Eps.5🐬

1.3K 64 2
                                    

Seoul, January 201X

Ada pria yang ingin berkenalan denganku. Aku mengenalnya karena dia sering menjadi perbincangan di sekolah kami.

Dan sejauh ini, rumor mengenai dirinya memang tidak bagus.

Seoul, April 201X

Aku satu kelas dengan Chenle!

Dia berhasil membuat kelas kami heboh, karena dengan lantangnya dia sengaja pindah kelas agar bisa lebih dekat denganku.

Seoul, June 201X

Awalnya aku ragu, tapi Chenle terus bersikap manis denganku.

Gawat, kalau dia seperti ini terus. Aku bisa mencintainya.

Tak!

Y/n menutup rapat buku harian milik mendiang saudari kembarnya.

Tiap lembaran yang berada di awal berisi kisah manis layaknya orang yang jatuh cinta dari sudut pandang Nara.

Padahal jika di tela'ah kembali. Seharusnya Nara curiga dengan ungkapan cinta yang menggebu-gebu padanya meski mereka baru mengenal. Love boombing sebagai bentuk manipulasi dalam hal cinta. Y/n tak menyalahkan Nara, dia tahu Nara pun sama sepertinya yang kurang kasih sayang.

Sehingga ungkapan kasih sayang terhadap orang lain itu sangat berharga untuk Nara. Sayangnya, Nara bertemu dengan orang yang salah.

"Padahal kau tahu, dengan membaca dairy Nara, malah membuatmu semakin ingin membunuh Chenle. Tapi tetap saja kau baca dan kau bawa dairy itu kemana pun," ujar Kai.

Sahabat Y/n itu melemparkan pistol yang sudah diisi peluru. Karena sekarang giliran Y/n untuk menembak papan target.

Mereka sedang berada di lapangan tembak khusus milik ayah angkat Y/n. Tempat biasa Y/n menghabiskan waktu untuk berlatih ketika dirinya masih bekerja di CIA.

"Justru dengan aku yang terus membaca ini. Aku jadi tau strategi yang bagus untuk membalaskan dendam. Akan aku pastikan lebih menyakitkan dari pada langsung dibunuh."

Kai mengenakan kembali penutup telinganya, dan duduk tak begitu jauh di belakang Y/n yang sudah bersiap menarik pelatuknya.

Dan hanya butuh sekali tembakan. Wanita itu berhasil mengenai target tepat sasaran, benar-benar ditengah meski papan target berjarak cukup jauh.

Y/n akhirnya mengambil posisi duduk di samping Kai.

"Memangnya apa yang akan kau lakukan pada pria brengsek itu?"

"Yang aku baca dari dairy Nara. Chenle amat baik ketika mendekati Nara, dan perlahan berubah ketika Nara menjadi miliknya dan puncaknya, pria itu pergi setelah berhasil tidur dengan Nara."

Kai menaikan sebelah alisnya. Dia masih tidak paham. "Jadi?"

"Akan aku buat dia jatuh cinta padaku. Sampai di titik dia akan merasa ingin mati ketika aku tidak dengannya. Lalu setelah itu, karma akan menjemputnya dengan aku yang sepenuhnya menghilang dari hidupnya."

"Kau tahu dia itu player, dia punya pengalaman yang banyak dengan wanita. Dia juga pernah mendapatkan Nara padahal dia tidak cinta dengan Nara. Kau yakin bisa mendapatkannya?"

"Aku tidak pernah gagal dalam misiku saat masih di CIA. Kau juga tahu aku selalu mendapatkan misi yang sulit." Y/n mengetuk kepalanya, "otakku sudah dirancang khusus untuk memberikan balasan setimpal bagi penjahat."

***

"Selamat pagi, sajang-nim."

Chenle melirik sinis sekretarisnya yang mengucapkan salam padanya. Wanita itu memasang wajah datar seperti biasaya. Ya, wanita itu bersikap biasa, seolah pada malam itu tidak terjadi apa pun pada mereka.

Apa Nara sebegitunya tidak bisa minum alcohol dan melupakan semua yang terjadi ketika sedang mabuk?

Padahal sampai detik ini Chenle mati-matian menahan hasratnya, karena tidak bisa dia salurkan pada wanita mana pun sebab ayahnya sedang mengawasi gerak geriknya.

Wanita sialan itu yang membuat hidup Chenle tidak sebebas dulu, jadi bukankah harusnya wanita itu juga yang bertanggung jawab?

"Ada apa dengan pakaian mu?" tanya Chenle ketika mereka sampai di ruangan Presdir.

Wanita itu melihat penampilannya sendiri. Dia mengernyit, merasa tidak ada yang aneh. "Ada apa dengan pakaian saya? Biasanya saya juga berpenampilan seperti ini."

Kemeja dengan blazer kebesaran dan jangan lupakan juga rok sebatas tumit yang dikenakannya. Pakaian yang tidak menonjolkan lekuk tubuhnya sama sekali.

Chenle duduk di kursinya, dia melipat tangan di depan dada. Matanya menelusur memperhatikan sekretarisnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kenapa kau tidak mengenakan pakaian seperti malam itu? Kau lebih cocok seperti itu dari pada penampilan culun mu seperti sekarang."

"Saya bekerja di sini hanya sebagai sekretaris. Bukan sebagai pelacur pribadi anda dengan dalih menjadi sekretaris."

Chenle tersenyum miring. "Padahal malam itu pakaian mu lebih menggoda dari pada pelacur."

Masih dengan ekspresi yang datar wanita itu membalas, "tapi pada akhirnya anda juga menikmatinya bukan? Di mobil-"

"Hei!" Chenle spontan berdiri dan menunjuk lawan bicaranya itu, "kau ingat kejadian malam itu?!"

"Tentu saja."

"Lalu kenapa hari ini kau bersikap biasa saja padaku? Seolah kita tidak melakukan apa pun."

"Memangnya saya harus bersikap seperti apa setelah kita melakukan sesuatu yang tidak penting itu?"

"Tidak penting katamu?"

Chenle frustasi sendiri dibuatnya. Wanita itu bilang tidak penting? Bahkan banyak wanita di luar sana yang ingin tidur dengan Chenle meski hanya melakukan one night stand!

Si culun ini, bisa-bisanya bilang seperti itu. Pride nya sebagai lelaki merasa dipermainkan.

Wanita itu mendengus. "Berarti menurut anda itu penting? Bukannya anda sering tidur dengan banyak wanita. Ah –atau mungkin saya wanita paling nikmat yang pernah sajang-nim rasakan?"

Wanita gila ini... benar-benar membuat kesabaran Chenle di uji.

Dia ingin membalas. Omongannya harus lebih pedas dari pada si gila ini. "Bukan. Aku hanya kembali penasaran dengan mu. Kalau aku sudah dapatkan lagi, juga aku tinggalkan."

"Kalau begitu sajang-nim, coba dapatkan saya kembali, bebaskan rasa penasaran anda. Buat saya jatuh cinta lagi, dan akan saya berikan apa yang anda mau."

Behind The Mask » Chenle X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang