Sofia membasuh wajahnya di toilet sekolah, ia kira setelah kelas sastra dia tidak akan sekelas lagi degan Edward tertanya ia salah hampir seharian ini ia satu kelas dengan pria itu dan bahkan selalu duduk berdekatan.
Minggu lalu ia sama sekali beda kelas dengannya entah kenapa sekarang selalu di kelas yang sama.
Sofia bahkan tidak bisa makan siang karena tidak ingin bertemu dengan Edward maupun keluarganya dan juga Bella semua masih sangat membingungkannya apalagi Xavier mereka bertemu di dekat loker saat Xavier berbicara dengan Edward.
Tatapannya begitu tajam dan penuh arti ketika melihatnya. karakter yang tidak pernah Sofia tau tapi kini muncul.
Ia perlu menenangkan diri dan kembali mengingat semuanya, apakah hal ini benar atau tidak, dunia ini yang ada di novel atau tidak. Ia menatap dirinya di cermin dengan wajah yang basah.
Sofia merogoh saku roknya mencari sapu tangan miliknya, namun ia tidak menemukannya ia mencarinya di dalam tas juga tidak menemukan tisu wajah yang biasa ia simpan di sana.
Sambil menghela nafas sofia hendak mengambil tisu di tempatnya namun sebuah tangan mengulurkan sapu tangan padanya. Ia menoleh melihat Alice tersenyum sambil menyodorkan saputangannya.
"Pakai ini saja jangan pakai tisu di sini untuk mengelap wajahmu."
Sofia yang hendak menolak melihat wajah berseri-seri Alice akhirnya mengambil sapu tangan itu mengucapkan terimakasih dan memakainya.
"Terimakasih."
"Ahh tidak masalah kau bisa menyimpannya."
"Tidak bagaimana bisa aku menyimpan sapu tangan yang di bordir dengan cantik seperti ini aku akan mencucinya dan mengembalikannya padamu besok."
"jika kau memang ingin berterimakasih bagaimana jika jumat malam nanti kita menonton film? Aku akan beli tiketnya dan kau bisa membelikan popcornnya."
Terjebak Sofia sungguh terjebak ia melihat senyum Alice yang lebar dan dengan terpaksa ia menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
"Ahh bagus aku akan menjemputmu di rumahmu jam 7 sampai nanti."
Alice berjalan keluar dengan semangat meninggalkan Sofia yang sudah frustasi.
"Aish bagaimana mau menolak ketika ia tersenyum begitu ceria dasar kau lemah Sofia."
Sofia memasukan sapu tangan kedalam sakunya dengan kesal lalu mengikat 1 rambut pirang miliknya. Ia keluar dari toilet untuk keparkiran menunggu ayahnya menjemputnya.
.................................
Sofia berada di sebuah parkiran supermarket ia memasukan beberapa barang belanjaannya ke dalam bagasi mobilnya. Ibunya meminta tolong padanya membeli keperluan rumah karena ia ada meeting dengan klientnya sampai malam hari ibunya bekerja dalam bidang seni jadi sesekali bertemu orang membicarakan tentang proyek kesenian.
Saat hendak masuk ke dalam mobil ia melihat seorang pria paruh baya yang duduk di kursi roda, kursi roda itu hampir terjatuh karena tersangkut batu. Sofia berlari menahan kursi roda itu dengan tubuhnya agar tidak terguling.
"Hampir saja, apa anda baik-baik saja tuan?"
"Oh Astaga, ya aku baik-baik saja jika bukan karenamu aku sudah celaka terimakasih ya."
"Tentu tidak masalah apa anda sedang menunggu jemputan?"
"Ya anakku akan menjemputku dia sedang menuju ke sini dengan mobil seharusnya aku keluar dalam 30 menit tapi urusanku selesai lebih cepat."
"Kalau begitu biar saya temani ya."
"Tidak perlu nak lebih baik kau pulang, oh tanganmu terluka."
Sofia melihat tangannya yang sepertinya tergores tadi saat menahan kursi roda.
![](https://img.wattpad.com/cover/353147141-288-k958250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why The Female Lead Is Me ✔️
FanficAku yang hampir tenggelam sewaktu kecil selamat dan mengingat kehidupanku sebelumnya. setelah aku pindah aku sadar bahwa dunia ini sama seperti novel yang saat itu di sukai oleh banyak orang. Aku menantikan banyak hal yang akan terjadi antara pemer...