Jam delapan pagi Thalia dan Arsen bangun dan mandi bersama untuk mempersingkat waktu karena harus segera ke kantor, dengan rambut yang belum benar-benar kering, Thalia lebih dulu merapikan suaminya yang berpakaian.
Memasangkan dasi dengan rapih sementara sang suami memeluk pinggulnya mesra sambil memandanginya penuh cinta.
"Dah. Suami aku udah rapih udah ganteng."
"Terimakasih sayang." Arsen mencium bibir Thalia mesra yang disambut Thalia sukacita.
Mereka berpagutan cukup lama hingga saling membutuhkan pasokan udara.
"Kalo gak ngantor pengen banget main lagi sama kamu." Suara Arsen begitu serak. Jarinya menekan garis bibir Thalia yang basah oleh Saliva.
"Dasar nafsuan."
"Gpp kan sama istri sendiri."
Cup.
Arsen dan Thalia terkekeh bersamaan.
"Tunggu ya. Aku tinggal sisiran dan pake makeup, gak lama kok."
"Iya sayang aku tunggu."
Sementara itu Bianca yang juga sudah selesai mandi langsung mengambil outfit untuk pergi ngampus, ia cek kembali ponselnya dan terkejut bercampur senang ada notif 6 panggilan tak terjawab pesan masuk dari Axel.
Isi dari gelembung pesan itu tak jauh dari kata kata maaf karena kemarin tidak berkabar dan Axel juga mengirimnya pesan jika pagi ini dia akan menjemput.
"Sebel! Harusnya gue marah tapi malah seneng Axel mau jemput gue."
"Ah susah banget deh marah lama-lama sama diaaa!" Bianca menghentakkan kakinya kesal.
Tiba-tiba mood nya malas untuk berpakaian alhasil dengan hanya sehelai handuk Bianca telungkup di atas ranjang.
"Bodo ah mau bolos aja. Gak mau ngampus."
"Kalo bukan karena paksaan bokap mana mau gue kuliah. Kuliah itu gak enak! Bikin capek! Mumet belajar Mulu."
Di saat teman-temannya sudah sidang skripsi bahkan sudah wisuda, Bianca justru masih di semester enam karena saat lulus SMA dia sempat nganggur karena keinginannya tidak mau kuliah. Genta justru membujuknya dari yang lembut sampai ke yang marah-marah yang berakibat dia sendiri kena omel Laras.
Padahal Genta hanya tegas bukan marah-marah, hanya saja Laras tidak suka ketika Genta mengatai anak perempuannya, "kamu gak kuliah! Kerja juga gak mau! Mau malas-malasan aja jadi beban keluarga? Mau jadi sampah masyarakat?!"
Genta habis kena omel Laras dan bahkan terjadi percekcokan. Tiga hari tiga malam Laras mendiamkannya bahkan enggan tidur satu kamar dengan Genta.
"Kangen ayang." Suara Bianca terbenam oleh bantal. Bibirnya cemberut dan matanya menatap foto Axel yang tengah memeluknya dari belakang.
Foto itu di ambil saat mereka liburan di Bali. Pengalaman pertama merasakan sakit dan nikmatnya bercinta bersama Axel.
Itu terjadi saat libur semester, dua Minggu lebih di Bali dan tidak pernah absen bercinta di setiap harinya. Hingga sekarang ia dan Axel sudah sama-sama hyper dan tidak pernah bosan melakukan sex penuh cinta.
Bianca tidak tahu jika lelaki yang dirindukannya sudah tiba di rumah. Axel bergegas masuk ke dalam lalu menghampiri Laras dan Genta.
"Om."
"Axel. Mau jemput Bianca?" Tanya Laras.
"Iya Tante.. Bianca masih di rumah kan?"
"Masih kok. Ada di kamarnya."