Wajah Aqila merah dan terengah engah. Ia terbatuk-batuk karena gencatan di mulutnya yang kali ini sangat kuat, melihat itu Tristan merasa bersalah. Ia angkat ke pangkuannya.
"Baby, maaf.... Kakak udah kelewatan ya." Ucapnya sesal. Merengkuh rahang Aqila sayang.
"Pegel... Mulut Qia pegel ihh. Mana yang ketelen juga banyak lagi."
Tristan mengecup hidung kecilnya. Laki-laki itu memandanginya penuh cinta dan.... Gairah. Aqila terlihat seksi dengan rambut yang berantakan, berkeringat, bibir basah apalagi miliknya yang telanjang bertemu langsung dengan belahan vagina Aqila karena gadis itu duduk di selangkangannya.
"Emhhh..." Aqila sengaja menggesekkan miliknya yang basah.
"Qiahh..." Tristan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Aqila.
"Qia mau.... Qia mau kakakhh..." Ia penasaran dan menginginkan Tristan ada di dalamnya. Cuplikan video porno yang Ajeng berikan kemarin terekam di otaknya.
Dan Aqila mau menjadi pemeran wanita seperti itu di sini. Di ranjang Tristan. Pun dia semakin memaju mundurkan pinggulnya memancing Tristan untuk menerkam nya.
Dan itu berhasil. Dengan cepat Tristan membantingnya ke ranjang. Merentangkan kedua tangannya ke atas, jantung Aqila berdegup kencang tidak jauh berbeda dengan kewanitaannya yang berkedut kedut cepat seolah sedang berusaha melahap penis Tristan yang menusuk di pintu vaginanya.
"Sekali kakak masuk. Kakak gak akan berhenti, jadi bilang dari sekarang kalau kamu belum siap."
Bukannya menjawab Aqila malah semakin melebarkan kakinya hampir-hampir pahanya menyentuh kasur.
"Qia mauu."
"Oke."
Laki-laki itu melihat ke bawah. Ingin menyaksikan langsung burungnya masuk ke sangkar emas yang belum pernah tersentuh oleh burung manapun.
"Kak! Aghh...." Aqila menangis kesakitan.
"G gak muat kakakhh..." Tubuhnya menegang tak sadar kukunya mencakar punggung polos Tristan.
"S sakit... Hiks...."
"Padahal belum masuk semua sayang. Tahan ya?" Kata Tristan lembut, mencium pipi chubby itu.
"T tapi sakit... Hiks hiks... Ajeng bohong! Katanya enak---aaaakhhhh......"
Aqila menjerit karena Tristan menerobos langsung sampai seluruhnya terbenam.
Tristan merasa segar sekujur badan. Oh senikmat ini ternyata berada di dalam wanita. "Ajeng bener sayang. Ini enak, kakak akan ajak kamu melayang ke langit ketujuh." Katanya sedikit lebay.
"Hiks... P punya Qia robek! Sakit soalnya..."
Tristan justru ingin tertawa dengan rengekan nya. "Gak sobek. Tenang aja."
Aqila meringis setiap Tristan mengangkat pinggulnya seolah ingin mencabut penisnya yang padahal akan di hentak lagi sekaligus. Empat kali Tristan melakukan itu sebelum akhirnya bergerak maju-mundur teratur.
Ringisan Aqila berubah menjadi desahan manja. miliknya terasa penuh dan sesak. Ia tidak heran karena sudah melihat ukuran Tristan yang diameternya saja melebihi pergelangan tangannya.
"Enghhh...."
"Rileks sayang.. ahhh... Jangan. Di jepit..." Tristan semakin mengerang karena jepitan Aqila begitu ketat di sana.
Suara pertemuan alat kelamin mereka terdengar intens tapi semakin lama semakin ribut. Pun jeritan Aqila semakin berisik, Tristan menghentak nya cepat dan menekan.