DI BANTU 8

1.3K 52 4
                                    

"Brengsek lo sha, lo udah berani bawa freya keluar dari sini" Ucapnya.

"Lo ngapa ndah" Atin yang menepuk bahu indah.
"BANGSAT" Indah yang kaget.

"Maaf udah bikin lo kaget" Ucap atin.

"Lo lagi liatin apa sih" Ucap atin.

"Tuh liat sendiri pake mata lo sendiri" Jawab indah.

"Lah si freya mau dibawa kemana sama si Marsha" Atin.

"Ya mana gw tau anjing, makanya gw liatin bangsat" Ucap indah dengan kesal.

"Lo gak usah ngegas lah" Jawab atin.

"Gw masih kesal sama lo bego" Indah.

Mereka masih melihat Marsha yang membawa freya pergi.

"Kak mau bawa aku kemana kak" Tanya freya kepada Marsha.

"Mau bawa lo ke rumah sakit" Jawab Marsha.

"Udah diam aja" Ucap Marsha.

"I-iya kak" Freya.

Sesampainya mereka.

"Dokter bantu saya".

"Iya sebentar, suster bawa pasien ini ke ruang kesehatan" Ucap dokter.

"Iya dok" Jawab suster.

Freya pun di bawa ke ruang kesehatan oleh suster.

Ia pun di baringkan di brank, ia pun di pasangkan infus oleh suster tersebut.

"Maafkan atas perlakuan gw ke lo tadi, udah nendang perut lo" Ucap Marsha.

"I-iya kak aku maafin kok"ucap freya.

Baru kali ini dia di bully oleh kakelnya sendiri, bahkan sudah main tangan dan kasar kepadanya. Dimana akal mereka itu sampai freya di hajar habis-habisan oleh mereka. Dimana hati nurani
mereka sampai-sampai ingin menyakitinya.

Entah apa yang sudah merasuki mereka sampai-sampai ingin membunuhnya.

*****************

Marsha Merasa bersalah sudah melukai freya tadi bersama ashel. Ia tidak ada niatan ingin melukai freya tapi dia sudah terhasut oleh teman-temannya sendiri.

"Frey gw minta maaf sekali"ucap Marsha.

"Iya kak gpp lupain aja"ucap freya.

" Maaf tadi gw sudah terhasut sama omongan mereka"ucap marsha.

"Udah kak jangan di bahas lagi"ucapa freya.


Skip*****



Freya pun sudah sehat lagi dan ia kini sedang berada di rumahnya. Ia bingung ingin keluar atau tidak karena di rumah tidak ada siapapun kecuali bibi sumi.
Shani dan gevan sedang keluar ada urusan penting hanya mereka saja berdua.

"Bi" Ucap freya.

"Eh iya non ada apa"jawab bi sumi.

"Bibi bisa nemenin aku gak" Ucap freya.

"Bisa non, emang mau kemana non freya" Ucapnya.

"Mau keluar cari angin" Ucap freya.

"Biasanya non freya suka keluar sendiri, kok non freya mau di temenin" Ucap bibi sumi

"Lagi males sendiri bi" Ucap freya singkat.

"Owh yaudah ayo bibi temenin" Ucapnya.

Freya pun pergi keluar dengan bibi sumi karena kalo ia sendirian takut ada orang yang macam-macam dengan dirinya. Sama seperti pada waktu itu ketika di sekolah pun dirinya di hajar habis-habisan oleh kakelnya.

Mereka pun duduk di sebuah taman kota dan melihat kolam kecil.

Saat ia melamun entah mengapa Ia teringat kembali kejadian di toilet sekolah yang dimana dirinya di hajar habis-habisan oleh mereka.

"Non kenapa melamun" Ucap bibi sumi.

"Non freya" Ucap bi sumi sekali lagi.

"Eh kenapa bi" Ucap freya.

"Non melamun bukan" Bi sumi.

"E-enggak bi" Jawab freya.

"Jangan melamun nanti kesambet loh Non" Ucap bi sumi.

"Iyah bi" Freya.

Saat mereka tengah duduk, mereka melihat anak kecil yang menangis.

"Bi tunggu sebentar ya disini"ucap freya.

"Iya Non jangan lama-lama ya"ucap bi sumi.

Freya pun menghampiri anak kecil yang menangis itu.

"Dek kenapa nangis" Ucap freya.

"A-aku nangis karena kakak aku meninggal kak" Ucapnya.

DEGGG

hati freya terasa Berdenyak kencang ketika mendengar kalimat itu.

"Kakak aku meninggal karena penyakit Leukimia stadium 3 kak" Ucap anak itu.

"Dek itu udah kehendak Tuhan" Ucap freya.

"Dunia terlalu kejam dek kamu harus kuat" Ucap freya.

Freya terus menerus menghibur anak itu agar tidak menangis lagi.
Bi sumi sedari tadi menunggu freya di bangku taman.

"Bibi" Freya sambil melambaikan tangan.

"Non freya kemana aja kok lama Non"tanya bi sumi.

" Itu bi ada anak kecil nangis terus aku ajak main biar gak nangis lagi"jawab freya.

"Yaudah bi yuk kita pulang" Ucap freya.

Setelah merasa lega mereka pun pulang lagi ke rumahnya.

Freya sekarang kini menuju ke kamarnya ingin istirahat.

Ketika sudah berada di kasur freya selalu di hantui oleh pikiran nya yang kemana-mana. Freya menatap ke atas langit-langit kamarnya.
Tanpa sadar air matanya keluar dengan begitu cepat.
Ia pun terpaksa harus menyembunyikan sakitnya dari Shani dan gevan, ia takut nanti Shani dan gevan bersedih karena dirinya.

Freya pun tertidur dengan keadaan sedih.







Maaf authornya lagi banyak tugas sekolah🙏

Nanti kita lanjut lagi.
Next time.





                  

BULLY (18+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang