"Kau pasti terkejut ya melihat rumah inti keluargaku yang semewah ini," ucap Chenle dengan nada sombong khas pria itu.
Y/n tidak terkejut sama sekali. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi badan intelegen, dia sudah sering melihat penampakan rumah terbilang amat mewah di depan matanya.
Y/n melirik sekilas. Tidak ingin adu mulut dia hanya mengikuti apa yang diinginkan pria itu saja. "Iya, sangat terkejut."
Walau yang dia ucapkan terdengar sarkastik. Tapi sepertinya Chenle mengenyampingkan hal itu. Dia tetap menceritakan tentang keluarganya. Dimana sebenarnya Y/n pun sudah tahu pria itu berasal dari salah satu keluarga terkaya di negaranya.
Sambutan besar dia dapatkan bahkan dari semenjak menginjakan kaki di halaman rumah.
Pertama kali dia melihat keluarga dari pria itu berkumpul. Bahkan Y/n yakin kembarannya ataupun wanita mana pun yang berkencan dengan Chenle tidak pernah diajak untuk bertemu dengan keluarga konglomerat ini.
Yang dia kenal saat berada di sini, hanya ayah dari pria itu.
Chenle hendak menarik tangannya seperti ingin mengenalkan Y/n untuk berkenalan dengan keluarganya. Tapi pria itu lebih dulu ditarik oleh dua anak kecil yang sepertinya adalah keponakan dari pria itu.
Chenle berkumpul dengan keluarganya. Ini juga pertama kalinya dia melihat pria itu tersenyum dengann normal tanpa ada unsur yang menyebalkan.
"Enak sekali hidupnya," gumam Y/n yang tanpa di sadari wanita itu sendiri ketika melihat sosok Chenle bersama keluarganya.
Hidup dengan sokongan harta, pertemanan yang baik, bahkan percintaan yang berjalan mulus semau pria itu.
Curang sekali...
Padahal selama ini Y/n membenci pria itu karena mengusik satu-satunya hal yang Y/n miliki. Keluarganya yang masih tersisa.
"Nara."
Dia masih melamun, tidak sadar ada seseorang yang tengah memanggilnya dengan nama identitas yang dia gunakan saat ini.
"Nara."
Panggilan ulang dan tepukan di bahu baru menyadarkannya. Y/n menoleh, dia mendapati ayah Chenle berada di sampingnya.
Spontan Y/n menundukkan sedikit tubuhnya sebagai bentuk hormat. "Ah iya."
"Aku tidak menyangka anakku mengajakmu ke sini," ujar pria paruh baya itu, "padahal biasanya setiap tahun dia hanya datang sendiri."
Y/n hanya menanggapinya dengan menyulum senyum tipis.
"Apa kau punya hubungan dengan anakku?"
Wajah pria itu sama sekali tidak menunjukkan rasa keberatan sama sekali. Sepertinya tidak peduli jika anaknya memilih pasangan yang entah berasal dari keluarga manapun, meski mungkin tidak setara dengannya.
Y/n menggeleng kuat. "Tidak, sajang-nim. Hubungan kami hanya sebatas sekretaris dan atasan saja."
Sepertinya Y/n lupa dengan perjanjian antara dirinya dan Chenle.
Sialanya, pria itu mendengar obrolan antara sekretarisnya dengan ayahnya. Tangan pria itu yang berada di kantung celana, sengaja menekal tombol yan seharusnya tidak ditekan pada saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Mask » Chenle X You✔
FanficObsession Series Book 5 WARNING! Rating 22+ Mature Content 🔞Not Children *** "Lim Y/n, jika saja dari awal aku tau penampilan mu seperti ini. Dan tidak menyamar sebagai Lim Nara, kembaranmu. Pasti aku akan memperlakukan mu dengan baik saat di kanto...