part 28

2.3K 230 0
                                    

Sore ini Mark memutuskan untuk pergi berjalan-jalan ke taman berukuran luas milik cosa nostra.

Sejauh mata Mark memandang ia bisa melihat seluruh jenis bunga telah tumbuh dengan sangat baik di taman ini. Dan tentunya beberapa darinya adalah tanaman langkah dan sangat mahal harganya.

Semuanya terlihat enak untuk di pandang mata. Namun ada satu hal yang membuat Mark tidak berhenti untuk melihatnya. Sebuah pohon besar yang ada di tengah-tengah taman itu.

"Sedang melihat apa, sayang?"
Suara dominan yang berasal dari Jeno itu membuat tubuh Mark tertegun sesaat. Ia menoleh kearah pria tampan yang kini berjalan kearahnya.

"Pohon ini sangat besar dan indah"
Ucap Mark yang masih memandang pohon yang menjulang tinggi itu.

"Apa nama pohon ini? Aku tidak pernah melihatnya selama ini"
Ucap Mark yang kini menoleh kearah Jeno.

"Albero eterno"
Ucap Jeno yang kini ikut memandang pohon yang sama dengan Mark.

"Itu pohon keabadian dari italia. Lambang cinta seorang suami untuk istrinya"
Ucap Jeno yang masih menatap kearah pohon yang sama. Mark yang mendengar hal itu terlihat takjub dan kembali memandang pohon itu.

"Siapa yang sudah menanamnya?"
Tanya Mark yang penasaran.

"Leluhur ku"
Ucap Jeno. Menjelaskan jika pohon itu sudah sangat lama tumbuh disana. Sangat kokoh dan memiliki daun yang sangat lebat dan hijau. Mark kembali takjub lalu sedikit menoleh ke beberapa pohon yang juga memiliki jenis yang sama di belakang pohon besar itu.

"Lalu yang disana? Apa leluhur mu juga yang sudah menanamnya? Itu pohon dengan jenis yang sama, bukan?"
Tanya Mark menunjuk kearah dua pohon berukuran sedang dan kecil yang berada di belakang pohon besar itu.

"Itu milik kakek nenek ku dan kedua orang tua ku"
Ucap Jeno sambil menatap sendu kearah pohon milik sang ayah dan sang ibu yang tumbuh sangat kecil namun masih terlihat sangat indah untuk di pandang.

"Apa ini sudah menjadi tradisi untuk keluarga kalian?"
Tanya Mark yang kembali penasaran.

"Mungkin"
Jawab Jeno sambil menggedikan bahunya.

"Kami hanya akan menanam pohon itu untuk orang yang benar-benar kami cintai. Satu-satunya"
Ucap Jeno dengan suara dalamnya. Mark yang mendengar hal itu merasa jika hatinya sedang menghangat sekarang. Betapa romantisnya para pemimpin cosa nostra terdahulu.

"Ketika kita menikah nanti, apa kau ingin aku menanam pohon yang sama untuk mu?"
Tanya Jeno yang kini menoleh kearah Mark. Mark yang mendengar hal itu malah salah tingkah. 

"Aku..aku tidak tau. Terserah dirimu"
Ucapnya dengan gugup. Jeno yang melihat hal itu terlihat tersenyum tampan.

"Baiklah, aku akan menanam dua pohon sekaligus untuk mu"
Ucapnya masih dengan senyuman di wajahnya.

Mark yang mendengar hal itu langsung menatap kaget kearah Jeno.

"Kenapa? Ada yang salah?"
Tanya Jeno dengan wajah yang ia buat sepolos mungkin.

"Aku rasa dua pohon juga masih belum cukup untuk membuktikan seberapa besar aku mencintai mu"
Ucap Jeno dengan tatapan tulusnya suara pria itu tiba-tiba saja berubah menjadi lebih lembut dan seakan penuh arti. Membuat Mark terpukau dengan tatapan teduh Jeno yang kini menatap lurus kearah pohon yang menjulang tinggi itu.





























SanzionNakamura

Mafia Package (NoMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang