Arsen William (33 th) - Thalia Liovanca (28 th)
"Saya tidak mau tahu! Proyek itu sudah seharunya selesai tapi sampai sekarang masih saja belum rampung sedangkan semua biaya untuk material tidak pernah kosong dari laporan keuangan!"
Arsen menggebrak meja. Otot tangannya mengetat begitu pun rahangnya. CEO muda itu benar-benar marah sekarang.
Semua orang di meja rapat menunduk takut tak terkecuali sekretaris nya.
"Pastikan semuanya berjalan dengan benar! Jangan kalian pikir aku bisa dibodohi. Berani kalian berbuat curang, kalian semua akan dipecat secara tidak terhormat dan ku pastikan tidak ada perusahaan mana pun yang mau menerima kalian."
Enggan menutup rapat laki-laki berperawakan tinggi besar itu keluar dengan sisa-sisa amarah. Pun Thalia berinsiatif menutup rapat hari ini dan memperbolehkan mereka keluar.
Wanita berpakaian formal sopan itu berjalan tergesa-gesa menyusul boss sekaligus suaminya itu ke ruangan.
Mengunci pintu Thalia berjalan mendekat tapi masih menyisakan jarak.
"Anda ingin kopi, pak?" Tanyanya sopan.
Arsen yang sudah melepaskan dasi dan tiga kancing teratas nya itu berbalik badan.
"Berhenti bersikap formal kalo kita sedang berdua sayang!" Arsen merajuk.
Thalia tersenyum tipis. Mendekat membawa tubuh suaminya ke dalam pelukannya. "Suami aku serem banget ya kalo marah."
"Sorry... Kamu tadi pasti ketakutan ya?" Arsen menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang istri.
"Banget. Takut deh kalo kamu sampe lempar meja."
"Nggak dong yaaaaang."
Thalia terkekeh. "Mimi dulu yuk? Biar marahnya ilang."
Dapat tawaran itu tentu saja Arsen senang. Seperti anak anjing yang nurut saja mengikuti langkah Thalia ke sofa.
"Bobo sini sayang." Thalia yang sudah duduk nyaman itu menepuk pahanya.
oOo
Axel Navarez (29 th) - Bianca Gracella (21 th)