Kenangan itu hanya ibarat mimpi datang hanya sebatas banyang
.
.
."Yang, kamu yakin mau masuk kedokteran? Bukannya kamu lebih suka bisnis di banding dunia medis??" Tanya Sanjana yang kini tengah mengusap kepala sang kekasih dengan sayang, sementara Arlan tengah tertidur di pangkuan sang kekasih.
"Aku udah mikir-mikir ini dengan matang ko, setelah aku lihat kondisi papa yang sering sakit-sakitan"
Sanjana terkekeh kecil mendengar penuturan Arlan."Dokter emang cocok buat kamu yang sering banget nolong orang-orang tanpa mikirin apakah kamu sangguk atau enggak, tapi aku bersyukur seenggaknya nanti pacaraku bakalan jadi dokter dan aku gak perlu ke Rumah Sakit buat berobat, kan ada kamu yang nanti bakalan ngobatin setiap rasa sakit aku"
"Pekerja dokter nya jadi double kalau begitu, selain sembuhin yang luka fisik aku juga harus Sembuhin luka hati"
"Tapi kalau untuk luka hati, cuman aku satu-satunya pasien, pokonya gak boleh ada yang lain!!"
Arlan tertawa mendengar ucapan Sanjana apalagi melihat raut wajahnya yang terlihat lucu dan menggemaskan."Iya-iya, lagian Arlan cuman milik Sanjana seorang"
Sanjana merasakan Pipinya yang memanas secepat kilat gadis itu mengusap kedua pipinya yan bersemu merah."Gombal banget sih pacar aku ini"
Balas Sanjana dengen menggelitik pinggang Arlan, sementara itu Arlan tertawa lebar dan juga berusaha untuk terlepas dari gelitikan sang kekasih.Tawa keduanya terdengar nyaring, danau yang menjadi saksi cinta keduanya terlihat damai dengan rerimbunan pohon yang tentu saja menyejukkan hati, Sanjana dan Arlan sepasang kekasih yang menyatakan kesetiaannya di hadapan danau yang menjadi saksi kisah cinta mereka dan Arlan telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk selalu mencintai dan melindungi gadis di hadapannya itu.
HAH!!!
Sanjana mendesah lirih dan mengusap peluh keringat yang membanjir wajahnya, kali ini dia memang tidak bermimpi buruk tapi dengan adanya Arlan dan juga potongan kenangan yang terdapat dalam mimpinya mampu memporak porandakan hati Sanjana.
Sanjana tahu dia tidak bisa untuk terus berlarut dalam pemikiran negatifnya, dia ingin sekali memperbaiki hubungannya sesegera mungkin memang menungu Arlan dua bulan lagi cukup membuat Sanjana bingung karena jika dia datang ke Jerman, Sanjana juga bingung dengan pekerjaan yang menumpuk.
Setelah cukup tenang Sanjana perlahan berjalan ke arah jendela, langit biru pekat malam ini terlihat sangat cantik, taburan bintang dan juga guratan bulan sabit terlihat pantas sekali berdampingan dengan hamparan bintang.
Setiap kali melihat langit Sanjana selalu ingat dengan Arlan, jangankan langit, seisi dunia mungkin akan selalu membuat Sanjana mengingat Arlan, karena banyaknya kenangan mereka dan juga janga lupakan dua belas tahun yang sudah terlewati.
"Kamu sedang apa di sama Al, aku berharap hubungan kita baik-baik saja, dan kita bisa memenuhi janji kita bersama untuk menikah"
______
Jerman hari ini terasa sedikit dingin mengingat jika beberapa Minggu lagi akan masuk musim salju, laki-laki jangkung yang tengah memeriksa pasien itu mendesah lega ketika melihat jika seluruh pasien sudah dia periksa dengan detail.
Semenjak melanjutkan studi kesehatannya di Jerman, sedari awal Arlan memang telah di rekomendasikan oleh pihak rumah sakit tempatnya dulu berkerja untuk melanjutkan studi sekaligus bekerja di salah satu rumah sakit di Jerman, selain mendapatkan gelar laki-laki itu juga mendapat kesempatan untuk bisa meniti karir dokternya di Jerman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Hingga Ketepian
Literatura FemininaDua belas tahun menjalin hubungan tidak akan menjamin sebuah pernikahan. Dan bagaimana rasanya ketika kamu melihat dengan mata kepala kamu sendiri laki-laki yang menemani mu selama dua belas tahun bercumbu mesra dengan perempuan lain... no plagiat w...