Part 24

4.6K 515 19
                                    

Aku merapikan pakaianku ke dalam lemari kecilku. Tiba-tiba, pintu kamarku terdengar diketuk berkali-kali. Kemudian muncul sesorang dari balik pintu.

"Boleh aku masuk?" Gemma menyunggingkan senyumnya hingga lesung pipinya terlihat sangat sempurna.

"Tentu." Gemma masuk dengan beberapa tas belanja dari merk terkenal di genggamannya. Diletakkannya tas-tas itu dengan mataku yang mengikuti benda-benda mahal yang berada di dalamnya. "Apa ini?" tanyaku.

"Aku membelikan beberapa baju hangat untukmu. Semoga kau menyukainya."

Dengan sigap, aku mengambil pakaian-pakaian dari dalam tas. Mulutku terbuka sangat lebar ketika melihat mantel hangat berwarna cokelat kesukaanku. Beserta syal yang menemaninya. Namun ketika kulihat sudah tidak ada label harganya. Pasti sudah ia buang.

"Aku tidak bisa menerimanya. Pasti ini sangat mahal, Gem." Ia menggeleng dan merebut mantel yang ku pegang lalu menangkupkannya ke tubuhku.

"Apa benar kau tidak mau?" Gemma memeluk mantelnya dengan alis cokelat rapinya yang terangkat.

"Tentu aku mau." Aku merebut kembali mantelnya dan memeluk Gemma sangat erat. Rasanya sangat memalukan karena aku harus berpura-pura tidak enak padanya. Padahal aku sangat menyukai mantel itu.

"Sayang?" kudengar suara mom dari luar kamar. "Lihatlah siapa yang datang?"

Gemma dan aku bertukar pandang. Menyimpan mantel kembali ke dalam tas, lalu aku berlari ke luar kamar. Aku mencari-cari dari mana suara mom berasal.

"Boys?" tanyaku hampir berteriak ketika melihat Harry, Niall, Louis, Liam dan Zayn yang sedang duduk manis di ruang keluarga kami.

"Hai Millie." Mereka semua melambaikan tangan padaku dan aku membalasnya. "Hai Gemma." Sapanya pada Gemma yang berdiri di belakangku. Lalu mom pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk kami bersama dengan Gemma.

"Sebenarnya kami tidak akan lama di sini, Mills." Aku tersenyum mendengar Liam memanggilku seperti itu. Terdengar seperti nama kecilku.

"Kenapa?"

"Kami akan-" Liam tidak mealnjutkan kalimatnya karena Niall membungkam mulut Liam. "Duduklah dulu, Millie."

Aku mengangguk sambil tersenyum kecil menahan malu. Baru kusadari aku masih berdiri semenjak aku sampai di ruangan ini. Niall masih tersenyum melihatku. Bahkan hingga aku sudah duduk, mata birunya masih menatap lurus pada mataku.

"Lanjutkan, Li." Aku menoleh pada Liam dengan maksud tambahan untuk mengindari tatapan Niall.

Harry menarik nafasnya lalu berdiri dari duduknya. "Kami akan mengajakmu pergi. Semuanya sudah menunggu di mobil. Aku akan meminta izin pada mom." Sekilas ia mengedipkan satu matanya padaku.

"Jadi, menunggu apa lagi?" Louis menyusul Harry dan berjalan di belakangnya. Namun Harry mendorong Louis kebelakang. "Aku mau berpamitan. Kenapa kau membuntutiku?" Louis kembali duduk ke tempatnya sambil mengangguk-angguk.

"Memangnya kita mau kemana, Li?"

"Rahasia." Aku mengerucutkan bibirku ketika melihat Niall tersenyum jahil bersamaan dengan jawabannya.

"Baiklah. Aku mengambil tasku sebentar dan berganti pakaian dulu."

"Kau tidak berganti pakaian saja sudah terlihat cantik.." senyumku muncul ketika mendengar gumaman Niall yang masih kudengar jelas. Sepertinya ia mengira aku tidak mendengarnya.

*

Step Sister  (Harry Styles & Niall Horan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang