[EXO SERIES STORY #2]
Banyak uang, maka hidup tentram.
Kalian pasti pernah mendengar kalimat diatas, kan? Namun itu tidak berlaku untuk pria bernama lengkap Kim Junmyeon atau bisa dipanggil Suho, seorang pria kaya raya yang bahkan namanya masuk urut...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
👑👑👑
Suho kini dibuat sibuk akibat kejadian penggrebekan yang terjadi di salah satu hotelnya kemarin. Banyak wartawan yang datang untuk meminta penjelasan kronologi kejadian kemarin serta hubungannya dengan Josephine.
"Argh! Rasanya kepalaku ingin pecah!" eluh Suho sembari mendudukan diri di bangku kebesarannya, lalu mengendurkan dasi yang mencekik lehernya.
"Apa Anda ingin kopi, Tuan?" tawar Reynold.
"Tolong belikan aku teh saja, terima kasih," ujar Suho yang diangguki oleh Reynold sebelum pria itu pergi meninggalkan atasannya.
Suho menghela napas panjang. Nampaknya nasibnya akhir-akhir ini sangat sial karena dirinya terus menerus ditimpa masalah.
"Kau sudah kembali? Cepat sekali," gumam Suho saat mendengar suara pintu ruangannya dibuka.
"Tuan Kim?"
Suho membulatkan matanya dan segera memutar bangkunya ketika ia mendengar suara wanita. Dirinya dibuat terkejut dengan kehadiran Josephine. "Lady Mecklenburg?"
"Aku dengar perusahaanmu kedatangan banyak wartawan." Josephine menghampiri Suho, lalu berdiri didekat pria Kim itu. "Jadi aku memutuskan untuk mengunjungimu."
"Hm, begitulah," sahut Suho. "Silahkan duduk, Lady Mecklenburg."
Mendengar itu, Josephine segera duduk dibangku yang berhadapan dengan Suho, lalu memperhatikan pria Kim itu yang terlihat sangat kacau. "Kau pasti lelah dengan semua ini."
"Aku tidak apa-apa." Suho menatap Josephine. "Setidaknya setelah semua ini masalahku selesai."
Josephine melipat kedua tangannya didepan dada. "Kau tidak perlu khawatir, aku sudah mengurus semuanya."
"Semuanya?" Suho mengerutkan keningnya.
"Iya, semuanya. Mulai dari masalah salah satu hotelmu hingga para wartawan yang berkumpul dibawah. Semua sudah beres!" jelas Josephine santai.
Suho yang mendengar itu melongo. Seketika dirinya baru sadar kalau gadis didepannya ini lebih memiliki kuasa daripada dirinya di negeri ini. "Uhm, terima kasih. Kau membuat pundakku sedikit lebih ringan."
"Tidak apa-apa, lagipula kau calon suamiku. Apa salahnya aku membantumu? Sudah menjadi tugasku untuk menjaga kehormatanmu." Josephine menaik-turunkan kedua alisnya.
Suho yang melihat itu bergidik ngeri. Namun dilain sisi, dirinya senang karena Josephine mau berbagi pundak untuknya karena yang Suho tahu, belum tentu seorang wanita mau membantu masalah pasangannya. Mereka hanya tahu kesenangan saja.
"Ini teh Anda, Tu--" Ucapan Reynold terputus saat melihat Josephine. Dirinya pun segera menunduk hormat sebelum meletakkan teh pesan Suho di meja pria itu.
"Kau ingin minum teh?" tanya Suho.
Josephine menggeleng. "Tidak, terima kasih. Aku sudah minum teh sebelum kemari."