👑👑👑
Setelah seminggu berada di Roma, Suho dan Josephine pun kini telah kembali ke London. Bukannya kembali melakukan aktivitas seperti biasanya, keduanya justru disibukkan dengan persiapan pernikahan.
Meski semuanya telah diatur, namun pendapat calon pengantin adalah yang utama karena yang akan menjalani bahtera rumah tangga adalah mereka, bukan keluarga ataupun WO.
"Kemana lagi kita?" tanya Suho pada Reynold. Dirinya dan Josephine baru saja mendatangi tempat yang akan dijadikan acara resepsi.
"Kita akan pergi ke butik untuk mengukur pakaian yang akan digunakan saat acara pemberkatan dan resepsi, lalu setelah itu Anda dan Lady Mecklenburg diminta untuk memilih kue pernikahan kalian," ujar Reynold setelah melihat catatan yang diberikan Nyonya Kim.
Suho mengangguk. Dirinya pun menghampiri Josephine yang sedang berbicara dengan pengurus gedung. "Maaf mengganggu pembicaraan kalian, tetapi Lady Mecklenburg dan saya harua pergi ke tempat selanjutnya," kata Suho yang membuatnya langsung menjadi perhatian.
"Ah, baiklah kalau begitu." Sang pengurus gedung menatap Josephine. "Terima kasih banyak, Lady Mecklenburg. Anda sudah mempercayakan gedung ini untuk dijadikan tempat resepsi pernikahan Anda."
Josephine tersenyum, lalu mengangguk. "Tidak masalah, Tuan Smith, kalau begitu saya pamit."
"Hati-hati di jalan dan sekali lagi terima kasih." Sang pengurus gedung membungkukkan kepalanya.
"Kami permisi," pamit Suho yang langsung menarik tangan Josephine menuju mobilnya.
👑👑👑
Josephine menguap sejenak, lalu kembali memperhatikan Suho yang masih mencoba beberapa jas. Sudah hampir dua jam pria itu tak kunjung menemukan jas yang ia suka.
"Apa ada yang lain? Aku kurang suka!"
Sang designer meringis dan segera meminta para asistennya untuk mengambil beberapa jas buatannya yang terbaru lainnya.
"Apa kau tidak pegal berganti pakaian terus-menerus?" tanya Josephine yang mulai lelah melihat Suho yang bolak-balik berganti pakaian.
Suho menggeleng. "Aku tidak akan lelah sampai aku menemukan jas yang aku suka. Aku ingin tampil sempurna di pernikahanku nanti."
Josephine mendengus. "Kau seperti anak perawan saja."
Tak berselang lama, beberapa asisten sang designer kembali dengan membawa beberapa jas dan Suho pun langsung mencobanya.
Sembari menunggu Suho, sang designer dan para asistennya nampak khawatir sampai ada yang menggigit kukunya. Josephine terkekeh. Mengapa mereka seperti akan menemui ajal? Apa di mata mereka Suho sangat menakutkan? Kalau menurutnya, Suho itu lucu meski sudah berkepala tiga.
Perhatian mereka semua teralihkan saat pintu ruang ganti terbuka dan menampilkan Suho dengan balutan jas berwarna hitam yang melekat sempurna di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Crazy Lady is My Wife!
Romantizm[EXO SERIES STORY #2] Banyak uang, maka hidup tentram. Kalian pasti pernah mendengar kalimat diatas, kan? Namun itu tidak berlaku untuk pria bernama lengkap Kim Junmyeon atau bisa dipanggil Suho, seorang pria kaya raya yang bahkan namanya masuk urut...