Eps.27🐬

422 47 7
                                    

                "Semuanya sudah beres," gumam Y/n setelah selesai menutup koper berisi baju yang akan dibawanya meninggalkan Korea.

Y/n melihat ponselnya, ada pesan masuk dari ayah angkatnya. Yang berkata bulan depan akan tiba di Korea untuk datang ke pernikahannya nanti.

Tidak ada yang tahu rencananya ini selain Hyunjin memang. Termasuk ayah angkatnya.

Mungkin ayahnya akan kecewa, begitu juga temannya yang lain atau mungkin orang-orang yang mengenalnya.

Tapi ini pilihannya.

Y/n tidak pernah menyesali apa pun yang menjadi pilihannya. Termasuk benar-benar akan meninggalkan kehidupannya di sini dan memulai hidupnya di negeri asing yang akan dia tinggali, mungkin seumur hidupnya.

Y/n duduk di pinggir sofa. Menatap bayangan dirinya di cermin.

Dia diam. Tanpa ekspresi seakan tidak terjadi apa pun walau hatinya bergemuruh berisik.

Kehidupannya yang nyaris sempurna yang akan dia tukarkan untuk pembalasan. Apa sepadan dengan ambisi balas dendam mewakilkan Nara?

Tok! Tok! Tok!

"Buka saja, tidak kukunci."

Salah satu pekerja rumah membuka pintu kamarnya, memberitahu Chenle sudah menunggu di ruang tamu.

"Sampaikan pada Chenle. Aku akan keluar kamar sebentar lagi."

Pekerja rumah itu mengangguk sebelum menutup pintu kamar Y/n kembali.

Wanita mengambil tas jinjingnya untuk menaruh ponsel. Dia menyemprotkan parfum pada tubuhnya sebelum keluar dari kamar.

Hari ini mereka akan melakukan pemotretan di mana rencananya foto tersebut akan mereka tambahkan sebagai dekorasi di tempat pernikahan nanti.

"Aku kira aku akan menunggumu lama," ujar Chenle saat melihat Y/n menghampirinya.

"Aku sudah siap-siap sejak tadi."

"Kau segitu tidak sabarnya ingin bertemu denganku ya," goda Chenle, "padahal sebentar lagi kita juga akan tinggal serumah."

Y/n pun menanggapinya dengan raut wajah datar. Seperti biasa. "Anggap saja begitu supaya kau senang."

Chenle merangkul pinggang Y/n. Mengikuti langkah wanita itu menuju ke mobilnya yang terparki di bagasi.

"Kau dingin sekali sih," Chenle mengerucutkan bibirnya, "padahal kita akan menikah. Aku akan jadi suamimu sebentar lagi, masa kau mau terus bersikap dingin ke suamimu."

"Kalau aku bersikap manis padamu. Kau jadi salah tingkah sendiri nantinya."

"Tidak akan," balas Chenle, "aku juga bisa bersikap biasa saja kalau kau bersikap manis padaku. Kau tidak pernah seperti itu sih, jadi tidak tahu."

Chenle membukakan pintu untuk Y/n. Mempersilahkan wanita itu masuk lebih dulu.

Begitu masuk ke mobil. Pria itu segera membantu Y/n memasangkan seat beltnya.

"Kita langsung ke tempat pemotretan?" tanya Y/n.

Chenle mengangguk. "Memangnya ada tempat yang mau kau tuju lagi?"

"Baju yang akan kita gunakan untuk pemotretan nanti. Bolehkah jika aku ingin memakai gaun pernikahan kita?"

Chenle mengernyit bingung. "Tidak apa-apa, sih. Tapi bukankah jadi tidak special lagi karena kau memakainya sebelum hari pernikahan kita?"

Behind The Mask » Chenle X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang