Kejadian semalam membuatnya ketakutan untuk bertemu orang lagi.
Freya sekarang sedang bersiap untuk pergi ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, freya segera berjalan menuju kelasnya. Karena hari yang masih terlihat gelap, membuatnya sedikit takut. Hanya ada beberapa murid yang datang ke sekolah pagi ini. Dan, ini adalah pertama kalinya freya datang ke sekolah sepagi ini.
Seiring berjalannya waktu, tanpa freya sadari hari sudah mulai menerang. Langit yang tadinya masih gelap, kini telah berbinar dengan bangga menampakkan dirinya. Suasana kelas yang tadinya sedikit gelap, kini sudah di tembus oleh cahaya matahari dan langit. Freya melepaskan kesibukannya, menopang dagu menunggu temannya datang, yaitu Eli.
Eli selalu membuat freya nyaman di dekatnya, namun berbeda dengan zee dan christy. Mereka sudah tidak berteman lagi dengan dirinya. Freya masih teringat apa yang mereka lakukan pada dirinya saat itu. Jika di ingat-ingat jelas membuat dirinya takut.
"Freyaaa, tumben awal banget?" Ujar Eli sembari meletakkan tasnya.
"Eh itu liat fiony pindah tau ke kelas kita"ucap Eli yang mendengar informasi dari siswa-siswi lain.
"Yang benar Eli".
"Benar, seriusan frey".
Entah kenapa hati berdegup kencang setelah mendengar informasi dari Eli, bahwa fiony akan pindah kelas ke kelas freya yang saat ini sedang di tempati.
"Woy frey lo ngelamun?" Eli meneput pundak freya.
"Eh, enggak kok" Jawabnya.
"Terus kenapa ngelamun? " Tanya Eli lagi.
"Nggak apa apa, senang aja fiony pindah ke kelas kita" Balas freya, sedikit tersenyum. Eli hanya mengangguk paham. Walau di dalam hatinya ia tahu freya sedang menyembunyikan sesuatu.
Di sisi lain fiony sedang berjalan santai menuju ke ruangan kelas yang di tempati oleh freya, namun fiony melihat dari arah depan sudah banyak orang yang melihat dirinya saat ini.
Ia merasa aneh kenapa orang-orang melihat dirinya. Namun di depan banyaknya orang, ada yang memanggil dirinya.
"Woy fiony!! ".
Fiony menoleh dari mana asal suaranya, namun tiba-tiba ada orang yang menarik tangannya.
"Aww".
"Maaf, lo sakit".
"Lo Eli? ".
"Iya ini gw, ayo ikut gw ke kelas".
"Oke".
Mereka berdua pergi ke kelas.
Sesampainya di kelas fiony melihat freya lagi."Freyaa".
"Fiony!".
Mereka saling berpelukan, Eli yang melihat itu merasa dirinya menjadi nyamuk.
"Masih lama pelukannya?"sindir Eli yang membuat mereka tidak berpelukan lagi.
"Hehehe" Freya terkekeh.
"Tawa lagi lo, dah lah males mau ke kantin dulu bay".
"Iya sono, biar gak jadi nyamuk lagi".
Freya melihat fiony kembali, namun freya sontak terkejut karena jarah wajah mereka terlalu dekat.
Mereka memandang satu sama lain.Fiony dengan tiba-tiba mengecup bibir freya, sehingga membuat freya sontak terkejut.
"Aku sayang sama kamu frey".
Fiony dengan sedikit mendorong freya ke belakang meja belajar.
"Fiony kamu mau ngapain".
"Aku pengen kamu freya" Fiony memajukan wajahnya sedikit ke wajah freya.
"Jangan sekarang, nanti aja".
Fiony mengangguk paham maksud dari freya.
Fiony mengamati wajah freya yang masih terlihat cantik. Fiony berbisik di telinga freya. "Nanti ke rumahku ya" Bisik fiony.
"Fiony, aku gak bisa" Balas freya.
"Harus bisa sayang".
Freya mengangguk pada fiony, " I-iya".
.
.
.
.Setelah selesai sekolah freya pergi kerumah fiony. Sesampainya di rumah fiony, freya meletakkan tubuhnya di atas sofa dengan pelan, ia melepaskan sepatu yang freya kenakan.
"Istirahat dulu".
Freya menahan tangan fiony yang hendak pergi ke dapur. " Fiony di sini aja temani aku".
Fiony terkekeh mendengar itu, "kamu mau apa frey, biar aku buatin".
"Gak usah fiony, aku mau dekat kamu terus".
Fiony menurut, ia duduk disebelah freya, membuat freya yang berbaring segera memeluk pinggang fiony.
"Fio, kenapa tiba-tiba aku lemas banget, ya? ".
"Kamu terlalu capek sayang"ucap fiony dengan mengusap pipi freya.
"Aku cium kamu lagi boleh gak?".
"Boleh".
Fiony dengan segera mengecup dan mencium bibir freya dengan perlahan, karena freya sedang merasa badannya lemas.
"Eugh... ".
"Enak gak sayang?".
Freya mengangguk iya, " Enak".
Fiony melanjutkan ciumannya dengan freya.
"Ughhh.. P-pelan-pelan" Lirih freya.
Tangan fiony meraba tubuh freya dengan pelan dan lembut, freya merasa geli namun ia menahannya agar tetap bisa dekat dengan fiony.
"Akhhh... Geli fio" Freya sontak mendesah karena tak tahan, sehingga membuat fiony mendengar desahan tersebut pun berhenti sejenak.
"Mau di kamar? Ajak fiony kepada freya, Freya mengangguk lagi.
Fiony mengangkat tubuh freya dan memeluk dirinya.
Sesampainya di kamar mereka mmelakukannya lagi.
Mereka berdua langsung menghempaskan tubuhnya bersama.
Fiony bergegas naik ke tubu freya, dan membuka kancing bajunya.
Fiony kembali mengecup bibir freya dan melumatnya sembari membuka pakaian freya.
Kini fiony melihat jelas tubuh mungil freya.
•
•
•
•Bayangkan saja apa yang
Mereka lakukan.
See you, next time.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLY (18+)
Novela Juvenilseorang gadis yang selalu mendapat kekerasan dari kakak kelas dan teman-temannya, berujung terbunuh, tubuh terpisah. . . . ...