Eps.37🐬

693 63 28
                                    

                Y/n mengusap wajahnya yang masih mengantuk. Tak sengaja menepuk sisi ranjang sampingnya yang ternyata kosong. Tak biasanya.

Y/n menengok jam dinding yang ada di kamarnya, pukul setengah 12 malam, tidak mungkin pria yang sudah menjadi suaminya itu belum pulang ke rumah. Tapi Y/n memilih tidak memusingkan hal itu.

Karena rasa haus yang mencekik tenggorokan. Y/n beranjak dari ranjang untuk keluar kamar menuju dapur, dia ingin minuman yang manis dan dingin sementara lemari pendingin di kamarnya hanya berisi air putih dan beberapa buah.

Rumah ini sepi, para pekerja rumah menempati rumah yang berbeda dengan rumah yang dirinya dan Chenle tempati, sehingga di malam hari hanya ada dirinya dan Chenle saja.

Karenanya Y/n bingung saat kakinya melangkah ke dapur dia mendapati satu kotak yang sepertinya berisi cake yang tergeletak di atas meja dapur. Tak mungkin pekerja rumah lalai menaruh makanan ini sembarangan.

Y/n membukanya karena penasaran.

"Oh? Hari ini atau besok ulangtahunnya?" gumam Y/n ketika di cake tersebut terdapat tulisan ucapan selamat ulangtahun untuk Chenle.

Y/n menoleh ke lantai dua, ke salah satu ruangan yang digunakan Chenle sebagai ruangan kerjanya di rumah ini. Jika tidak ada orang, pria itu selalu mematikan lampunya, namun saat ini lampu tersebut menyala, menandakan ada keberadaan pria itu di sana.

Y/n mengambil baki, piring dan juga wine, mengeluarkan cake tersebut dari kotaknya dan menaruhnya pada piring yang berada di baki.

Dia membawa baki tersebut ke ruangan Chenle. Berhenti sesaat di depan pintu tersebut karena ragu untuk masuk ke sana.

Di saat Y/n mengurungkan niatnya untuk menemui Chenle dan bermaksud menaruh baki tersebut di depan ruangan dan dia akan meninggalkan catatan kecil di sana. Pintu ruangan itu terbuka.

Chenle masih menggunakan kemeja kerjanya, dengan lengan baju yang digulung sesiku dan celana hitam panjang. Sepertinya saat kembali ke rumah Chenle langsung melanjutkan pekerjaannya tanpa membersihkan diri dulu. Wajah pria itu tampak lelah, Y/n mengerti karena banyaknya pekerjaan yang ditanggung akibat perpindahan perusahaan pusat.

Begitu pandangan mereka beradu, Chenle tersenyum lebar. "Aku kira kau memilih untuk tidak akan peduli setelah melihat cake itu."

Y/n mengabaikan kalimat itu dengan bertanya, "ulangtahun mu hari ini atau besok?"

"Hari ini." Pria itu melirik sekilas jam tangannya, "30 menit lagi ulangtahunku berakhir. Tadinya aku berniat merayakannya sendiri setelah pekerjaanku beres, diluar ekspetasi sekali kau ada di sini menemaniku. Padahal tiap aku berbicara padamu, kau hampir tidak pernah menanggapinya."

Chenle mengambil baki yang ada di tangan Y/n, dia menaruh baki merah itu atas mejanya sebelum menggenggam tangan Y/n memasuki ruangannya.

Dia mengambil bangku miliknya untuk Y/n duduki sementara dia menempati kursi lain.

Seperti biasa. Y/n hanya bicara sekata dua kata dan Chenle yang lebih banyak bicara.

"Biasanya aku merayakan ulangtahunku bersama keluarga besarku." Chenle mengeluarkan korek dan lilin dari saku celananya, dia benar-benar menyiapkan ini secara mandiri.

"Tentu saja. Kau 'kan anak dan cucu kesayangan," balas Y/n dingin.

Chenle yang sudah terbiasa dengan sikap dingin dan omongan Y/n yang pedas, tidak menanggapi itu dengan serius atau berbalik marah pada istrinya.

Behind The Mask » Chenle X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang