Siapa yang tidak bahagia liburan bersama orang tersayang? Apalagi diajak ke beberapa dinasti wisata yang memanjakan hati. Bisa jajan semaunya tanpa dimarahi dan membeli banyak barang barang lucu yang diinginkan tanpa larangan.
Dengan sepeda motor yang sudah disiapkan, Tristan beberapa kali mengajak Aqila jalan-jalan bahkan hanya untuk makan Indomie saja mereka memilih untuk menikmati perjalanan sampai berjam-jam terlebih dahulu melewati jalanan puncak yang dikelilingi pemandangan indah.
Selama di penginapan tentu saja Aqila tidak memiliki waktu libur dalam melayani sang pacar. Bukan hanya di kamar tapi di beberapa sudut ruangan pun keduanya kerap kali bercinta tanpa takut terpergok orang lain.
Mereka akan berendam air hangat pastinya diselingi dengan aktifitas tambahan yang menguras tenaga. Tristan tidak bisa sekali saja tidak menyetubuhi Aqila, bawaannya ingin terus menggenjot Aqila tanpa ampun.
Apalagi dengan Aqila yang tidak pernah mengenakan pakaian dalam selain pakaian tebalnya saja. Sebrengsek itu Tristan, memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan Aqila karena jika di rumah nanti mereka tidak akan sebebas itu.
Cuaca di puncak yang memang dingin sangat mendukung mereka mencari kehangatan lewat aktifitas panas yang membuat mereka saling berkeringat.
Setiap mau tidur dan bangun tidur selalu diawali dengan masuk keluarnya kejantanan Tristan di lubang hangat Aqila, tak heran di balik selimut tebal keduanya tidak pernah berpakaian.
Untungnya Tristan tidak egois mengurung Aqila di penginapan saja. Laki-laki itu memiliki agenda keluar juga bersama Aqila sampai seharian dan yang pasti Tristan juga tidak lupa untuk mengajari Aqila sebelum menghadapi ujian sekolah Senin nanti.
Ini adalah hari ke-enam mereka di villa besok mereka akan kembali ke Jakarta. Mulai menghadapi masalah yang akan mengejutkan mereka.
Seperti biasa Aqila pasti yang bangun terakhir, ia meraba kasur tapi sudah tidak menemukan Tristan. Gadis imut itu meregangkan tubuhnya yang pegal pegal. Mengambil Hoodie pink nya sebelum masuk ke kamar mandi.
Aqila mencuci wajah dan menggosok gigi. Tidak mandi tapi dia membersihkan selangkangannya yang lengket sebelum nanti memberikannya kepada Tristan untuk 'sarapan'.
Panjang hoodie pink nya sampai menutupi paha, bukan dengan celana panjang Aqila membalut kakinya tapi dengan kaos kaki sampai sebetis.
"Kakak..."
Aqila panggil Tristan sambil berjalan kearah dapur.
"Loh kok gak ada? Kakak kemana?"
Aqila mulai panik. "Jangan jangan Qia ditinggal? Kakak pulang?!"
Buru-buru ia berlari ke luar bertepatan dengan Tristan yang juga akan masuk ke dalam. Dan gadis imut itu tersungkur ke depan tapi dengan sigap Tristan memeluknya.
"QIA!" Tristan menegurnya halus. "Gak usah lari-lari bisa kan?"
Tristan bawa perempuan mungil itu ke gendongannya. Aqila memeluknya seperti bayi koala.
"Q Qia takut kakak tinggal. Tadi Qia panggil panggil kakak ny gak ada."
Tristan duduk di sofa sambil memangku wanitanya. "Kakak tadi lagi ngerokok. Maaf ya sayang aku gak denger kalo kamu ternyata manggil kakak."
Tristan mengecup bibir Aqila. "Udah cuci muka?"
"Udaah."
"Gosok gigi?"
Aqila mengangguk. "Udah kok. Qia juga udah bersih bersih bagian pipis Qia."
"Pinter nya pacar akuuu."