Kini di pagi hari setelah Shani masuk Unit Gawat Darurat tadi malam. Zee, Muthe, dan Christy tak pergi ke sekolah karena ini hari minggu, hari liburnya mereka, Muthe dan Christy ditugaskan untuk menjaga sang kakak yang sedang sakit di rumah, sementara Gracia, Gita dan Eli sibuk bekerja, sementara Zee memutuskan untuk mengamen agar mereka dapat segera membawa Shani dirawat di rumah sakit. Mereka sudah sepakat untuk semakin rajin bekerja, agar kakak mereka segera mendapatkan perawatan yang seharusnya dan segera melaksanakan operasinya.
"Kita harus kerja lebih giat lagi," kata Gracia pagi buta tadi.
"Iya, pasti,"
"Gue bebasin lo semua mau kerja apapun, kita harus cepet-cepet dapet uang yang cukup" lanjutnya.
"Kalo aku-"
"Kamu boleh ngamen Zizoy, terserah aja," Gracia sudah memikirkannya, untuk kali ini saja dia mengizinkan adiknya untuk pergi mengamen, walaupun sebenarnya Shani tak akan suka dengan pendapatnya ini, tapi tak apa, selama Kakak pertamanya itu tidak tau dia tidak akan marah. "Tapi jangan sampe Muthe sama Christy ikut kerja juga, tugas mereka jaga kakak di rumah."
Itu obrolan singkat tadi pagi di rumah, sekarang di rumah ini hanya tersisa Zee, Muthe dan Christy. Zee sibuk mengotak-atik gitarnya, sementara Muthe sibuk dengan baju yang ia jahit. Lalu Christy sedang menatap Kakak pertamanya yang sedang terbaring dengan mata yang tertutup, dia sejujurnya masih khawatir, apalagi melihat Sang Kakak yang hanya bisa terbaring lemah di atas kasurnya.
Berbeda dengan Zee, Muthe dan Christy yang berada di rumah, Gracia kini sedang sibuk mengantarkan beberapa paket pada berbagai rumah. Dirinya bekerja dengan penuh semangat, dia juga mengambil lebih banyak paket untuk hari ini, ia harus mendapatkan uang yang cukup untuk sang kakak. "Paket!" Gracua tak malu dengan pekerjaannya ini, tak perlu malu karena demi Sang Kakak.
Sementara Gita sedang sibuk memperbaiki beberapa komputer disebuah warnet, dirinya memang di panggil ke tempat ini untuk memperbaiki beberapa komputer yang rusak atau memiliki virus didalamnya, tak hanya itu, Gita juga terkadang dipanggil untuk membenarkan alat-alat elektronik lainya, seperti televisi, kulkas, mau pun kipas angin.
Eli pun begitu, dirinya sama-sama bekerja keras dengan kakak-kakaknya. Ia mengantarkan beberapa pesanan pada beberapa meja, tak hanya itu, Eli menambah pekerjaannya di Cafe sebagai tukang cuci piring, dia juga menambahkan jam kerjanya agar mendapatkan uang lebih.
° ° °
Shani masih dalam posisi sebelumnya, matanya masih terpejam dengan nafas yang teratur. Di sampingnya terdapat Muthe dan juga Christy yang tertidur lelap dalam keadaan duduk, kepalanya berada disamping Shani, menjadikan tangan mereka masing-masing sebagai bantalan. Sementara Zee baru saja keluar rumah, membawa sebuah Gitar hitam pemberian Sang Kakak, dia juga sudah izin pada Christy dan Muthe untuk pergi mengamen, mereka berdua hanya menganggukkan kepalanya ringan.
Christy terbangun kala melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB. Shani harus segera makan lagi, menuruti apa yang dikatakan Gracia tadi pagi. Bubur yang Gracia dan Eli buat masih tersisa, sekarang waktunya untuk membangunkan Shani. Christy menggoyangkan tubuh Muthe terlebih dahulu, ia menatap Christy dengan mata yang masih mengantuk, mereka kurang tidur karena kejadian semalam.
Setelah Muthe bangun, Christy segera mengambil semangkuk bubur yang sudah ia panaskan. Shani pun terlihat sudah bangun dengan wajah yang masih terlihat pucat, dia baru saja dibangunkan oleh Muthe. "Kak. Makan lagi ya?" kata Christy sambil menyuapi Shani dengan telaten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kotak Harapan dan Kisahnya || END
Fanfiction[ SELESAI ] Ini tentang mereka Tujuh remaja perempuan yang ingin hidup bahagia, si sulung yang berusaha memenuhi segala kebutuhan keluarga, dan si bungsu yang ingin bertemu dengan cinta pertamanya. Apakah kisah mereka akan berakhir bahagia? Atau mal...