1.3 || Biar Ada Kenangan

1.4K 117 3
                                    

Pagi hari terasa lebih dingin dari biasanya, membuat siapapun akan malas untuk bangun dari tidurnya lalu melaksanakan aktivitas seperti biasanya, mereka ingin tidur di kasur dengan ditemani selimut hangat. Hari ini sudah pukul 06.00 WIB, gadis dengan nama lengkap Gistara Azizi Reswara itu baru terbangun dari tidurnya, dia terlambat bangun! Setelah melihat jam, dirinya langsung membangunkan kedua adiknya. Sedikit susah karena dia memiliki adik dengan tipikal yang sulit dibangunkan.

Setelah Muthe dan Christy bangun, dirinya segera melaksanakan ritual mandinya. Tak lama karena Zee mandi hanya membutuhkan waktu 10 menit saja biasanya sih 15 menit, tetapi ini sudah sangat terlambat. Zee bisa saja telat masuk ke sekolah, tak peduli mandinya sudah bersih atau tidak, intinya dia harus bergerak cepat sekarang.

Setelahnya Zee segera menyuruh kedua adiknya mandi, sarapan apa yang harus Zee siapkan sekarang? Serepot ini jika Shani sakit, dirinya selama ini memang terlalu bergantung pada Shani, sampai-sampai merasa repot jika Shani sedang sakit, apalagi Gracia dan kakak-kakaknya yang lain belum bangun dari tidurnya.

Tak memikirkan sarapan lagi, dirinya dan kedua adiknya bisa membeli roti di warung depan gang nanti. Setelah semua siap mereka segera berangkat pukul 06.40, sambil sedikit berlari dan memasukan roti ke dalam mulut mereka. Ya tuhan, repot sekali rasanya.

Zee sampai lupa membawa gitar kesayangannya, padahal niatnya setelah dia pulang sekolah akan kembali mengamen seperti biasanya. Serepot itukah Zee? Bagaimana jika Shani tidak ada nanti? Huh! Jangan memikirkannya saat ini, pasti Shani akan sembuh, itu yang dipikirkan Zee.

"Zee, aku capek," Muthe berhenti sejenak, nafas nya tak beraturan karena terlalu lama berlari.

"Aku juga sama The. Kita bentar lagi sampe sekolah kok," Zee mengusap punggung Muthe sejenak. "Ayok! Nanti telat, pulangnya aku beliin Ice Cream." Dengan terpaksa Muthe mengikuti perintah Zee, mau tak mau karena dari pada dirinya dan yang lain terlambat 'kan?

Tak membutuhkan waktu lama lagi untuk berlari, mereka sudah sampai disekolah, beruntungnya mereka datang dua menit sebelum gerbang ditutup.

° ° °

Shani baru terbangun dari tidurnya, melihat ketiga adik bungsunya yang sudah tak ada di kasur. Dia menatap jam yang sudah menetapkan pukul 07.00 WIB. Ah sepertinya mereka sudah berangkat ke sekolah, atau mungkin sudah sampai disekolah. Shani merasa bersalah tidur terlalu lama, kepalanya terasa pusing lagi semalam, bahkan sampai mimisan lagi, namun tak ada yang mengetahui itu.

Shani duduk di kasurnya, masih sedikit tersisa rasa pusing di kepalanya, dia menatap bantalnya, banyak sekali rambutnya yang rontok, dia mengambil rambutnya yang rontok itu lalu segera keluar dari kamar, duduk di meja makan dengan merenung, pikirannya melayang kemana-mana. Apa dirinya bisa hidup lebih lama lagi ya? Shani menghembuskan nafasnya pelan. Kepala Shani masih terasa sedikit pusing, mungkin sisa semalam, dirinya kembali masuk ke dalam kamar sambil menyentuh tembok, takut dirinya akan tiba-tiba terjatuh.

Shani merebahkan tubuhnya di kasur itu lagi, ketiga adiknya belum bangun, Eli bahkan masih mengorok dengan posisi tidur yang sudah diluar nalar. Bantalnya berada di kaki dan gulingnya sudah terjatuh dilantai, dirinya juga tidur secara tengkurap, terlihat sangat kelelahan.

Dia menatap atas kasurnya, di sana ada kasur Gracia yang penghuninya pun masih terlelap. Shani menghembuskan nafasnya pelan, ketiga adiknya terlihat kelelahan, dia menjadi merasa bersalah, apa dia merepotkan adik-adiknya ya?

Shani tak boleh terlalu banyak memikirkan berbagai hal, penyakitnya akan kembali kambuh jika terus memikirkan berbagai hal. Shani sekarang sudah lebih pelupa, ditambah rambutnya juga lebih banyak yang rontok.

Kotak Harapan dan Kisahnya || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang