Karya gw 21+++++ ya tot!
Banyk adegan wiwik nya daripd konflik.
Klo bosen ya skippp aja anj!!nk 💋💋💋***
Akibat berlari menuruni tangga Aqila hampir saja tersungkur ke lantai tapi untungnya Tristan dengan sigap menangkap tubuh sang adik.
"Gak usah lari bisa kan!" Tidak sengaja Tristan membentaknya.
Selain jantungnya berdegup kaget karena ia hampir jatuh, Aqila juga kaget mendapat bentakan dari sang kakak. Matanya pun langsung berkaca-kaca. Aqila tidak bisa dibentak.
"Gak usah dibentak juga kak!" Tegas Regan. Berdiri dan meletakkan koran bacanya.
Diva berjalan cepat menghampiri mereka dan langsung menenangkan Aqila yang terdiam menahan isakan nya bersamaan dengan ia melepaskan rengkuhan Tristan.
"Udah... Kakak pasti gak sengaja kok." Diva peluk Aqila. "Kakak gak sengaja, cuma kaget dan khawatir tadi liat Qia hampir jatuh."
Aqila mengangguk. Paham jika Tristan harus menenangkan adiknya langsung Diva pun membiarkan mereka berdua sedangkan dirinya bersama suami duluan ke dapur.
Aqila yang masih diam tidak berani melihat ke kakak nya. Menghela nafas sesal, Tristan merengkuh pinggang Aqila.
"Sayang ku. Maafin kakak tadi gak sengaja bentak ya." Lembut sekali suara Tristan.
"Kakak kaget kamu hampir jatuh. Kalo tadi gak ada kakak, kamu udah pasti tersungkur ke lantai. Lain kali hati-hati ya?"
"I iya. Qia buru-buru takut telat."
"Gak harus buru-buru sayang ku. Kan nanti bisa sarapan di mobil, kakak anter kamu ke sekolah tepat waktu."
Bibir Aqila cemberut kecil. Mendongak menatap kakak nya. "Sayang kakak banyak banyak..."
Tristan terkekeh lantas melihat situasi sebelum mencium bibir nya singkat. "Nanti di mobil kakak minta cium lagi ya."
Aqila mengangguk antusias. "Kakak juga belum sarapan loh." Ia berbisik.
Paham kan sarapan apa yang Aqila maksud?
Tak lama mereka pun bergabung untuk sarapan bersama orang tua mereka.
"Qia ini hari keempat kamu ujian ya?"
"Iya Ayah. Hari ini pelajaran jadwal nya fisika, sejarah sama kesenian."
"Udah belajar kan semalam sama kakak?" Diva meletakkan gelas berisi susu hangat untuknya.
"Makasih bunda. Udah, semalem aja belajar sampe jam sebelas. Yakan kak?"
"Iya. Aqila butuh waktu lebih supaya pelajaran nya mudah diingat sebelum ujian." Tristan mengusap lembut kepala nya.
Sejak mereka pulang dari villa, Tristan memiliki jadwal malam mengajari nya belajar dan selama seminggu ini ia fokus dulu untuk ujian Aqila, tidak mengganggunya dengan aktifitas lain yang biasa mereka lakukan paling hanya sekedar ciuman saja meski Aqila sempat minta pisangnya tapi untuk sekarang mereka libur dulu untuk kegiatan itu
"Qia bodoh ya kak. Jadinya gak gampang paham sama pelajaran."
"Hush! Gak boleh bilang gitu sayang. Anak bunda pinter pinter." Diva menyela lembut.
"Hehehehe..." Qia nyengir.
"Habiskan sarapan nya. Mau bareng ayah atau kakak?" Kata Regan.
"Bareng kakak dong."
"Oh iya kak. Bunda lupa ngasih tau. Siang ini kamu bisa gak ke bandara?"
"Ngapain bund?"
"Kamu masih ingat Niken kan?"