Ansara yang sejak tadi sudah menyiapkan meja makan berisi makanan dari beberapa jenis sekaligus, kebingungan sendiri saat dihadapkan dengan rasa bimbangnya perihal mengajak Bumi untuk makan bersama atau tidak. Sejak selesai bebersih tadi, Bumi memilih untuk kembali ke kamarnya, tidak lagi menunjukkan wajah didepan Ansara sama sekali.
Gadis itu sudah berdiri didepan pintu ruang kerja Bumi selama kurang lebih selama dua puluh menit, berkontemplasi dengan dirinya sendiri, takut akan menyulut emosi seorang Bumigantara lagi karena perilakunya. Tapi, disatu sisi, Ansara merasa memiliki kewajiban sebagai seorang istri, yang kini harus memperhatikan kesehatan suaminya.
Namun, rasa takut itu bersarang, membuat Ansara memilih untuk berbalik dan menanti di meja makan. Memilih duduk di salah satu bangku, dengan sabarnya, Ansara terdiam disana, menanti dengan was-was. Bukannya ia tidak lapar, tapi ajaran keluarganya sudah tertanam sejak dulu, yaitu tidak boleh makan sebelum orang yang ia hormati makan lebih dulu. Dan setelah menikah, tentu saja ajaran itu tetap Ansara terapkan, kepada Bumi sebagai suaminya.
Ansara melirik kearah jam dinding, mendengar denting yang terus menanti malam. Perutnya sendiri sudah keroncongan, sebab belum mengkonsumsi apapun lagi sejak makan terakhir, tapi hati kecilnya tak memiliki keberanian mengajak Bumi makan atau sekedar izin makan duluan. Ansara bimbang, hingga akhirnya memilih menahan laparnya hingga gadis itu jatuh tertidur dengan kepala menelungkup diatas meja makan.
Bumi keluar sekitar tiga puluh menit setelah Ansara tidur, membuat bunyi yang mengejutkan sang gadis hingga terlonjak dari tempatnya. Dua netra itu saling berkoneksi, merasa heran satu sama lain. Bumi adalah yang jauh lebih heran saat melihat meja makan yang penuh dengan sajian namun Ansara malah tertidur disana. Jadilah, lelaki itu membuka suara. "Kamu ngapain tidur di meja makan?".
"Eh—Nggak, Mas. Aku tuh ketiduran. Tadi lagi nungguin kamu buat makan sama-sama. Tapi malah ketiduran. Makanannya udah dingin kayaknya, aku angetin ya, Mas?". Balas Ansara, hendak bergegas bangkit.
Bumi menggeleng dari tempatnya. "Saya udah ada makanan sendiri. Makanan saya khusus, gak bisa masakan sembarangan gitu. Makan aja sendiri".
Ansara terbengong di tempatnya, menyaksikan bagaimana Bumi berjalan melintasinya, menuju kearah pintu depan, dan menghilang begitu saja. Lima menit kemudian, Bumi kembali dengan satu paper bag di tangannya, menentengnya kedalam rumah. Dari bungkusannya, Ansara menebak itu adalah makanan yang Bumi pesan.
Lelaki itu sempat tersenyum saat memeriksa isi paper bag yang ia bawa. Lantas, tanpa mempedulikan Ansara, lelaki itu kembali bergerak menuju ke kulkas untuk mengambil botol minum dengan sembari menelepon, membuat panggilan pada seseorang. "Di, sudah saya terima ya. Makasih banyak".
Bumi kemudian melirik sekilas pada Ansara yang masih terpaku di tempatnya, ia terburu-buru menutup pintu kulkas, sembari membawa segala peralatannya kembali kedalam ruang kerja, bahkan menguncinya. Sedang Ansara, bagai seorang yang tak berakal, malah sibuk mengerjap, memandangi makanannya sendiri yang berakhir tidak disentuh oleh Bumi. Detik selanjutnya, Ansara memilih mengambil piring untuknya, lalu mengambil porsi kecil untuk ia makan, sebab rasa laparnya sudah tidak mampu ditoleransi lagi.
"Susah banget sih komunikasi sama kamu, Mas. Bingung aku". Keluh Ansara lesu sembari menyuap makanannya tak nafsu.
———
Diandra Arellia Gunawan, adalah seorang gadis dengan dua kebangsaan. Terlahir dari seorang ayah yang berasal dari Denmark, dan ibu asli Indonesia, membuatnya memiliki paras yang kerap dikenal dengan blasteran. Cantik, memiliki tubuh proporsional, dengan karir yang cukup gemilang, membuatnya menjadi salah satu idaman yang digandrungi banyak lelaki.
Namun, dari banyaknya lelaki yang mendekati Diandra, ternyata pilihan itu jatuh pada Bumi. Pernah berkuliah di tempat yang sama, membuat keduanya sempat berteman selama dua tahun lamanya, sebelum pada akhirnya keduanya mendeklarasikan diri sebagai sepasang kekasih setelah terpisah selama lima tahun. Hubungan yang mereka bangun atas dasar pertemanan, berjalan begitu baik hingga konflik yang terjadi diantara keduanya bisa dihitung dengan jari di sepanjang hubungan mereka yang sudah berjalan satu setengah tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSARA
RomancePernikahan yang bukan dilandaskan cinta, memang mimpi buruk bagi mereka yang tidak menerimanya. Ialah Bumigantara Dhiagatri yang hidupnya harus berubah lantaran dijodohkan dengan Ansara Saskiaputri, seorang gadis yang tidak kenal dan hanya pernah ia...