kelas di wilayah atas, beliau pun memulai pembagian kelas tersebut.
Mulai dari kelas delapan. Disana gue mulai serius. Takut nama gue dipanggil.
Delapan A, nama gue gak ada.
Delapan B, nama gue gak dipanggil juga.
Delapan C, gue mulai gak serius dan malah ngobrol sama anak-anak lain.
Delapan D, makin gak merhatiin.
Delapan E, jantung gue langsung deg-degan saat nama gue dipanggil. Tapi setelah didengar sekali lagi ternyata bukan nama gue yang dipanggil, melainkan anak kelas sebelah yang namanya sama kaya gue. Hidihh.. dah geer banget gue.
Delapan F..
Setelah nama dari kelas ini disebut. Gue langsung waspada. Takut nama gue dipanggil. Karena kan barusan anak kelas sebelah yang namanya sama kaya gue udah disebut. Mungkin aja kali ini nama gue yang bakal disebut.
Guru yang di depan pun mulai memanggil nama-nama siswa di kelas ini. Oh iya, saat nama kita dipanggil kita harus maju ke depan dan buat barisan baru di sana.
Adi. Agus. Aji. Aldi. Algissa. Wahab. Enjang. Firman. Feri. Husen. Clarissa. Fahmi. Putri. Rani. Rijal. Riswan. Rudi. Samsul. Sandi. Siya..
Deg!!
Setelah dengar itu jantung gue berdebar. Gue natap teman-teman 7A gue yang tinggal beberapa orang. Semuanya cewek, yang cowok udah pada dipanggil semua.
"Gue?" ceritanya gue nanya.
"Iya. Cepet ke depan!!" Elis, salah satu teman terdekat gue di 7A menimpali.
Setelah itu gue langsung lari ke depan dan baris di sana. Gue baris paling depan gara-gara belum ada yang buat barisan. Lalu setelah itu semua cewek yang masuk ke kelas ini ikut baris di belakang gue. Salah satunya, Clarissa, dari kelas 7G, gue tahu dia, kita sempet kenalan pas waktu kelas tujuh karena dia suka Kpop, sama kaya gue. Gue juga lihat dua temen gue di kelas tujuh yang masuk ke kelas ini, yaitu Maryam sama Aisah.
Gue nengok ke arah kanan, ke barisan para cowok. Yang ada di samping gue ini, Fahmi dari kelas 7F, gue kenal dia karena kita satu SD. "Dia sekelas sama gue ya sekarang," pikir gue.
Seolah menyadari sesuatu gue pun langsung panik, "si Fahmi sekelas sama gue?!!!!" Pikiran gue langsung kacau, makin deg-degan, lebih ke excited sih sebenernya.
Akhirnya.. doa gue terkabul. Gue sempet berdoa buat bisa sekelas sama orang ini, dan jadi kenyataan. Alasan kenapa gue pengen sekelas sama dia nanti akan gue ceritakan, sekarang fokus dulu. Tarik nafas, hembusan, oke.
Untuk menghentikan ke excited-an gue, gue pun nengok ke belakang si Fahmi. Ada Wahab dari 7G, dia best friend gue waktu gue masih bocah. Lihat lagi ke belakang. Ada Adi dari 7B, dia teman SD gue juga. Oke, ternyata lumayan banyak orang yang udah gue kenal.
Pembagian kelas delapan pun selesai, yang terakhir dipanggil itu kelas 8G —for your information, kelas ini diisi sama anak-anak yang berprestasi— gue gak terlalu merhatiin sih.
Pembagian kelas sembilan pun dimulai. Tapi di sana kita para kelas delapan disuruh pergi ke kelas baru kita yang barusan diumumkan. Gue agak kecewa, gue pengen tahu kelas si DIA, gue belum bilang ya si DIA itu kakak kelas, iya dia kakak kelas dan gue penasaran dia bakal ada di kelas mana, tapi malah disuruh pergi.
Walau begitu gue tetep pergi ke kelas mantan 7A, lalu ngambil tas gue yang ada di sana. Setelahnya gue masuk deh ke kelas 8F. Kehidupan baru gue di kelas delapan dimulai dari sekarang. Excited sekali, but I'll tell you more in the next coming chapter.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Me With The 8F || Neverland
Подростковая литература[teenfic, friendship, slice of life] Sebuah diary keseharian seorang manusia bermuka datar di kelas 8F. Di mana di kelas itu dia selalu jadi sasaran empuk buat dianiaya. Eh, diusilin deh, biar gak kejam amat dianiaya. Tapi emang beneran dianiaya sih...