Part 37

3.9K 478 51
                                    


Niall menggenggam tanganku erat. Aku masih tidak mengucapkan sepatah kata pun padanya. Aku tahu tingkah Harry yang aneh pada Niall. Tapi aku tidak mau minta maaf karena sebenarnya itu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Tapi Harry menciumku!

Pikiran itu segera kubuang jauh-jauh ketika kami memasuki taman belakang rumah Simon yang sangat luas. Ada kolam renang mewahnya dengan balon berwarna-warni mengapung di atas air. Rumput hijau yang kuinjak terasa sangat empuk, menunjukkan betapa dirawatnya taman ini. Di sini, udara terasa dingin semakin menusuk kulitku.

Langkah kami terhenti ketika aku mendaratkan pandanganku tanaman hias yang dihias. Aku masih menunduk entah mengapa.

"Millie?" Niall mengangkat daguku dan mata kami bertemu. Terkadang aku benci jika harus merasa gugup ketika bertatapan dengannya. Aku takut ia akan membaca perasaanku dengan mudah.

"Ya?"

Angin yang berhembus menerpa rambut Niall dan mambuatnya sedikit berantakan. Ingin sekali aku merapikan rambutnya yang jatuh ke dahinya. Mungkin rasanya akan halus.

"Kau menikmati pestanya?"

Aku menggeleng untuk mengutarakan apa yang ada di pikiranku. "Aku tidak mengenal siapapun di sini. Hanya kalian. Apalagi hal yang sedang mereka bicarakan, bisnis, album, penjualan, pemotretan–.."

"Bagaimana jika kita membuat pesta sendiri?"

Niall menuntunku untuk mendekati ruangan terbuka di tengah taman. Di pilar penyangganya, ada bunga-bunga yang sengaja di hias dengan sangat cantik. Tidak lupa, ada alunan musik romantis yang diputar. Di tengah ruangan itu, ada meja putih dengan dua kursi yang menyambut kami.

"Untuk kita?"

"Untukmu." Niall menunjukkan kilatan bahagia di kedua matanya. "Mau berdansa?" ia mengulurkan tangannya.

"Dengan senang hati."

Gerakan kami mengikuti irama yang sangat menghanyutkan ini. Tubuhku mengikuti gerakan Niall kemanapun ia pergi, mencoba membuat kami terlihat serasi.

Aku tidak tahu nasib mujur apa yang menimpaku. Beberapa bulan yang lalu, aku hanyalah gadis Australia biasa yang tidak mengenal lima pria hebat seperti mereka. Namun sekarang aku merasakan sesuatu yang lebih hidup dalam diriku. Aku bukanlah gadis taat yang selalu pergi ke gereja untuk bercerita pada Tuhanku dan meminta sesuatu pada-Nya, tapi semua kebaikan datang begitu saja.

"Millie.." aku mendongak hendak menjawab, tapi Niall segera menggeleng untuk menghentikanku. "Aku tahu ini mungkin tidak romantis. Maaf karena aku belum pernah melakukan ini sebelumnya. Ini baru pertama kali aku melakukannya." Aku menarik nafasku merasa gugup karena aku yang pertama. "Kukira aku sudah memberimu cukup waktu untuk memikirkan apa yang pernah kutanyakan padamu. Aku tahu, mungkin ini tidak sesuai dengan yang ada di imajinasimu. Tapi, kumohon maafkan aku jika aku tidak seromantis yang kau kira."

"Ini sudah lebih dari romantis, Niall." Aku menggeleng tidak setuju. Tentu saja ini sangat romantis. Lihatlah apa yang telah Niall lakukan untukku. Di taman, musik romantis, berdansa berdua bagaikan pangeran dan tuan putri, lalu meja kursi yang berada di ruangan terbuka yang indah ini. Apa itu masih kurang?

"Millie, jika saja kau bersedia mendengarku sedikit saja.."

"Katakanlah."

Ia menarik nafasnya dalam, seperti bersiap dengan pidato super panjangnya. Lagi-lagi, angin menerpa tubuh kami yang menjadikan suasana semakin terasa romantis. Membuat kedua lututku terasa tak bertulang.

"Mungkin kau mengira bahwa aku hanyalah Niall yang tidak bisa serius dalam hal apapun. Tapi kali ini aku merasa sesuatu yang berbeda. Hanya padamu aku merasa lebih bertanggung jawab dan bersifat lebih dewasa. Kau membuatku merasakan benar-benar mencintai dan di cintai." Niall berdecak pelan. "Sudah kubilang ini tidak akan romantis." Ia menertawakan dirinya yang membuatnya semakin manis. "Millie, maukah menjadi kekasihku?"

Step Sister  (Harry Styles & Niall Horan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang