MAY ; A Day War

61 30 0
                                    

🎶Christina Perri - A thousand years🎶

Setelah kita semua selesai menulis, Pak Iwan langsung menjelaskan apa yang ditulis kita tadi. Saat itu gue malah gak mendengarkan penjelasan beliau. Gue malah nusuk-nusuk punggung si Fahmi pakai pulpen. Kesempatan dalam kesempitan. Mumpung si Fahmi ada di dekat gue, gue serang saja punggung dia pakai pulpen gue.

Bel pulang pun berbunyi, guru gue juga selesai memberi penjelasan. Saat itu gue lagi beres-beres untuk pulang, si Fahmi langsung mengambil pulpen gue yang gue pakai untuk nusuk punggung dia tadi.

Itu pulpen gue satu-satunya, gue gak punya pulpen lagi selain yang itu. Gue berusaha untuk mengambil pulpen itu dari tangan si Fahmi, tapi gak dapat juga.

Gue kembali ke bangku gue untuk berdoa sebelum pulang. Setelah memberi salam, gue langsung loncat ke bangku si Fahmi. Menghalangi jalan dia untuk pulang, karena pulpen gue masih ada sama dia.

Setelah guru PKN gue dan sebagian anak 8F keluar, gue teriak-teriak ke si Fahmi, "balikin pulpen gue!!"

Gue juga nyuruh si Icha buat menghalangi jalan si Fahmi di sisi lain, tapi tuh anak malah senyam-senyum sendiri lalu pergi ke luar.

Di kelas ini cuma ada gue dan si Fahmi. Si Fahmi naik ke salah satu meja karena takut diserang sama gue. Gue terus teriak-teriak ke dia. Si Fahmi juga ikut teriak, dia manggil si Yogi untuk minta bantuan.

Si Yogi pun datang dengan sok pahlawannya. Gue langsung pergi menghalangi pintu. Tapi si Yogi tetap bisa ngelawan gue karena dibantu sama si Agus.

Gue teriak-teriak lagi mencoba untuk ngejar si Fahmi, tapi usaha gue terus digagalkan sama dua cowok itu.

Si Fahmi mencoba untuk kabur, dia pergi keluar lewat kaca. Gue juga langsung keluar, tapi lewat pintu. Si Fahmi berhasil keluar tapi kepalanya kejedot sama jendela itu. Huahahaha. Gue ketawa gede banget.

Di luar ternyata banyak orang yang baru keluar dari kelasnya. Di sana teman dekat gue si Fatimah juga ada. Dia meneriaki 'Ciee.. Ciee..'. Gue acuhin aja.

Gue kejar lagi si Fahmi buat ngambil pulpen gue, tapi pulpennya malah dikasih ke Agus. Gue kejar si Agus, tapi si Agus malah ngasih pulpen itu ke si Yogi, gue kejar si Yogi, dan gak dapat.

Ahhh.. Gue nyerah!!

Gue memilih pergi menghampiri si Fatimah yang ternyata lagi sama si Sri. Pas sampai, mereka kembali bilang 'Ciee.. Ciee..'.

"Apaan sih?!" gue bilang ke mereka.

"Ciee kamu sama Fahmi."

Mereka ngejelasin alasan kenapa terus bilang ciee gitu ke gue, itu karena pas keluar tadi si Icha bilang ke mereka kalau gue lagi pacaran sama si Fahmi. Di sana gue langsung menyimpan dendam untuk si Clarissa.

Lalu mereka berdua malah nyuruh gue buat memberitahu kelas 8E kalau mereka harus cepat mengumpulkan hasil ulangan mereka. Tuh dua anak nyuruh gue karena malu, mereka punya crush di kelas itu.

Gue nurut dan pergi ke 8E, ngasih tau informasi itu ke anak-anaknya.

Setelahnya kita pun berjalan untuk pulang. Tapi gue masih gak rela pulpen gue diambil. Itu pulpen gue satu-satunya, gue malas beli lagi.

Gue balik lagi dan ngejar ketiga anak dodol itu. Ketika mereka lihat gue, mereka langsung lari.
Lalu gue dengar mereka membuat rencana. Rencananya kaya gini :

1. Nyimpan pulpen gue di kelas

2. Gue masuk ke kelas

3. Gue dikurung di kelas

Jelas gue gak mau, gue pun nyerah dan berjalan pulang lewat halaman belakang kelas sembilan. Di sana gue malah galau dan pengen nangis gara-gara ingat si DIA. Lol.

"Ahh.. Dia nangis," gue dengar itu, suaranya si Agus. Tadinya pengen nangis, tapi sekarang jadi pengen ketawa.

Gue terus jalan tanpa nengok ke belakang. Kayanya ke tiga anak itu mengikuti gue.

"Tuh pulpen lo ada di kelas, " kali ini si Fahmi yang ngomong.

Gue berbalik, natap mereka dengan tatapan kejam. Dan mereka langsung lari ketakutan. Sementara gue langsung ngakak gila, huahaha.

Setelahnya gue lanjut berjalan, mereka ternyata balik lagi dan mengikuti gue di belakang. Gue berhenti jalan dan membiarkan mereka jalan duluan.

Mereka jalan melewati gue dengan hati-hati tapi cepat, takut gue serang kali ya. Setelah mereka jauh, gue balik lagi ke kelas. Gue cari pulpen gue, dan pulpen gue ada di bawah meja.

Akhirnya gue pun pulang sendirian. Di tengah jalan gue ketemu sama salah satu anak 8F, yaitu si Siva. Dia bilang gini sama gue, "ciee.. Silvi abis India-Indiaan sama si Fahmi."

Wajar sih dia bilang kaya gitu, karena sedari pagi gue lari-larian mulu bareng si Fahmi. Gue acuhin dia.

Ketika sampai di jalan raya, ternyata si Fatimah sama si Sri masih belum pulang, mereka malah nongkrong di jalan. Mereka pun ngajak gue untuk pergi ke rumah si Sri, gue terima ajakan mereka.

Di warung sebrang jalan, gue lihat ada si Agus lagi nunggu angkot. Gue, Siti dan Sri nyebrang ke warung itu. Jika biasanya, di luar kelas 8F si Agus gak akan nyapa gue, kali ini dia nyapa gue, sambil ngejek dan menertawakan gue. Gue cuma natap dia dengan tajam.

Berakhirlah acara ribut seharian gue bareng si Fahmi, Agus, dan Yogi.

[]

Me With The 8F || NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang