🎶Taylor Swift - Red🎶
Sabtu, 17 Mei
Di hari Sabtu pelajaran pertama adalah Bahasa Inggris. Awalnya semua baik-baik saja. Saat itu gue, Clarissa dan Rani sedang mengerjakan tugas Bahasa Inggris yang sudah berminggu-minggu belum selesai.
Di sana kita bagi-bagi tugas. Gue bertugas untuk menterjemahkan tugas tersebut, si Rani yang menulis kata yang sudah diterjemahkan dan si Icha dia gak bertugas apapun, dia malah baca novel Ilana Tan yang ada di hp gue.
Guru Bahasa Inggris gue tiba-tiba keluar entah kemana, mungkin ada sesuatu yang penting yang harus dia urus dulu sehingga dia meninggalkan kelas. Gue lanjutin saja menyelesaikan tugas tadi.
Beberapa menit kemudian tugas tersebut akhirnya selesai, dan tinggal dikumpulkan. Tapi saat itu guru Bahasa Inggris gue belum kembali ke kelas.
Seperti biasa, kalau di kelas gak ada guru, anak- anak pun banyak yang ke luar. Begitu pun si Icha sama Rani, mereka juga pergi ke luar.
Sebenarnya mereka mengajak gue, tapi gue menolak ajakan mereka dengan alasan gue lagi pusing, dan ingin tidur. Si Icha pun pergi sama si Rani, dan dia membawa hp gue yang ada novelnya. Sementara hpnya ada di tangan gue, kita tukeran.
Di kelas bukannya tidur seperti yang sudah direncanakan, gue malah ribut lagi sama si Fahmi, Agus, dan Yogi.
Gue lari ngejar si Fahmi yang ngejahilin gue dengan cara bawa kabur tas gue dan memasukan tas tersebut ke pot bunga yang kosong dan kotor. Tas gue memang lembek, jadi mudah dilipat-lipat.
Biar adil, gue bawa juga tas si Fahmi, lalu menghampiri dia yang lagi bawa tas gue, dan nimpukin tas itu ke badan dia. Akhirnya kita mengembalikan tas kita masing-masing.
Gue duduk lagi di bangku sambil mainin hp gue yang lain, gue bawa dua hp btw. Gue lihat si Fahmi lagi natap gue dari bangkunya, tasnya dia pakai, takut gue ambil lagi kali ya. Gue acuhin dia dan kembali memainkan hp.
Lalu si Fahmi jalan ke belakang ngelewatin gue. Gue langsung waspada megang tas gue, takut diambil lagi sama dia. Tapi ternyata si Fahmi mungkin gak niat ngambil tas gue lagi. Gue pun kembali ke hp.
Ketika gue lagi lengah, tas gue diambil sama si Fahmi dari belakang dan tuh anak kembali memasukan tas gue ke pot bunga yang tadi. Anjir lah. Si Fahmi kabur bawa tas gue yang sudah masuk sempurna ke pot bunga itu.
Gue langsung lari ngejar dia. Larian si Fahmi memang cepat, tapi tak sampai ke ambang pintu gue sudah dapetin dia. Gue ambil tas gue, lalu ngelempar pot bunganya ke arah si Fahmi. Di sana gue langsung gendong tas gue, takut dimasukin ke pot bunga lagi.
Si Fahmi yang tadi gue lemparin pot bunga, kabur ke luar dan dendam gue masih ada, gue pun ngejar dia. Pas sampai di ambang pintu, ada orang yang melemparkan tanah ke muka gue. Kayanya ini orang si Agus deh, gak mungkin si Fahmi, soalnya si Fahmi kan baru keluar dan si Agus dari tadi ada di luar. Dan tanah itu kena ke mata gue. Gue mundur sambil megang mata gue yang perih.
Si Agus langsung ngejek gue, dan bilang, "lah nangis."
Hah? Seorang gue nangis? Gak mungkin! Tapi.. Mungkin juga sih. Karena gue juga seorang perempuan biasa.
Halah.. Malah Baca puisi.
Lanjut..!!
Gue keluar mau balas dendam ke si Agus, terus kali ini si Fahmi yang melemparkan tanah ke muka gue. Gue bales, gue ngambil tanah yang ada di pot bunga yang sudah rusak, lalu melemparkan tanah itu ke wajah si Fahmi dan Agus, tapi gak kena. Malah gue yang diserang sama mereka berdua.
Kebetulan di kelas tetangga dalam kurung kelas 8G, ada si Icha entah lagi ngapain. Gue teriak ke dia, niatnya mau minta tolong tapi gue malah bilang, "Cha.. Hp lu ditendang-tendang sama anak-anak cowok."
Ini bener loh, tadi tas gue memang sempat ditendang-tendang, dan di tas itu ada hpnya si Icha.
Si Icha dengan paniknya langsung ngambil hp dia yang ada di tas gue itu, lalu pergi begitu saja tanpa nolongin gue. Hadeh dasar..
Gue ngambil lagi tanah dari pot itu, tapi potnya malah jatuh karena gue terlalu kasar ngambilnya. Tapi gue bodo amat, gue langsung ngikutin Si Fahmi dan Agus yang masuk ke kelas, mereka kabur karena tau gue mau bales dendam. Sementara pot bunga yang jatuh tadi si Yogi dan si Sindi yang ngurus.
Target udah ada di depan mata, gue langsung ngelemparin tanah di tangan gue ke wajah si Fahmi, kali ini kena. Si Fahmi balas dendam dengan cara memasukan pot bunga yang kosong tadi ke kepala gue. Goblok.
Si Fahmi dan si Agus balik ke luar lagi. Gue hampiri mereka, niatnya buat mukul mereka berdua. Tapi gue malah diam di ambang pintu, karena takut kelihat sama guru kalau gue bawa-bawa tas, takut dikira mau kabur.
Di sana gue sama mereka malah bercanda. Si Agus memasukan tangannya ke saku celana. Itu kebiasaan dia banget. Lalu gue ngomong gini, buat ngejek dia.
"Sok kece lo!"
Eh Si Fahmi dan si Agus langsung bilang kalau mereka itu memang kece, gak kaya gue. Mereka malah jadi sok sok-an dan bilang kalau mereka orang kaya dan keren.
Gue masuk ke kelas buat menghindari apa yang dibicarakan dua orang gila itu. Plus karena ada guru tadi yang lewat ngelihat kita. Mereka otomatis ngikut di belakang gue.
Pintu di tutup. Kita pun mulai perang mulut lagi. Dan di perang kali ini si Yogi ikutan.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Me With The 8F || Neverland
Teen Fiction[teenfic, friendship, slice of life] Sebuah diary keseharian seorang manusia bermuka datar di kelas 8F. Di mana di kelas itu dia selalu jadi sasaran empuk buat dianiaya. Eh, diusilin deh, biar gak kejam amat dianiaya. Tapi emang beneran dianiaya sih...