"Yohan ada di Veliky Novgorod."
Gerakan tangan Chenle yang tengah menandatangani dokumen terhenti begitu mendengar nama kota yang juga berada di Rusia itu.
Itu kota di mana terdapat perusahaan cabang milik Hyunjin yang belum lama di buka. Chenle sudah waspada ingin memboyong keluarganya keluar dari Negara ini untuk menghindari Hyunjin. Tak dia sangka anaknya itu malah datang ke kota tersebut.
Ada yang tidak beres. Sepertinya anaknya itu sudah tahu mengenai masa lalu kedua orangtuanya.
"Apa Yohan datang ke perusahaan Hyunjin yang ada di sana?"
"Iya, tuan."
Chenle langsung menutup dokumen tersebut, dia beranjak dari kursinya. "Istriku bagaimana? Dia masih di rumah 'kan?"
Asisten pribadinya itu mengangguk. "Nyonya masih di rumah, tuan."
"Siapkan mobil, aku akan pulang sekarang. Dan urus paspor untukku dan keluargaku, dalam waktu dekat aku ingin pergi ke Austria. Siapakan juga rumah di sana."
"Baik, tuan."
Dibandingkan rasa marah pada putranya, Chenle lebih takut jika keluarga kecil yang selama ini dijaganya sebaik mungkin diketahui oleh orang lain sehingga Chenle bisa saja kehilangan keluarga kecilnya, terutama Y/n.
20 tahun sudah dia menghabiskan hidup dengan wanita yang berstatus sebagai istrinya itu. Mana bisa dia kehilangan wanita itu.
Membayangkan tidak ada istrinya di sampingnya saja, dia tidak bisa. Apa lagi harus kehilangan.
Dia tidak bisa tidur di ranjang seorang diri, dia sering lupa sarapan jika tidak diingatkan, dia suka dibuatkan kopi ketika harus menyelesaikan pekerjaan di rumah, dia nyaman menghabiskan hari libur di rumah seharian asalkan itu bersama istrinya.
Terserah, mau semuanya menghilangpun dia tidak peduli. Cukup Y/n ada di sampingnya, itu tidak akan menjadi masalah baginya.
"Y/n."
Sampai di rumah, dia langsung berlari memanggil nama istrinya.
Y/n yang duduk di sofa segera beranjak, menghampiri Chenle. "Kenapa kau-"
Y/n langsung terdiam karena Chenle yang memeluknya tiba-tiba. Dapat dia rasakan jantung pria itu yang berdebar cepat kala memeluknya. Dia menepuk pelan pundak Chenle, mencoba menenangkan suaminya.
"Syukurlah kau masih ada," bisik Chenle tepat di telinga Y/n, "syukurlah aku masih bisa memelukmu."
"Kau bicara seolah kau akan kehilanganku."
Chenle melepaskan pelukannya, dia menatap dalam kedua mata istrinya. Melihat gambaran dirinya sendiri pada pupil mata wanita dihadapannya ini. "Tidak. Aku tidak akan kehilanganmu. Aku tidak akan mau kehilangan mu. Sampai matipun kau tetap akan jadi istriku, Y/n."
Y/n mengangguk. "Iya, kau tidak akan pernah kehilanganku dan aku akan tetap jadi istrimu."
Y/n mengusap sisi wajah suaminya, berusaha meyakinkan suaminya dengan kebenaran akan ucapannya.
"Aku akan buatkan teh hangat, mungkin kau bisa sedikit lebih tenang."
"Tidak," tolak Chenle, "tetap bersamaku saja. Aku hanya cukup melihatmu agar bisa tetap tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Mask » Chenle X You✔
FanficObsession Series Book 5 WARNING! Rating 22+ Mature Content 🔞Not Children *** "Lim Y/n, jika saja dari awal aku tau penampilan mu seperti ini. Dan tidak menyamar sebagai Lim Nara, kembaranmu. Pasti aku akan memperlakukan mu dengan baik saat di kanto...