Part 42

4.2K 460 119
                                    


Harry's POV


Aku segera membalikkan tubuhku untuk menyembunyikan senyumku saat Millie sampai di ruangan tempatku berdiri. Bisa kukatakan aku selalu tersenyum padanya, tapi senyum yang satu ini terlalu lebar. Aku khawatir Millie akan kabur saat melihat senyum yang akan membuatku terlihat seperti orang bodoh.

"Harry!" gadis berambut coklat itu terus meneriaki namaku saat kami berusaha mencapai lift. Aku tidak bisa menahan senyumku melihatnya berusaha menyamakan langkah kami.

"Ya, Millie?" kupelankan suaraku yang membuatnya bertambah kesal.

"Tunggu aku, kumohon. Kau berjalan terlalu cepat."

Aku berhenti lalu kubalikkan tubuhku. Menghadapnya yang memberikan senyum lebar saat menatapku.

"Kau terlalu lamban, Mills." Kuputar tubuhku lagi dan melebarkan langkahku.

"Kemana kita akan pergi, huh? Kau tahu, aku benci bermain teka-teki." Tanyanya dengan sedikit kesulitan bernafas saat mencapai tempatku yang menunggunya di depan pintu lift.

"Kau akan tahu setelah ini." Jelasku saat kami berdua berada di dalam lift. Sedangkan Millie hanya sanggup menghembuskan nafasnya kesal tapi terkekeh setelahnya.

Entah kenapa aku suka membuatnya seperti ini. Aku sangat merindukannya dan harusnya aku tidak membuatnya kesal. Namun melihat wajah merahnya yang menahan marah dan bibir merah mudanya yang mengerucut mampu mengobati rinduku.

"Aku tahu satu taman kecil yang tidak jauh dari sini. Tidak masalah kan jika kita berjalan saja?" tanyaku saat kami keluar dari lift.

"Kau tidak akan pernah bisa membayangkan betapa terbiasanya aku berjalan kaki di Australia." Aku termenung mendengar penjelasannya. Mendengar masa lalunya membuat hatiku terasa tertusuk oleh ribuan jarum. Aku sadar pernah melarang mom menggunakan uangku untuk membiayai kehidupan Millie dan sekarang aku menyesalinya.

Aku menyesali setiap hal bodoh yang pernah kulakukan pada Millie.

"Kau tadi pergi kemana? Apa kau harus memastikan agar penggemarmu tidak memergoki kita?"

"Hei, bukan. Aku hanya menyuruh penjaga di luar untuk mengembalikan mobilku ke tempat parkir." Aku benci mendengar Millie mengatakannya. Tentu saja aku tidak keberatan jika semua orang tahu jika Millie adikku.

Kami berjalan dengan beberapa perbincangan biasa. Tentang kuliahnya, dua sahabat yang ternyata adalah seniornya, tentang betapa senangnya dengan jurusan yang ia ambil, dan saat ia akhirnya bertemu dengan sepupunya Oliver yang pernah kudengar beberapa kali. Namun satu yang akan kusesali untuk kutanyakan.

"Bagaimana hubunganmu dengan Niall?"

Sebuah senyum yang cerah dengan matanya yang bebinar sudah cukup membuatku tahu apa yang akan Millie katakan. Gadis ini terlalu mudah jatuh cinta pada setiap orang yang membuatnya nyaman. Mungkin jika ia nyaman dengan sepatu bootsku, maka ia akan jatuh cinta padanya juga.

"Kami sangat baik. Um, mungkin hubungan kami belum lama tapi aku sudah merasa mengenal Niall dengan baik, mungkin. Dia pria yang baik dan usahanya dari awal membuatku percaya padanya. Dia selalu peduli padaku dengan selalu menghubungiku-kumohon jangan mengira aku menyindirmu.."

Aku memang sangat jarang menghubunginya tapi bukan berarti aku tidak peduli padanya. Kenapa wanita sangat suka diperlakukan seperti itu. Tidak bermaksud apapun, tapi menghubunginya setiap Harry seperti Niall, bukankah itu seperti penguntit yang tidak tahu diri?

"Niall tidak seperti kebanyakan artis. Kurasa dia sangat baik dan berusaha seperti pria biasa saat berada di dekatku. Dia tidak pernah menyangkutkan kehidupan artisnya. Kami juga sering melakukan hal yang menyenang.."

Step Sister  (Harry Styles & Niall Horan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang